Vania Febriyantie, Semangat Mengenalkan Bertani dan Profesi Petani kepada Generasi Muda

45 komentar

Vania Febriyantie, Semangat Mengenalkan Bertani dan Profesi Petani kepada  Generasi Muda Bersama Seni Tani
Vania Febriyantie, Semangat Mengenalkan Bertani dan Profesi Petani kepada  Generasi Muda Bersama Seni Tani


Di pagi yang cerah diiringi angin berhembus dengan segar saya memutuskan membuat kawat panjatan untuk tanaman kacang polong di kebun teras rumah kami. Saya tidak sendirian, Kilan anak bungsu saya menemani saya sembari bermain tanah. Sambil membuat lilitan kawat, tiba - tiba saya tergelitik untuk bertanya pada anak saya,

Kilan, mamah mau tanya dong, kalau sudah besar nanti kilan mau jadi apa?” Tanya saya,
Tentu pengen jadi drummer dong mah! eh kalau mamah dulu waktu kecil cita-citanya pengen jadi apa sih?” tanya kilan,
Mamah? dulu waktu kecil mamah pengen jadi pelukis, penulis dan petani” jawab saya,
Petani? petani itu apa mah? eh….itu ya yang menanam padi di sawahnya Mang Ade?” Jawab Kilan,
Iya, betul kilan. yang waktu itu kilan lihat ada kerbau di sawahnya mang ade, itu ada petani nya mang ade mau menyiapkan sawah biar siap ditanami padi” jawab saya,
Tapi kenapa mamah mau jadi petani? kan kotor mah?“ tanya kilan heran,
Karena seneng aja, seperti kilan yang seneng nih main tanah sekarang. Bedanya, kalau jadi petani tuh kita bisa main tanah sambil tanam sayuran, buah-buahan, padi ….yah semua lah bisa dimakan oleh semua orang. Petani tuh pahlawan pangan loh
Berarti sekarang mamah udah jadi petani dong, ini mamah lagi tanam sayuran kan?” jawab Kilan,
Eh iya yaaa…cita-cita mamah udah terwujud dong ya? hahaha” tanya saya balik sambil tertawa,
Iya dong mah. Tapi kilan gak mau ah jadi petani….kurang seru, kurang keren!” Jawab Kilan,


GUBRAG!!!! Sontak saya kaget sekaligus geli ingin tertawa, jawaban kilan begitu polos dan jujur. Meski mengenal bercocok tanam dan siapa itu petani, rupanya profesi petani masih dinilai “kurang keren” bagi anak saya.

Tapi memang, profesi petani sangat kekurangan “superhero” yang bisa menjadi “branding” profesi petani agar anak - anak mengenal dan menyukai profesi ini.

Bukan Kilan saja, Olan anak tetangga saya yang baru lulus SMA pun enggan menjadi petani seperti ayahnya yang seorang petani sayuran. Berbeda dengan Kilan yang bilang jadi Petani itu kurang keren, Olan berkata enggan menjadi petani karena kurang menjanjikan secara finansial.

Olan hanya satu dari sekian banyak generasi muda yang tidak berminat menjadi petani muda. Minimnya minat generasi muda untuk menjadi petani juga terlihat dari laporan Badan Pusat Statistik tahun 2021 yang menyatakan bahwa hanya 19,18% pemuda Indonesia yang bekerja di sektor pertanian. Sementara 25,02% generasi muda lainnya bekerja di sektor industri dan mayoritas sebesar 55,8% bekerja di sektor jasa.

Padahal peran petani muda bagi negara kita cukup krusial. Regenerasi petani muda sangat penting dalam meningkatkan sektor pertanian di Indonesia. Generasi muda umumnya memiliki ide atau gagasan segar dan inovatif yang akan sangat berguna terhadap kemajuan petani dan teknologi pertanian Indonesia.

Seorang mojang Bandung bernama Vania Febriyantie, merasakan kegelisahan yang sama terkait rendahnya minat generasi muda untuk menjadi petani muda.

