Sampah plastik merupakan salah satu jenis sampah yang memiliki dampak serius terhadap lingkungan. Sampah plastik jumlahnya cenderung meningkat dari waktu ke waktu karena pengunaannya yang cukup krusial dalam kehidupan sehari - hari namun nyatanya sampah plastik merupakan sampah yang sangat sulit terurai.
Sampah plastik juga berdampak serius terhadap lingkungan dan menjadi salah satu pencemar xenobiotik yang mengakibatkan senyawa pencemar terakumulasi di alam, yang artinya sampah plastik dapat masuk ke dalam tanah dan air dalam bentuk mikroplastik.
Tidak hanya sampahnya yang menjadi masalah, proses produksinya pun berdampak cukup besar terhadap lingkungan seperti menyumbang CO2 dan mengakibatkan terjadinya perubahan iklim. Belum termasuk pembebasan lahan dengan alih fungsi hutan.
Permasalahan sampah plastik tidak hanya menjadi perhatian masyarakat global tapi juga ruang lingkup kecil seperti sekolah. Sampah plastik di sekolah juga menjadi masalah yang menjadi perhatian penuh karena terkait kesehatan lingkungan sekolah.
Lantas bagaimana cara asyik menangani masalah sampah plastik di sekolah? Yuk baca selanjutnya solusi asyik menangani masalah sampah di sekolah.
Permasalahan Sampah Plastik di Sekolah
Klasik memang membicarakan masalah sampah di sekolah, karena meski sudah diterapkan program budaya minim sampah di sekolah, nyatanya sampah kembali menggunung di setiap sudut sekolah setelah beberapa bulan setelahnya. Setidaknya itulah yang saya lihat di sekolah anak saya.
Saya melihat, permasalahan sampah di sekolah ibarat lingkaran setan yang tak kunjung usai. Apa saja permasalahan sampah plastik di sekolah?
- Sampah plastik yang menumpuk di tempat sampah
- Sampah plastik yang berserakan di lingkungan sekolah
- Pengunaan kantong kresek yang berlebihan
- Sampah sedotan, kemasan jajajan dan botol air minum menumpuk tidak di daur ulang
- Masih ditemukan perilaku buang sampah sembarangan
Memahami Bahaya Sampah Terhadap Lingkungan dan Kesehatan Sekolah
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021, limbah plastik Indonesia mencapai 66 juta ton per tahun. Tidak hanya menjadi tumpukan, sampah plastik yang pada akhirnya terkubur dalam tanah ada kemungkinan menjadi mikroplastik yang bersatu dengan tanah dan air.
Dikutip dari situs ayosehat, Eka Chlara Budiarti (Peneliti Plastik Sachet ECOTON) menyatakan bahwa dampak mikroplastik masuk ke dalam tubuh manusia adalah dapat terendap di saluran pernapasan, saluran pencernaan dan di organ lain. Endapan mikroplastik dalam tubuh merupakan endapan benda asing yang tidak dapat dicerna atau diserap oleh tubuh dan menyebabkan iritasi.
Lantas, apa dampak sampah plastik di sekolah? Berikut dampaknya :
- Selain berkontribusi terhadap bertambahnya jumlah sampah plastik juga jumlah mikroplastik yang masuk ke dalam tanah dan air
- Sampah di sekolah dapat menimbulkan pencemaran yang merusak lingkungan sekolah sehingga sampah dapat menjadi sumber penularan penyakit
- Sampah yang menumpuk akan mengganggu estetika sekolah
- Sampah di sekolah dapat menyebabkan ketidaknyamanan selama berada di sekolah dan mengganggu proses belajar mengajar
Oleh sebab itu, tidak hanya orang dewasa saja, anak-anak juga harus memiliki kesadaran terkait permasalahan sampah terutama di sekolah.
Penyebab Masalah Sampah di Sekolah dan Solusinya
Berdasarkan hasil riset yang saya lakukan di sekolah anak saya, meski Kepala Sekolah selalu memberikan amanat JANGAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN dan BUANGLAH SAMPAH PADA TEMPATNYA kenyataannya saya masih melihat ada saja murid sekolah atau bahkan guru yang buang sampah begitu saja di teras, beranda bahkan ruangan belajar di sekolah. Padahal, tempat sampah disediakan cukup banyak di sekolah. Lantas apa saja penyebab terjadinya masalah sampah plastik di sekolah dan solusinya?
