Artjoka punya kategori baru, yaitu kategori CERITA HARI INI yang merupakan artikel jurnal harian (setiap hari nulis gitu, kalau sempet dan mood ).
Kategori CERITA HARI INI semacam ngembaliin ruh nya artjoka ke awal tujuan artjoka dibuat, yaitu art journal by eka. Mengapa? Karena setelah ngeblog dari tahun 2012 dan mulai aktif tahun 2018, art journal ini malah gak ada! Wkwkwkwk. Gimana ceritanya kan ya ya? hahaha
Selain itu, terkadang ada saja cerita dari kejadian sehari-hari yang lucu, gemas, sedih hingga membuat bahagia yang layak di abadikan lewat tulisan dan bisa dikenang dimasa sulit untuk membangkitkan gairah dan rasa syukur.
The most important, selalu ada insight dari cerita hari ini yang bisa di ambil hikmahnya.
Anyway, tidak seperti cerita kemarin yang mendadak olahraga gara-gara bumbu Racik Indofood gulai ayam, hari ini aku beneran olahraga. Keren kan? hahahaha. Emang udah diniatin sih dari kemarin bahkan udah diniatin beberapa hari kebelakang.
Menyadari bahwa rutinitasku begitu membosankan dan berpusat pada kegiatan dirumah saja, kupikir aku butuh suasana baru yang memungkinkan aku bisa keluar rumah. Senam SKJ 94 melalui video di tablet dan lari kecil di Tanrise - Tritan Point, Bandung Timur adalah solusinya.
Namun karena kesibukan domestik, rencana tersebut baru terwujud hari ini. Akhirnya aku bisa berburu endorfin di luar rumah dengan olahraga bersama paksuami dan mendapat stok endorfin yang melimpah bahkan overload.
Saking overloadnya, hal ini berujung pada aku yang baperan di penghujung hari sehabis maraton nonton Twinkling Watermelon setelah selesai membereskan rumah yang berantakan usai membuat kue kacang jadul pukul 12 tengah malam!
Kok bisa sih overload endorfin berujung baperan? Wait, aku jawab di akhir cerita ya. Sekarang aku mau cerita detail cerita hari ini yang diawali dengan…..
Kesibukan Pagi Hari yang Seperti Biasa
Berbeda dengan cerita hari kemarin dimana si bungsu bangun sendiri dan kakak pun demikian. Hari ini energiku terkuras habis dan badmood karena harus bujuk rayu kedua anakku demi bisa bangun dan bersiap sekolah agar tidak kesiangan.
Si bungsu yang sulit bangun sambil merengek,” Masih ngantuk maahhh….ahhh mamah maaahhhh! “ dan kakak yang juga ikutan rudet masih ngantuk terpaksa aku biarkan 15 menit tidur lebih lama sebelum akhirnya aku bangunkan.
Usai membeli sarapan nasi kuning di Ceu Mimin seharga Rp 6000 saja dengan isian hanya telur dadar dan dua bungkus kerupuk, aku bergegas membangunkan kakak dan menggendong si bungsu.
Tepat pukul 7 pagi kakak berangkat sekolah (karena jarak rumah-sekolah hanya sekitar 50 meter, dengan santainya dia berangkat sekolah tepat di jam masuk) dan si bungsu berhasil bangun dan langsung menyantap sarapan favoritnya.
Sementara aku memanaskan air mandi, aku pun bergegas mandi setelah usai membereskan rumah, menyapu, mengepel dan menyiram tanaman dalam waktu 30 menit saja. Pukul 07.30 wib aku mengantar si bungsu sekolah TK dan langsung pulang.
Berburu Endorfin
Setelah mengantar is bungsu sekolah, aku mengobrol sebentar dengan paksuami yang nampak sedang asoy rebahan sambil melanjutkan menonton The Continental: From the World of John Wick (2023). Sementara aku tetap pada rencanaku untuk olahraga di luar rumah.
Sebetulnya ada alasan lain mengapa aku ingin olahraga di luar rumah, selain mencari kegiatan diluar rumah aku ingin membuatku tubuhku lebih segar dan bugar mengingat beberapa bulan ini aku sering mengalami kram kaki, pinggang, punggung, bahu dan leher.
Aku juga kerap mudah merasa ngantuk dan tentu saja aku ingin menurunkan kalori demi bisa mendapatkan berat badan yang aku inginkan.
Aku sudah mulai mengurangi porsi nasi di setiap jam makan dimana yang awalnya aku selalu memasukan 2-3 centong nasi, sekarang aku hanya mengambil 1 centong nasi saja.Kupikir, mengapa tidak dibarengi dengan olahraga?