Aku punya misi bersama Seni Tani untuk lebih mengenalkan bertani, profesi petani dan orangnya kepada anak-anak dan generasi muda. Karena, keliatan banget waktu ada kunjungan anak-anak dari sebuah TK yang berkunjung ke Seni Tani yang dalam satu session aku tanya mereka, mau ga jadi petani? terus mereka jawab gak mau karena kotor dan panas. Aduh! hahaha” ucap Vania,

Sebetulnya antara pengen ketawa tapi ini jadi insight juga buat aku untuk terus mengenalkan bertani, profesi petani dan bikin anak-anak tuh ngefans sama petani dan menyadari bahwa petani itu keren ya, kalau gak ada petani kita gak bisa makan. Mereka tuh pahlawan ya” lanjut kak Vania di sela-sela perbincangan kami ketika saya mengunjungi Seni Tani beberapa waktu lalu.


berkunjung ke kebun Seni Tani dan berfoto bersama Vania Febriyantie, inisiator Seni Tani
Saya berkunjung ke kebun Seni Tani dan berfoto bersama Vania Febriyantie, inisiator Seni Tani (Dok.pribadi)



Seni Tani sebagai Solusi Permasalahan Lingkungan, Ekonomi dan Sosial Daerah Sekitar


Vania Febriyantie memiliki segudang pengalaman terkait bertani terutama urban farming. Vania Febriyantie adalah seorang lulusan Fakultas Biologi Universitas Pendidikan Bandung (UPI). Loh, saya kira Vania lulusan pertanian seperti saya, hihihi.

Namun minat Vania terhadap sektor pertanian ternyata sudah ada sejak dia lulus kuliah dan bergabung dengan Yayasan Lingkungan Hidup Ecocamp dimana di yayasan tersebut Vania mengenal sistem CSA (Community Supported Agriculture).


Vania Febriyantie inisiator Seni Tani
Vania Febriyantie inisiator Seni Tani (sumber gambar akun instagram @vaniavanya)


Di awal perbincangan saya dengan Vania Febriyantie di Kebun Seni Tani, dengan semangat Vania bercerita mengenai awal mula terbentuknya Seni Tani,

Jadi, di tahun 2020 ketika pandemi, Pak RT diskusi denganku terkait permasalahan yang cukup krusial disini yaitu masalah sampah. Lahan di bawah SUTT itu tuh jadi lahan kosong yang terbengkalai dan dijadikan tempat sampah. Semua sampah menumpuk di sana, mulai dari sampah plastik sampai galon. Bahkan lemari dan kasur juga ada! Parah banget kan ya?” tutur Vania,

Terus aku ngasih ide ke Pak RT, eh kenapa gak kita jadiin aja kebun komunal. Kebetulan aku aktif di komunitas 1000Kebun dan belajar soal CSA. Jadi, terbentuklah Seni Tani sebagai upaya mengatasi permasalahan sosial, ekonomi dan lingkungan di sini

Terus, kita ajak nih pemuda sekitar yang selama pandemi di push untuk stay at home dan belajar di rumah untuk aktif di kebun Seni Tani biar gak stress. Kita kenalin nih tentang profesi petani urban sambil ngajak mereka mengelola kebun Seni Tani. Kita terapkan sistem CSA, jadi petani muda di Seni Tani bakalan dapat kepastian perolehan penghasilan. Alhamdulillah cukup banyak juga pemuda lokal yang tertarik dan mau jadi petani muda di sini” Ucap Vania,

Sekarang petani muda ini sebagian udah pada lulus kuliah dan meneruskan pekerjaan di bidang lain, sebagian jadi volunteer dan beberapa stay disini jadi petani nya Seni Tani seperti kang opick” Lanjut Vania.

Sebetulnya hal yang paling bikin kurang menarik dari profesi petani karena sistemnya juga kurang mendukung untuk petani sejahtera. Sehingga banyak generasi muda yang enggan jadi petani. Makanya kita bikin sistem CSA untuk kesejahteraan petani muda di Seni Tani” Papar Vania.

Terkait kesejahteraan petani, relate sih dengan apa yang Olan katakan kepada saya mengenai alasan mengapa dia enggan jadi petani seperti ayahnya.

Saya melihat, Seni Tani bisa memberikan solusi terkait hal ini meski awalnya Seni Tani dibentuk sebagai solusi kegelisahan bagaimana agar warga masih dapat beraktivitas di luar rumah selama pandemi namun tetap bisa jaga jarak dan permasalahan lahan tidur yang menjadi tempat sampah.


Lahan tidur di bawah SUTT yang disulap menjadi kebun dengan konsep urban farming
Lahan tidur di bawah SUTT yang disulap menjadi kebun dengan konsep urban farming (Dok. Pribadi)



Namun seiring berjalannya waktu, semakin terlihat permasalahan sektor pertanian lokal yang juga membutuhkan solusi. Seperti kesejahteraan petani dan jumlah petani muda yang mengalami degradasi.