Penyebab Masalah Sampah Plastik di Sekolah :
- Rendahnya kesadaran terkait bahaya sampah
- Rendahnya literasi terkait sampah
- Kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan
Tiga penyebab masalah sampah di sekolah diatas sebetulnya memiliki keterkaitan satu sama lain. Rendahnya kesadaran bahaya sampah dikarenakan rendahnya literasi terkait sampah yang menyebabkan munculnya kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan.
Solusi asyik Menangani Masalah Sampah Plastik di Sekolah
Zero waste cities merupakan konsep kota bebas sampah yang kini dicanangkan dan diterapkan hampir di sleuruh kota di Indonesia. Konsep yang sama juga diharapkan dapat diterapakan di sekolah.
Berikut solusi asyik menangani masalah sampah plastik di sekolah agar zero waste cities juga terwujud di sekolah, yaitu :
1. Orang tua, Yuk Kerjasama dengan Pihak Sekolah
Yes! Mengandalkan program dan wejangan dari pihak sekolah saja tidak cukup untuk mengatasi masalah sampah plastik di sekolah. Orang tua murid juga harus turut serta dong bekerjasama dengan cara, memberikan edukasi mengenai sampah dan memberikan contoh kebiasaan baik yang peduli terhadap lingkungan, mengapa?
Karena orang tua merupakan contoh pertama dan terdekat anak dalam perihal perilaku dan kebiasaan hidup sehari - hari.
Bahkan menurut Rahayu dan Setiash, 2022 menyatakan bahwa orang tua memiliki peranan dalam mendidik, panutan bagi anak, memberi nasihat, serta mengingatkan anak untuk selalu menjaga kebersihan diri.
Orang tua memilliki 4 peran penting terkait literasi lingkungan dan membiasakan kebiasaan perilaku baik dalam pengelolaan sampah, yaitu :
- Orang tua sebagai Pendidik
- Orang tua sebagai motivator
- Orang tua sebagai contoh
- Orang tua sebagai fasilitator
Oleh sebab itu, sebagai orang tua yuk kita sama-sama memberikan literasi lingkungan kepada anak-anak kita dan mulai membiasakan diri kebiasaan baik terkait sampah dengan cara asyik seperti dibawah ini :
- Let’s go Kita Mulai Membiasakan diri mengurangi penggunaan plastik di rumah
Jika dirumah kita sebagai orang tua sudah membiasakan kebiasaan baik terkait penanganan sampah, maka hal ini akan berdampak terhadap kebiasaan baik yang sama di sekolah. Karena orang tua ibarat cermin bagi anak dan anak merupakan spons yang akan menyerap apa saja dari orang tua mereka terlebih kebiasaan baik.
Let’s go parents! Kita bisa mulai melakukan hal - hal berikut nih di rumah terkait penanganan masalah sampah plastik.
- Menyediakan tempat sampah organik dan anorganik
Dengan menyediakan sampah organik dan anorganik, kita akan lebih mudah dalam melakukan pemilahan sampah dimana sampah organik dapat didaur ulang menjadi kompos atau pupuk dan sampah plastik serta kertas atau kaleng dapat di daur ulang atau diserahkan langsung ke pengelolaan sampah anorganik.
- Please, stop gunakan wadah atau peralatan makan plastik berumur pendek ya!
Plastik memang sudah menjadi bagian dari kebutuhan hidup sehari - hari yang agak sulit dihindari penggunaannya terlebih di rumah. Namun kita dapat meminimalisir penggunaan plastik di rumah dengan cara tidak menggunakan dan menyediakan peralatan makan atau memasak berbahan plastik seperti menggunakan cukil berbahan kayu, tidak menyediakan sendok garpu berbahan plastik, menggunakan peralatan makan berbahan ramah lingkungan atau yang dapat di daur ulang.
Walaupun harus tersedia peralatan makan dan memasak berbahan plastik, gunakan peralatan yang berbahan plastik tahan lama sehingga awet dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Agak pricey memang, tapi jika bisa mengurangi penggunaan peralatan berbahan plastik yang mudah rusak sehingga harus repurchase, mengapa tidak?
- Beralih ke Peralatan dan kebutuhan Rumah yang Ramah Lingkungan
Gak susah kok nyari peralatan rumah tangga yang ramah lingkungan. Kita bisa scroll akun seller di sosial media yang menyediakan peralatan dan kebutuhan rumah berbahan ramah lingkungan.