Semoga masalah badan yang udah mulai gak enak karena faktor usia dan serba tidak nyaman ini bisa teratasi dalam waktu 1-3 bulan ke depan. Dengan pola yang konsisten tentunya, yaitu mengurangi porsi nasi, menghindari makan malam dan olahraga minimal 3 hari sekali.
Tapi aku tidak berambisi melakukan diet seperti sebelumnya. Diet ketat yang sampai hitung kebutuhan kalori dan membatasi asupan lemak. Aku gak diet lemak, gak juga menghindari makanan enak yang berlemak dan kalori tinggi. Terlalu berat bagiku. Minimal aku bisa mengurangi porsi makan dan olahraga saja dulu, aku yakin BB bisa turun secara perlahan dan aku bisa mengenakan jaket serta celana jeans favoritku lagi, wkwkwkwk.
Lantas aku ajak saja paksuami untuk menemaniku olahraga di Tanrise - Tritan Point' dan yes! Dia mau! Asyik. Aku segera mengenakan training favorite, kaos Maternal milik paksuami dan outer cardigan rajut favorite serta sepatu kets andalan. Aku Pun bergegas menyiapkan tablet, earphone, air minum dan dompet.
Sesampainya di Tanrise, aku sudah bisa merasakan endorfin mulai merasuki tubuhnya bahkan sebelum senam SKJ dimulai. Aku bahagia bisa olahraga dan senam di luar rumah bersama paksuami.
Setelah 15 menit senam SKJ 94 sembari melihat panduan videonya di tablet, aku lari-lari kecil sambil mendengarkan lagu favorite untuk senam. Playlist? ofkors Kpop semua dong! Hahahaha. Ya kali olahraga dengerin postrock terlebih Explosions In The sky, yang ada pengennya rebahan terus tidur! wkwkwkwk
Finally, aku bisa merasakan endorfin menjalar dan menyebar ke seluruh tubuhku, di setiap urat nadi dan aliran darahku. Mengapa tidak? Senam dan lari kecil di Tanrise menyenangkan memang. Udara bebas polusi, senam dan lari dibawah deretan pohon trembesi yang rimbun serta hembusan angin segar. View langit biru dan awan putih menjadi background yang menambah indah seluruh jangkauan pandanganku.
Lari pagi di Tanrise-Tritan Point Bandung
Berburu endorfin |
Lari pagi di Tanrise - Tritan Point Bandung |
Tanrise - Tritan Point Bandung |
Paksuami pun ikutan jalan kaki lalu lari kecil selama 30 menit. Tepat pukul 09.15 wib kami pulang dan melipir ke toko kue untuk membeli bahan-bahan membuat kue kacang jadul.
Membuat Kue Kacang Jadul
Seperti kemarin yang gak auto memasak pulang dari beli sarapan dan bumbu, hari ini juga sama aku gak langsung bikin kue kacang jadul. Karena lelah sehabis olahraga yang cuman 30 menit, setelah sarapan aku menonton drakor terus malah ketiduran! wkwkwk.
Lepas dzuhur aku bangun lalu menyiapkan makan siang anak-anak dan menyiapkan peralatan serta bahan-bahan membuat kue. Tepat pukul 15.30 WIB aku mulai membuat kue kacang jadul.
Bahan-bahan membuat kue kacang jadul |
Mixer Miyako, hadiah pernikahan dari sahabat "honeykiew" . Baru sekarang dipakai loh setelah 12 tahun gak dipake 😂 |
Cooking class with mama, anak-anak ikut "riweuh" bantuin mamah bikin kue kacang jadul |
Menyenangkan sih karena ini kali pertama aku membuat kue kering. Beneran pertama ya, karena sebelumnya yang sering aku buat kue bolu dan brownies. Kalaupun membuat, aku hanya membantu ibuku nge-mixer atau mencetak kue kering saja.
Membuat adonan kue kacang jadul ini terbilang mudah ya, hanya aduk - aduk semua bahan sampai tercampur lalu di uleni terus cetak. Yang sulit adalah, bahan yang aku gunakan untuk 1 kg jadi buanyaaak banget. Akhirnya aku menggunakan mixer untuk menggiling dan menyatukan semua bahan kue. Sayangnya, si mixer tuh kecil sementara bahan adonan banyak banget. Akhirnya si mixer rusak! Haduuuhhh gusti, wkwkwkwk.
Jadi si mesin mixernya jalan cuman dia gak muter pengaduknya. Bete kan? Akhirnya ya di uleni secara manual.