Untuk itu setiap program dan kegiatan serta program yang dijalankan, Seni Tani selalu berpegang kepada tiga aspek dasar yaitu aspek lingkungan, ekonomi dan sosial.

1. Aspek lingkungan


Seni Tani berfokus pada pemanfaatan lahan tidur di bawah SUTT dan menerapkan konsep pertanian regeneratif urban farming untuk mengembalikan kesehatan dan kesuburan tanah serta mendapat hasil panen yang lebih sehat untuk dikonsumsi.

Pupuk dan nutrisi tanaman yang digunakan merupakan pupuk alami yang terbuat dari kotoran hewan, sampah organik, dan daun kering dari pekarangan rumah.

Selain itu, saat ini kebun Seni Tani juga memiliki peternakan ayam petelur yang menghasilkan telur organik dimana ayam-ayam tersebut diberikan pakan magot sehingga menghasilkan telur organik dan kotorannya dapat digunakan sebagai pupuk kandang organik. Seni Tani juga menerima donasi sampah organik dan non organik sebagai upaya lain mengatasi masalah sampah di lingkungan sekitar.



Penggunaan pupuk, nutrisi dan mulsa organik di kebun Seni Tani
Penggunaan pupuk, nutrisi dan mulsa organik di kebun Seni Tani (Dok. akun instagram @kamisenitani)

Kunjungan ke Kebun di Seni Tani
Kunjungan ke Kebun di Seni Tani (Dok. Pribadi)

Mengunjungi Kebun di Seni Tani
Mengunjungi Kebun di Seni Tani (Dok. Pribadi)


2. Aspek ekonomi


Pengelolaan kebun Seni Tani menerapkan sistem ekonomi pertanian CSA ( community supported agriculture). Seperti apa sih mekanisme CSA di Seni Tani?

Sistem CSA merupakan sistem ekonomi dengan prinsip triple bottom line dengan sumber pembiayaan pengelolaan kebun diperoleh dari anggota yang sudah berlanggan di setiap periode musim tanam. Dengan sistem CSA maka petani muda di Seni Tani akan mendapatkan kepastian penghasilan dan tidak mengalami kesulitan terkait pendistribusian hasil kebun.

Selain menerapkan sistem CSA, Seni Tani juga berkolaborasi dengan warung, tukang sayur keliling dan tukang ojek untuk mendistribusikan hasil kebun sayur dan juga berkolaborasi dengan warga sekitar dalam mengolah sayuran menjadi suatu produk sehingga sayur yang dihasilkan memiliki nilai tambah guna.


CSA (Community supported agriculture) di Seni Tani
CSA (Community supported agriculture) di Seni Tani (Dok. akun instagram @kamisenitani)


3. Aspek sosial


Seni Tani mengajak pemuda lokal untuk bekerja sama sebagai petani muda dan memiliki penghasilan. Hal ini dapat menjadi salah satu solusi mengatasi tingkat pengangguran di lingkungan sekitar.

Selain menyasar pemuda lokal, Seni Tani juga mengadakan program yang melibatkan warga seperti edukasi pengelolaan sampah sisa organik menjadi kompos dan eco enzyme serta membuat taman obat dipekarangan rumah.

Untuk lebih mendekatkan diri dengan warga dan masyarakat lebih luas, Seni Tani kerap menjadi partisipan bazar dan pameran dengan menyuguhkan aneka kebutuhan urban farming mulai dari benih, pupuk, peralatan berkebun hingga produk hasil kebun dan souvenir.


Petani muda dan mahasiswa magang sedang praktek di kebun Seni Tani
Petani muda dan mahasiswa magang sedang praktek di kebun Seni Tani (Dok. pribadi)


Program pemberdayaan warga sekitar bersama Seni Tani
Program pemberdayaan warga sekitar bersama Seni Tani (Dok. akun instagram @kamisenitani)


Petani muda di kebun Seni Tani
Petani muda di kebun Seni Tani (Dok. akun instagram @kamisenitani)


Pemuda lokal yang menjadi petani muda di kebun Seni Tani
Pemuda lokal yang menjadi petani muda di kebun Seni Tani  (Dok. akun instagram @kamisenitani)




Tidak hanya mengajak pemuda lokal dan warga sekitar, kak Vania juga mengajak serta keluarganya untuk menjadi petani urban yang dimulai dari ayah dan ibunya.