Misalnya akun instagram ramahbumi.store yang menyediakan segala kebutuhan ramah lingkungan mulai dari kebutuhan mandi, alat makan, alat dan produk untuk mencuci pakaian dan peralatan makan/masak, tempat makan dan minum dan lainnya.
- Jajannya Mulai Pakai Wadah Sendiri yuk!
Misalnya jajan martabak, alangkah baiknya membawa misting atau box makan sendiri, jajan minuman membawa tumbler sendiri, belanja ke warung/minimarket atau jajan jajanan dalam jumlah banyak membawa shopping bag sendiri ( dan tentu saja wadah makanan juga).
Jajan membawa wadah makanan sendiri ( sumber jawapos) |
Dengan membawa wadah makanan, tumbler dan shopping bag sendiri maka penggunaan packaging baik kertas maupun plastik dapat dikurangi. Repot? Awalnya memang repot karena tidak terbiasa, tapi jika sudah menjadi kebiasaan tentu saja akan menjadi hal yang ringan dilakukan.
- Berkreasi dengan me-recycle dan re-use Sampah Plastik
Membiasakan diri dan keluarga melakukan recycle dan reuse seperti penggunaan botol bekas shampo yang bisa digunakan kembali untuk di isi ulang, menggunakan sampah kemasan minyak untuk dijadikan pot tanaman, botol bekas air mineral dijadikan pot tanaman atau keperluan reuse lainnya, dan lain sebagainya. Asyik bukan? Terlebih jika kita berkreasi bersama anak, saya yakin anak-anak akan happy dan makin dekat dengan kita.
- Ajak Anak Diskusi terkait sampah
Sebagai orang tua, kita dapat mengajak anak mengobrol ringan atau diskusi terkait masalah sampah dan isu-isu lingkungan lainnya. Dengan mengajak anak berdiskusi mengenai masalah lingkungan, anak akan memiliki pengetahuan sekaligus kesadaran mengenai sampah dan dampak buruknya terhadap lingkungan. Dimulai dari pemahaman, maka akan timbul kesadaran sehingga melahirkan tindakan aksi.
Mengajarkan anak membuang sampah pada tempatnya |
Kita bisa mengajak anak mengunjungi TPA agar anak dapat melihat sendiri betapa banyaknya sampah yang dihasilkan oleh kita dan menyebabkan pencemaran lingkungan. Selain mengunjungi TPA, kita juga dapat mengajak anak mengunjungi tempat pengelolaan sampah plastik dan kertas.
2. Pihak Sekolah, Bisa lakukan ini loh untuk mengatasi masalah sampah plastik di sekolah
Beberapa program asyik yang dapat dijalankan untuk mengurangi sampah di sekolah diantaranya adalah sebagai berikut :
- Yuk sediakan tempat sampah organik dan anorganik yang eye cathing sehingga menarin minat dan semangat murid membuang sampah pada tempatnya ssuai jenisnya, sepeti gambar dibawah ini. Lucu kaann?
Tempat sampah sekolah lucu (sumber pinterset) |
- Memberikan edukasi terkait sampah di sekolah melalui program yang konsisten . Program yang bersifat konsisten, dievaluasi dan diawasi. Mungkin pihak sekolah bisa membuat dewan sampah sekolah sebagai bidang sekolah yang mengelola permasalahan sampah di sekolah.
- Murid diwajibkan membawa lunch box dan botol minum sendiri untuk membeli jajanan makanan dan minuman yang tersedia di kantin sekolah. Awalnya mungkin para murid akan mengeluh, tapi jika para murid sudah terbiasa dengan kebiasaan baik ini di rumah, tidak akan berat kok. Di sinilah diperlukannya kerjasama sama pihak sekolah dan orang tua.
Murid sekolah jajan menggunakan wadah sendiri (sumber jawapos) |
- Secara berkala (jika perlu seminggu sekali) sekolah mengadakan seminar kesadaran lingkungan kepada murid sekolah dan guru beserta staf sekolah. Sekolah bisa mendatangkan narasumber dari pelaku yang concern terhadap daur ulang sampah plastik, petugas TPA atau komunitas yang peduli terhadap isu lingkungan. Pasti seru sih dan anak-anak pasti menyukainya. Karena terkadang anak-anak akan mudah terinspirasi jika bertemu dengan “pahlawan sampah” secara langsung.