Membuat kue, memanggang dan membereskan dapur yang kotor baru selesai pukul 12 malam! Lama banget ya? Iyalah, itu adonan kue jadinya sembilan loyang dong! Sementara aku hanya bisa memasukan 2 loyang per 30 menit, jadi butuhkan waktu sekitar 3 jam hingga selesai memanggang semua kue kacang jadul. Lama bener kan? wkwkwkwk.
Gak Bisa Tidur Kalau Rumah Berantakan
Aku paling gak bisa tidur dalam situasi rumah berantakan sama dengan suamiku juga begitu. Jadi, karena stok endorfin-ku melimpah bahkan overload, malam itu aku bener-bener beres - beres rumah yang berantakan, menyapu dan mengepel. Sementara cuci piring yaaa besok lagi. Gila aja cuci piring tengah malam, masuk angin bro! wkwkwkwk.
Selesai membuat kue dan beres-beres rumah, aku gak langsung tidur. Ngantuk udah lewat dan badan udah letih minta ampun. Saatnya istirahat sambil rebahan ditemani drakor Twinkling Watermelon (2023) Episode 6.
Twinkling Watermelon (2023) Episode 6 yang Menguras Air Mata, Sedih apa Lelah Buuu?
Twinkling Watermelon (2023) Episode 6 ceritain tentang masa lalu Cheong Ah (ibunya Eun Gyeol) dari masa kecil hingga SMA. Ceritanya sedih sampai gak nyadar aku ikutan nangis. Diceritain Cheong Ah emang udah menyandang disabilitas pendengaran dan bicara. Waktu kecil, Cheong Ah selalu disemangati dan dibimbing ibunya yang penyabar.
Namun karena perceraian, ibunya terpaksa meninggalkan Cheong Ah dan Cheong Ah belajar bersama tutor yang super galak dan hobi mengunci Cheong Ah di gudang setiap Cheong mengamuk atau tidak bisa belajar. Sang tutor akhirnya menjadi ibu tiri Cheong Ah dan sepanjang hidupnya, dia selalu mendapat perlakuan tidak baik dari ibu tiri.
Sedih kan? Terlebih relate sih sama apa yang pernah aku alami waktu kecil. Bagian mana? Bagian feeling nya sih, semacam recall inner child yang sebetulnya udah sembuh sih.
Aku gak ngerti, antara emang ceritanya sedih atau aku cuman lelah aja setelah tadi pagi senam dan lari terus lanjut bikin kue selama hampir 6 jam lebih jadi mudah baper ketika menonton drakor sedih. Biasanya kalau nonton drakor sedih begini gak sampai nangis sih.
Korelasi Antara Endorfin Overload dan Baper
Setelah aku googling, menurut honestdocs.id menyatakan bahwa endorfin dapat menghasilkan perasaan euforia yang sangat mirip dengan yang dihasilkan oleh opioid lainnya. Namun apabila kadarnya terlalu banyak, maka dalam waktu yang lama dapat menyebabkan seseorang selalu merasa tersudutkan atau terancam, dan memicu refleks cemas dan ketakutan untuk setiap hal kecil.
Dengan kata lain, overload endorfin bisa mengakibatkan baper karena lebih sensitif. Kok bisa ya? Masih menurut honestdocs.id, hal ini terjadi karena tubuh yang dibanjiri endorfin akan secara alami mengasumsikan bahwa akan datang sesuatu yang menyakitkan.
Semacam feeling gak bener aja, “ Kalau udah seneng berlebih harus waspada nih, bakal ada sesuatu yang buruk bakal terjadi ” . Relate sih ya, hahaha.
Jadi, emang ada korelasinya antara overload endorfin dengan baper. Apapun kalau overload yaaaa gak normal sih ya, pasti ada apa-apanya. Persis seperti postingan reelsnya mba selebgram yang aku lupa namanya siapa berikut ini :
Video Reels meme "Ketika hidup adem ayem malah curiga gak sih? hahahahhaha. Siapa yang pernah ngalamin gini juga"
Jadi, overload endorfin yang aku rasakan sebetulnya karena olahraga sih. Terlebih olahraganya bareng paksuami, ahiiww. Terus, aku juga mendapat suntikan endorfin dari membuat kue kacang jadul favorit paksuami. Rasanya emang happy sih, feeling good.
Tapi karena rasa happy-nya terasa over hingga overload, tenaga rasanya gak ada habisnya bahkan disaat badan udah lelah masih bisa beresin rumah dan dapur yang berantakan pasca bikin kue jadul.