Sebenernya ibuku gak suka aku kerja di pertanian dan yayasan 1000Kebun karena setiap pulang tuh badanku kotor. Sampai akhirnya aku menanam dirumah, sayuran cabe dan segala macam. Begitu panen ibuku malah yang terkejut dan ikut happy. Ibuku bilang, wah Alhamdulillah ya bisa panen padahal cuman nanem di rumah. Yuk kita tanam yang banyak terus kita jual biar laku! Hahaha“ tutur Vania,

Kami tertawa bersama ketika membicarakan panen dari hasil bercocok tanam sendiri, dari kebun sendiri. Kami memiliki perasaan hangat yang sama ketika membicarakan betapa nikmat, bangga, puas, dan bahagianya kami ketika pertama kali panen dari hasil kebun sendiri.

Kalo keliatan hasilnya ibuku jadi percaya gitu kalau yang aku lakukan emang membuahkan hasil yang bisa dijual. Sekarang malah ibuku yang semangat mengelola sampah jadi kompos terus setiap biji dari buah yang dimakan di semai. Aku tuh jadi mikir, waahh ibuku aja bisa yang awalnya gak suka jadi suka bertani dan malah yang lebih semangat. Kalau aku kenalin nih tentang benefitnya jadi petani aku yakin generasi muda juga bakalan tertarik“ Lanjut Vania penuh semangat.


Program Regenerasi Petani Muda Perkotaan di Seni Tani


Bersama Seni Tani, kak Vania optimis jika generasi muda akan tertarik menjadi petani muda karena selain menerapkan sistem CSA untuk kesejahteraan petani, Seni Tani juga memiliki pendekatan yang dinamis dan up to date terkait isu yang tengah hangat yang menjadi perhatian anak muda jaman sekarang seperti isu sampah dan perubahan iklim melalui program Tani Berdaya, Tani Bestari dan Berkebun Gembira.

Hal yang menarik adalah, CSA yang diterapkan di kebun Seni Tani merupakan satu - satunya sistem CSA yang diterapkan di pertanian Kota Bandung.

Saat ini, Seni Tani memiliki beberapa program kegiatan pemberdayaan pemuda-pemuda di sekitar lingkungan dan pengenalan profesi petani urban kepada generasi muda diantaranya adalah sebagai berikut :
  1. Secara reguler berkebun dengan nama Tani Berdaya di kebun Seni Tani
  2. Membuat pelatihan melalui program Tani Bestari sebagai upaya mengajak generasi muda untuk turut serta dalam upaya pelestarian lingkungan dan kesejahteraan petani.
  3. Mengadakan workshop berkala secara online maupun offline dan bekerjasama dengan yayasan, komunitas dan lembaga terkait.
  4. Secara aktif mengadakan bincang terkait pertanian di akun instagram Seni Tani yang diberi nama SUKUN (Diskusi di Sudut Kebun)
  5. Open Volunteer di Kebun Seni Tani
  6. Menerima kegiatan magang bagi mahasiswa sebagai media pembelajaran praktek dilapangan.
  7. School Gardening Training di berbagai lembaga pendidikan
  8. Program mengenalkan profesi petani dan kegiatan berkebun kepada anak usia dini melalui program Berkebun Gembira.

Program Tani Bestari di Seni Tani
Program Tani Bestari di Seni Tani (Dok. akun instagram @kamisenitani)


Kegiatan program Tani Bestari di Seni Tani (Dok. akun instagram @kamisenitani)



Kegiatan Berkebun Gembira bersama anak-anak usia dini di Kebun Seni Tani (Dok. akun instagram @kamisenitani)


Kegiatan magang mahasiswa di kebun Seni Tani
Kegiatan magang mahasiswa di kebun Seni Tani (Dok. pribadi dan akun instagram @kamisenitani)


Kegiatan workshop online dan offline di kebun Seni Tani
Kegiatan workshop online dan offline di kebun Seni Tani 
(Dok. akun instagram @kamisenitani)


Antusiasme generasi muda terhadap pertanian cukup terlihat ketika semakin banyak yang mengajukan diri menjadi volunteer di kebun Seni Tani, mahasiswa yang ingin magang di Seni Tani dan jumlah peserta yang mencapai ratusan pada kegiatan Tani Bestari yang diselenggarakan tahun lalu dimana 857 orang mengunjungi laman informasi pelatihan, 203 orang mengunduh formulir pendaftaran, 36 orang mendaftar dan 15 orang terpilih menjadi bagian dari peserta pelatihan.