- Pemanfaatan Sampah Plastik di Sekolah seperti membuat kerajinan dari sampah plastik atau untuk setiap proyek seni, sampah botol dijadikan pot tanaman, vas bunga, celengan atau tempat alat tulis dan sampah kemasan dijadikan placemat, karpet, tempat pensil, tas dan kerajinan lainnya. Kreasi yang unik bukan?
- Mengadakan Jum’at bersih dengan melibatkan murid sekolah, guru dan staff bekerja sama membersihkan sekolah, memilah sampah dan mendaur ulang. Kegiatan jumat bersih selain menjadikan sekolah bersih dan bebas sampah juga meningkatkan kedekatan antara murid dengan guru dan murid dengan murid, menumbuhkan sifat bekerjasama dan bergotong royong. Warga sekolah akan makin kompak deh!
- Sekolah menyediakan stasiun isi ulang air minum yang disediakan di ruang guru atau setiap ruangan kelas sehingga para murid, guru dan staf bisa mengisi ulang botol minum mereka dan mengurangi sampah botol air mineral.
- Membuat komunitas peduli lingkungan atau ekstrakulikuler pecinta lingkungan. Ini pasti seru sih, anak-anak dilibatkan secara langsung dalam menangani masalah sampah di lingkungan sekolah secara khusus.
- Sekolah menyediakan bank plastik dimana para murid dapat menukar sampah plastik yang mereka miliki dengan sejumlah uang atau peralatan menulis, Menarik bukan?
- Sekolah mewajibkan kepada kantin sekolah atau pedagang yang berjualan di lingkungan sekolah untuk tidak menyediakan kantong kresek, kemasan makanan atau minuman (plastik bening bungkus makanan/minuman) dan tidak menyediakan sedotan plastik. Dengan demikian para murid dengan terpaksa jajan dengan menggunakan peralatan makan dan minum sendiri bukan?
Pengelolaan dan penanggulangan sampah plastik di sekolah memang tidak mudah., Namun jika dilakukan secara konsisten dan adanya kerjasama antara pihak sekolah dan orang tua, permasalahan sampah plastik dapat teratasi.
Solusi asyik Menangani Masalah Sampah Plastik di Sekolah
Destinasi Study Tour Jangan Eduwisata saja!
Satu hal yang jadi concern juga bagi saya yaitu kegiatan study tour sekolah. Umumnya, kegiatan study tour seringkali dilakukan dengan mengunjungi tempat wisata yang memiliki nilai edukasi baik terkait proses produksi maupun pemasaran. Tapi ujung-ujungnya, study tour adalah piknik!
Study tour sekaligus piknik tidaklah salah, tapi ada baiknya jika kegiatan study tour sekali-kali diadakan dengan mengunjungi TPS, TPA, tempat pengelolaan sampah, tempat daur ulang sampah, komunitas penggerak peduli lingkungan atau mengunjungi Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya.
Dengan mengubah destinasi study tour selain lokasi eduwisata, mengunjungi tempat-tempat terkait pengelolaan sampah dapat memberikan manfaat selain memberikan edukasi tapi juga contoh nyata di lapangan dan pada akhirnya dapat membangkitkan kesadaran murid sekolah terhadap masalah sampah dan isu lingkungan lainnya.
Kesimpulan
Melibatkan dan mengajak serta para murid dalam mengatasi masalah sampah di lingkungan sekolah dengan cara gembira dan asyik, akan menumbuhkan kesadaran tersendiri dalam diri para murid terhadap masalah sampah.
Jangan lupa, untuk secara berkala pihak sekolah mengundang orang tua untuk mengadakan silaturahmi dan atau seminar terkait isu lingkungan di sekolah. Dengan mengajak kerjasama orang tua dalam memberikan edukasi dan kebiasaan baik dari rumah, anak-anak akan terbiasa dengan kebiasaan baik ini dan dilakukan juga di sekolah.
Mengapa saya sangat menekankan peran serta orang tua? Karena orang tua merupakan role model pertama dan terdekat dengan anak dalam berperilaku dan menyelesaikan masalah lingkungan terutama sampah dalam kehidupan sehari - hari. Pendidikan rumah rumah merupakan pondasi pendidikan anak di sekolah terlebih terkait bagaimana memiliki kebiasaan baik terkait pengelolaan sampah plastik.