Di Satu sisi, overload endorfin bisa bikin aku mengerjakan banyak hal tanpa kehabisan energi dan tenaga. Tapi disisi lain, karena mengeluarkan tenaga berkapasitas besar, lelah mendorong munculnya baperan.
Kalau kamu gimana? Gimana cara kamu berburu endorfin? Apa yang kamu rasakan? Apakah sama denganku? 🤭
Artikel Overload Endorfin Menggugah Perasaan Hingga Baperan ini sangat menarik dan memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana endorfin bisa memengaruhi perasaan kita Saya sangat menikmati membacanya dan terinspirasi untuk lebih memahami koneksi antara endorfin dan emosi. Terima kasih atas artikel yang informatif ini
BalasHapusaku jadi pengen buat kue kacang juga nih :D
BalasHapusHormon endorfin memang harus dibentuk ya,, yang jelas harus happy dan menikmati keseharian
BalasHapusKeren sekaki kak istilahnya overload endorfin. Semoga kita semua bisa bahagia dengan cara kita masing2.
BalasHapusWah bahagianya bertumpah ruah klo overload endorfin gini ya kak
BalasHapusEmang g boleh menunggu, hormon endorfin harus kita buat
Wah seru banget daily lifenya bersama suami dan anak-anak. Lebih hangat lagi dengan kelas memasaknya.
BalasHapusya Allah liat kue kacangnya serasa bentar lagi mau lebaran. kalau di keluarga kami kue kacang ini memang biasa dibuat di bulan Ramadhan, dibuat bareng semua anggota keluarga yang ada di rumah. Asli sih, bisa jadi pemancing endorfin seru-seruan di dapur bikin kue kaya gini
BalasHapusBanyak hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan endorfin yah. Melakukan hal yang disenangi dan disukai. Banyak hal sederhana yang ternyata bisa bikin happy ya
BalasHapusKalau suasana jiwa lagi se-happy itu memang bakalan kek "gila" ya kak haha. Dari pagi sampe malam itu tenaga kayak masih banyak aja. Gak ada capeknya.
BalasHapusCuma ya walau lagi berlimpah itu endorfin, jangan sampe berlebihan, simpen buat besok biar gak bad mood hehe
Wah ternyata overload endorfin penyebab baperan ya. Saya baru tahu ini. Saya kira baperan itu memang semacam watak seseorang.
BalasHapusBerburu endorfin?
BalasHapusHihi.. aku rasanya baru mengenal istilah ini. Selama ini aku hanya bilang "Happy" and "Unhappy".
It so simplest, right?
But, kali ini karena dikenalin ama istilah berburu endorfin, aku biasanya karena pagiku lancar, anak berangkat sekolah ga telat, bisa BW tepat waktu.
Itu bikin happy sii.. Apa yaa yang bisa bikin overload endorfin?
Mungkin kalo pas ketemu sama sahabat, kopdar temen blogger atau abis nonton konser?
Nahini bikin aku gabisa tidur dan bawaannya cerita ama suami terusss..tanpa henti.
Wkkwk..
Whoaah! Kategotinya bikin makin produktif yah, teh. Semoga konsisten teh Ekaaa.
BalasHapusMasalah centong nasi sama olahraga nih keknya patut ku ikuti deh, wkwk.. Satu lagi, aku jadi punya ide juga nih olga bareng paksu di jam anak sekolah, kan seru ya, haha..
Yg namanya buibu itu mah dalam kondisi capek pun pasti bakal gerak kalo liat rumah berantakan, tapi ya itu tadi, jgn sampai disenggol, wkwk..
Baru tahu nih overload endorfin malah menyakitkan. Mgkn kita ga terasa capek pas hormonnya overload. Pas udh kendor, capeknya baru terasa. Senggol dikit aja, udh kayak mau bacok aja. Mknya jadi baperan deh.
BalasHapusYg bikin heran, itu mata ga capek apa bikin kue kacang jam12 malam. Kalo aku sih mending tidur aja kak. Haha. Tp kl hormon aktif sih emg sudah diam ya kak.
Kalau aku berburu endorfin dengan nonton film. Wkwkwk. Tapi emang sih kalau kelebihan jadi baperan. Aku merasa baperan soalnya. Apa efek kebanyakan endorfin ya atau emang udah baperan dari sononya. Wkwkwk. Gak tahu sih, yg jelas quote dari mbak selebgramnya kadang ada benernya jg. Di saat hidup adem ayem, eh tiba tiba kejadian deh. Pertanda gak sih itu
BalasHapus