Kita juga bisa loh mendukung perjuangan Seni Tani dengan turut serta mengenalkan dunia pertanian dan profesi petani kepada anak-anak kita dengan mengikuti program di Seni Tani . Selain itu, kita juga bisa menjadi anggota komunitas CSA. Untuk informasi terkait bagaimana cara bergabung dengan CSA, silahkan mengunjungi akun instagram @kamisenitani yaaa.


Sani & Sina, Maskot Superhero Petani di Seni Tani


Untuk meningkatkan minat anak-anak berkebun dan mengenal profesi petani, Seni Tani menciptakan dua maskot superhero petani di kebun Seni Tani yaitu Sani dan Sina.

Sani adalah superhero petani muda laki-laki yang menggunakan caping berwarna kuning yang terinspirasi dari warna kuning bunga matahari. Sementara sina adalah superhero petani muda perempuan yang menggunakan caping berwarna pink inspirasi dari Bunga zinnia yang disederhanakan menjadi Sina.



Maskot Sina dan Sani  superhero petani muda di kebun Seni Tani
Maskot Sina (kiri) dan Sani (kanan) superhero petani muda di kebun Seni Tani 
(Dok. akun instagram @kamisenitani)


Pada setiap kegiatan kegiatan Berkebun Gembira, kedua tokoh ini diperkenalkan untuk menarik perhatian dan minat anak-anak serta membuat mereka semakin bersemangat selama mengikuti kegiatan Berkebun Gembira. Diharapkan kedua maskot ini bisa menjadi superhero-nya petani yang diingat anak-anak.


Satu Indonesia Award, Apresiasi Astra Untuk Generasi Muda Berprestasi, Inovatif, dan Inspiratif


Vania Febriyantie peraih penghargaan ASTRA SATU INDONESIA AWARD
Vania Febriyantie peraih penghargaan ASTRA SATU INDONESIA AWARD 


Sejujurnya apa yang Vania inisiasi bersama Seni Tani membuat saya agak merinding sih, karena gak hanya sekadar menyumbang ide, Vania juga bergerak secara nyata dan perjuangannya berlanjut hingga sekarang.

Jadi gak heran memang jika Vania Febriyantie meraih penghargaan ASTRA SATU INDONESIA AWARD kategori Penerima Apresiasi Kategori Khusus Pejuang Tanpa Pamrih Di Masa Pandemi COVID-19.

Saya cukup bangga mengetahui bahwa pemuda berprestasi dan inovatif seperti Vania Febriyantie di apresiasi oleh ASTRA melalui Satu Indonesia Award. Hal ini membuktikan bahwa, kita tidak sendirian dalam upaya regenerasi pembaharu yang mampu melakukan perubahan di lingkungan sekitar.

Saya sangat berharap, Inisiasi yang dilakukan oleh Vania Febriyantie bersama Seni Tani dapat menjadi contoh positif yang dapat diikuti oleh generasi muda dan gerakan di daerah lain sehingga permasalahan lingkungan, sosial dan ekonomi terutama sektor pertanian di daerah lain juga menemukan solusinya.

Seperti yang Vania katakan di akhir perbincangan bahwa “Indonesia sangat membutuhkan regenerasi petani. Karena kalau gak ada petani tuh kita gak bisa makan, gak ada yang bisa menyediakan bahan pangan untuk kita. Petani tuh gak hanya profesi melainkan penjaga kehidupan”.

Apa yang diucapkan oleh Vania cukup membuat saya tersentak, karena memang benar adanya seperti sebuah quote anonim yang berkata,

“Tujuan akhir dari bertani bukanlah menumbuhkan tanaman, tetapi menjaga kehidupan.”

 


quote petani Vania Febriyantie
Quote petani Vania Febriyantie



Sumber Referensi :
katadata.co.id
1000kebun.org
Akun Instagram @kamisenitani
www.satu-indonesia.com
Interview langsung dengan Vania Febriyantie di kebun Seni Tani
Eka FL
Momblogger Bandung | Digital Illustrator & Graphic Designer | Agriculture and Landscape Architecture Bachelor Degree

Related Posts

45 komentar

  1. Iya sedih sekali, banyak yang menganggap pekerjaan sebagai tani itu tidak keren dan kotor. Di kampung saya aja banyak yang memilih jadi perantau ketimbang petani. Dan Kak Vania jebat sekali mau mengenalkan profesi ini pada anak muda.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Padahal apa yang kita santap setiap hari dihasilkan oleh petani ya.
      Saya salut dengan pelatihan pemuda kota menjadi petani kota nya itu lho...