Postingan ini diikutsertakan dalam eco literasi aksi melestarikan bumi, Challenge Eco 3Dop Ibuku Content Creator
informasinya lengkap sekali kak, di sekolah SMA anak saya juga mulai digalakan nih pengelolaan sampah yg lebih baik
BalasHapusKalo udah ngomongin sampah plastik ni agak serem juga ya, teh. Karena dampaknya juga gak maen². Konsistensi memilah sampah juga kudu dibiasakan plus cara² lain yg mengasyikan, supaya sekaligus kita bisa menekan penggunaan plastik.
BalasHapusMelihat sampah plastik menggunung ini memang serem banget sih..
BalasHapusAku juga dulu pas SD hobi banget jajan minuman yang dibungkus plastik di kantin pake sedotan kecil itu kan..
Tapi kini, edukasi dan kebiasaan baik bisa dimulai dari rumah, sehingga anak-anak meskipun jajan tetap membawa tumblr atau wadah makanan minuman sendiri.
Minim, anak-anak jadi belajar bahwa plastik itu baik kalau hanya keadaan darurat. Selagi bisa dilakukan diet plastik, maka lakukan dengan cara menjadikannya kebiasaan baik sehari-hari.
Sampah plastik itu memang paling sulit diurai, dan menurutku juga agak susah diolah untuk keberlanjutan. Paling sesuai memang kita tuh harus re-think sebelum membeli atau melakukan sesuatu agar tidak menghasilkan sampah plastik
BalasHapusKalau dirunut bisa dikatakan dari rumah lebih dulu ya perihal menangani sampah ini. Jadi misalnya orangtua mencontohkan kepada anaknya. Sehingga saat si anak bersekolah, nah pihak sekolah misalnya guru mencontohkan juga. Jadinya semua berperan agar si anak makin paham meminimalisir sampah
BalasHapusKalau di sekolah anakku udah mulai kumpulin sampah liquid sih kak, minyak jelantah itu bisa dikumpulin di sekolah. naah nanti yang udah dapat 2 liter dikasih masuk tabungan 10ribu lhooo, lumayan, anak jg belajar untuk mengolah sampah
BalasHapusJarang bgt nih ada sekolah yg mau memisahkan sampah organik dan organik. Selalu aja disatuin. Mknya yg repot jg tukang sapunya.
BalasHapusEmg pendidikan kebersihan scr dini hrs ditanamkan. Terutama soal cara daur ulang sampah plastik krn sampah ini ga bs hancur di tanah dlm wkt singkat.
Edukasi spt ini nih yg hrs digalakkan agar bumi kita ttp lestari ya.
Diriku masih PR nih soal sampah plastik, belum maksimal dlm mengurangi sampah plastik, terutama jg soal mendidik anak untuk buang sampah pada tempatnya.
BalasHapussepakat sih banyak pihak yang harus dilibatkan untuk menyelesaikan sampah plastik di sekolah, termasuk juga anak-anaknya sendiri, orangtua, jajaran sekolah termasuk kantin, bahkan juga penjual-penjual yang ada di sekitar sekolah patut diedukasi agar paham mengenai permasalah sekolah ini
BalasHapusMasalah sampah plastik bukannya tambah berkurang malah makin berat ya sekarang. Memang... untuk memulai suatu kebiasaan harus berawal dari rumah dahulu dengan mengedukasi keluarga kita tentang pentingnya menjaga lingkungan.
BalasHapusKalau di sekolah anakku soal sampah plastik hampir tidak ada karena semua murid enggak boleh bawa makanan dan minuman yang berkemasan. Namun, setiap Jumat akan ada program Eco School di mana tiap siswa ngumpulin sampah, mulai plastik hingga minyak jelantah untuk diilah jadi produk lain dan dimanfaatkan di sekolah.
BalasHapusSepakat, semuanya berawal dari rumah, karena ibu adalah changemaker.
BalasHapusBanyak ide yang bisa diaplikasikan untuk mengurangi sampah plastik ya, mulai bertahap dan konsisten melakukannya akan berdampak besar mengurangi sampah plastik
wah keren nih lengkap banget kak.. memang semua berawal dari rumah ya, tetap kita harus kerjasama dengan baik sama anak-anak nih yang udah bisa ngikutin kebiasaan kita sejak dini
BalasHapus