      Hapus
  2. Membayangkan jika suatu masa nanti, semua tidak mau bertani lagi, siapa yang bisa menghasilkan sumber makanan segar dan sehat bagi kita ya? Memang perlu banget sih pengenalan teknik urban farming ini ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya lho kalo semua ngga mau bertani kebayang beberapa tahun lagi ngga ada sawah, terus apa kabar kita kan? Bener banget kalo kita harus melestarikan teknik urban farming ini. Keren kak Vania ini bisa menginspirasi anak2 muda yahh.

      Hapus
    2. Bener, di kampung ku saat ini mulai sedikit yang bertani. Anak mudanya rata-rata bekerja jadi karyawan atau merantau ke kota. Keren sih ini, kak vania mengangkat isu ini dan menjabarkannya di tulisan ini.

      Hapus
  3. Keren lho kak Vania nih, di saat semua pada memilih jadi superhero lain, rupanya beliau punya program regenerasi petani muda lewat Seni Tani. Emang pendekatan dari anak muda untuk anak muda malah bisa lebih merangkul sih menurutku. Program Seni Tani juga keren dalam mewujudkan generasi muda yang turut serta dalam pelestarian dan kesejahteraan petani.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku jg salut ke kak Vania. Cewek2 tp msh mau berkontribusi ke pertanian Indonesia. Susah loh mengelola pertanian di negeri ini. Tantangannya tuh bnyk bgt.

      Smg kak Vania mamou menularkan kesuksesannya bertani ke generasi muda lainnya ya kak.

      Hapus
  4. Seneng banget kalau generasi muda bisa memahami peran penting para petani. Memang pekerjaannya berat, kotor-kotoran, panas-panasan, tetapi tanpa ada petani kita tidka bisa makan nasi enak, sayur-sayuran segar juga. Semoga langkah ka Vania diikuti oleh generasi saat ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener makasih banget seh sana para petani kebun sehingga saya bisa makan sayur banyaakk..

      Hapus
  5. Tapi memang pemimpin desa itu harus mendengar aspirasi dari masyarakat biar ada masukan dan mengembangkan desa. Keren sih Seni Tani ini.

    BalasHapus
  6. Generasi muda seperti kak Vania sangat menginspirasi generasi muda lainnya. Bertani bukan hanya tentang menumbuhkan tanaman tapi menjaga kehidupan.
    Salut untuk ASTRA yang mengapresiasi apa yang sudah dilakukan kak Vania bersama Seni Tani.

    BalasHapus
    Balasan
    1. setuju kak, karena memungkinkan untuk kurang menganggap bahwa dari tanaman atau pepohonan ada manfaat yang besar untuk kehidupan kita, maka ini perlu kita jaga

      Hapus
  7. Anak muda jaman sekarang memang sangatlah jarang yang suka dengan profesi sebagai petani. Selain menguras tenaga, biaya, dan waktu, kini seringnya gagal panen.

    Memanng butuh banget nih potensi kawula mida seperti Mba Vanie. Mendobrak paradigma soal petani, fan gimana jadi petani muda yang sukses.

    BalasHapus
  8. Senangnyaaa lihat semangat anak muda seperti Vania. Pengen ih kapan-kapan berkunjung ke tempatnya. Di rumah juga aku suka bikin kompos dari sampah dapur dan dedaunan di halaman. Yang rajin tanam-tanam mah ibuku. Aku bagian ngomposnya aja :))

    BalasHapus
  9. Adanya Seni Tani ini jadi membuka jalan bagi generasi muda untuk makin mengenal dan terjun menjadi petani muda ya. Keren ini kak Vania akan gagasan kerennya ini, sehingga memang tepat mendapat apresiasi SIA

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepakat! Jadinya profesi tani bisa lebih diminati yah, kak.

      Hapus
  10. Bahagia saat memanen hasil tanam sendiri meski sedikit itu emang luar biasa terasa. Apalagi jika melihat lahan minim, perjuangannya dapatkan tanah aja susah. Pas panen pastinya bahagia
    Seperti yang dirasakan ibunya Vania

    BalasHapus
  11. Profesi petani ini sangat penting karena berkaitan dengan sumber pangan kita. Sayangnya anak-anak muda malah berkurang keinginan jadi petani. Salut dengan Vannie ini yang memotivasi petani muda.

    BalasHapus
  12. Ini agak ironi sih emang. Aku pernah baca di sosmed kalo banyak lulusan pertanian yg jadi berganti profesi di bidang lain. Padahal menjadi petani juga profesi yang penting.

    Seru sekali ceritanya mbak. Seni tani ini tuh cuma ada di kota tertentu aja kah, Mbak?
    Aku bukan lulusan pertanian, tapi kayak tertarik pengin belajar berkebun dan bertani.

    BalasHapus
  13. Salut bagi anak muda yang mau bergelut di bidang pertanian meski kakak ini bergelut di teknologinya dan memakai teknologi utk pertanian masa kini. Emg sih pertanian hrs mengedepankan teknologi utk memaksimalkan hasil pertanian sehingga anak muda juga bakal tertarik. Bayangan petani zaman dulu tuh tp jg hingga kini ya msh mencangul dan pekerjaan berat lainnya. Mknya banyak yg ga mau jd petani. Hehe

    BalasHapus
  14. Apa yang dilakukan kak Vania ini jadi sekaligus mengajak generasi muda bahwa bertani itu hal yang mengasikkan. Apalagi lewat Seni Tani ini suatu hal yang kekinian juga. Cocok memang dapat apresiasi SIA

    BalasHapus
  15. Aku yang tinggal di desa, masih banyak ladang dan sawah, anak-anak kecil juga enggak ada yang bercita-cita jadi petani, katanya kurang keren dan kotor.
    Kalau enggak ada anak muda yang jadi petani, bagaimana kedepannya? Secara ya, kita butuh makan. Huhuh

    BalasHapus
  16. Tujuan akhir dari bertani bukanlah menumbuhkan tanaman, tetapi menjaga kehidupan.

    Merinding pas baca quote ini. Teh Vania ini keren lho karena menggerakkan generasi muda untuk kembali melirik sektor pertanian dan menjadikannya sebagai sesuatu yang patut disebut keren juga. Kalau dipikir lebih jauh, kan Indonesia ini negeri agrikultur ya, tapi entah sejak kapan (apakah imbas gembar gembor pembangunan dan pengaruh budaya urban luar) bikin profesi petani dipandang sebelah mata. Salut sih sama Teh Vania.

    BalasHapus
  17. Salut dengan sosok anak muda seperti Vania Febriyantie yang memberikan perhatian pada bidang pertanian, bidang yang justru banyak ditinggalkan sebagian besar anak muda saat ini karena dianggap kurang berpotensi cuan. Tapi ternyata ini bukan sekedar masalah cuan, ya. Vania membawa misi bertani untuk menjaga kehidupan. MasyaAllah, angkat topi dah

    BalasHapus
  18. Makin ke sini makin banyak ya generasi muda yang memilih bertani, dan ini keren sekali. Apalagi sekarang ada Seni Tani ini dan kegiatan Tani Bestari. Patut diapresiasi dan didukung

    BalasHapus
  19. inspiratif sekali yaaa sosok anak muda yang satu ini, setauku skrg memang banyak sih anak muda yg semangat dan berminat berkecimpung di agrobisnis gini, bisa jadi teladan nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju banget. Dan emang perlu sih orang-orang seperti Vania ini yang mau mensosialisasikan dan mengajak generasi muda untuk bertani atau bergerak di bidang agrobisnis.

      Hapus
  20. keren ini kak vania, karena bisa menumbuhkan semangat bertani lagi pada anak muda yaa bahwa bertani itu juga bisa menyenangkan dan menguntungkan

    BalasHapus
  21. Pelukis sama penulis sih masih nyambung ya teh, tapi kok bisa satu tuh jadi petani, lah ternyata memang lulusan petani toh ilustrator satu ini, hehe.. Aku juga ikutan kaget waktu Kilan bilang petani itu nggak keren, padahal nggak tau aja dia kalo petani zaman now keren pendapatannya melebihi anak band, wkwk..

    btw, seru banget obrolannya sama Vania Febriyantie. Semoga makin banyak yah kaum muda yg keren nan kreatif kayak mbak Vania. Ayo teh, jadi pelopor selanjutnya, hihihi..

    BalasHapus
  22. Seriously, aku kaget.
    Awalnya baca langsung penasaran sama sosok Vania ini karena sama-sama dari Bandung. Lalu akhirnya aku googling lokasi Kebun Seni Tani.

    Ternyataaa..
    Daerah rumahku banget. Tinggal jalan kaki 2 menit doank.. MashaAllah~
    Yang aku tau, daerah Kebun Seni Tani memang menjadi tempat belajar anak-anak muda untuk berkebun dan bertani.

    Terima kasih, kak.
    Jadi tau sekarang kalau Vania Febriyantie adalah sosok sukses yang berhasil menghidupkan 1000kebun. Dan kami cukup sering melihat galerinya yang menjual berbagai bibit serta sayuran yang baru dipetik dari kebun.

    BalasHapus
  23. Senang ya karena ada Vania yang memberdayakan pertanian
    Saya juga jadi penasaran sama hasil panennya sepertinya memang berkualitas
    Semoga ada Vania Vania lain yang memahami dan melanjutkannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anak muda masa kini ya, kak Amma.
      Menginspirasi, aktif dan mengajak lingkungannya untuk sama-sama melakukan hal positif untuk lingkungan.

      Hapus
  24. Baru tau dong kalo teh Eka lulusan pertanian, tapi malah kecemplung ke tulis menulis dan menggambar yah, xixixi..

    Kaget juga dong sama responnya Kilan, padahal ga tau aja dia petani zaman now ada yg keren kayak Mbak Vania Febriyantie ini, bahkan bisa lebih keren dari drummer yah, ahaha..

    Semoga ada banyak Vania² di luaran sana yg juga bikin gebrakan dan buktiin kalo petani juga bisa jadi profesi yg keren. Apalgi kalo didujung ASTRA yah, teh.

    BalasHapus
  25. keren emang kak Vania ini.. karena bisa menularkan semangat bertani pada anak muda, bahwa bertani juga bisa menyenangkan sekaligus menguntungkan juga. thanks for sharing kak

    BalasHapus
  26. Kece banget anak kota masih muda suka bertani. Bisa ajak banyak orang lagi untuk terlibat

    BalasHapus
  27. Iya, jarang banget anak muda sekarang yang bercita-cita jadi petani. Makin sedih ketika lahan persawahan kini berubah jadi rumah. Makin sempit area pertanian. Semoga ada banyak anak muda yang seperti Kak Vania tetap semangat bertani..

    BalasHapus
  28. waw, kereeeen. jarang-jarang ada anak muda yang mau bertani. sebenernya dari bertani ini ada banyak hal yang bisa dipelajari. semoga semakin banyak anak muda seperti ini

    BalasHapus
  29. Super keren inih Vania Febriyanthie. Masih muda, tapi idenya brilian. Semoga ada anak muda lainnya yang mengikuti jejak Vania.

    BalasHapus
  30. Tertarik sekali dengan bahas di Flyer, langganan sayuran sehat langsung dari petani. Ini bisa menjadi bagian dari kampanye hidup sehat juga

    BalasHapus
  31. Muda yang berkarya, membuktikan bahwa seni bertani bukan profesi jadul yang tidak punya masa depan, dengan cara modern dan memanfaatkan teknologi semuanya bisa berjalan dengan baik

    BalasHapus
  32. Suami nih yang hobi bertani dan berkebun. Lihat yang hijau hijau bikin hati adem emang. Gak nyangka ya justru muda mudi yang mau mengabdikan diri untuk pertanian kita. Salut

    BalasHapus
  33. Aku tahu nih, SUTET di Arcamanik. Kalau mau ke rumah temen, lewat di bawahnya. Keren banget Vania menggerakkan profesi petani. Kayaknya belum ada ya, cita-cita jadi petani. Seringnya kan dokter, bahkan presiden.
    Semoga langkahnya bisa diikuti oleh anak-anak muda lain seluruh Indonesia ya...

    BalasHapus
  34. Sekarang profesi petani gak mulu dicap sebagai profesi yang gak cocok untuk anak muda. Dan mba Vania membuktikannya dengan bertani bisa dilakukan juga oleh anak muda dan punya prospek bisnis yg bagus jika dikelola dengan baik dan benar

    BalasHapus
  35. Keren banget ya teh, Vania ini lulusan Biologi tapi bangga menjadi petani dan mengajak anak muda untuk mempelajari seni tani

    BalasHapus
  36. bangga banget sama anak-anak mudah seperti mereka, semoga kedepannya makin banyak lagi generasi muda yang terus mendorong dan menciptakan kebaikan bagi sekitarnya seperti Vania Febriayntie

    BalasHapus

Posting Komentar