Sketchbook Agraini Oktavia Larosa , di pamerkan di Bandung Artist Book Exhibition 2022 |
Tidak jarang saya mengalami drawing block atau sulit memaparkan gagasan terlebih membuat konsep sebuah karya. Karena bisa dikatakan saya selalu membuat karya secara spontan. Tanpa membuat konsep apalagi narasi. Bahkan membuat sketsa kasar pun jarang saya lakukan.
Apa yang ada dalam benak saya dan yang saya rasakan, saya tumpahkan langsung di atas sketchbook. Minusnya, ketika saya dihadang deadline saya kehabisan ide dan tetiba drawing block. Hal ini sering terjadi dan sedikit mengganggu kinerja saya.
Lantas saya penasaran dan bertanya - tanya,
Bagaimana cara para seniman drawing ini memetakan gagasan karya Mereka? Apakah mereka juga memiliki jurnal atau sketchbook seperti saya yang merupakan "dapur" dalam membuat karya? Seperti apa buku harian atau jurnal sketchbook para seniman dan ilustrator ?
Bandung Artist Book Exhibition 2022
Bandung Artist Book Exhibition 2022 |
Bagai gayung bersambut, rasa penasaran saya dijawab oleh Bandung Book Artist Exhibition 2022 yang digelar sejak tanggal 20 Mei - 30 Mei 2022 Di Dago Tea House. Saya pun bergegas mengunjungi Bandung Artist Book Exhibition 2022 ditemani sahabat saya, Rabu 25 Mei 2022. Sekaligus merayakan ulang tahun do’i yang ke 30-sekian.
Disadur dari Instagram Bandung Book Artist Exhibition 2022, event ini merupakan program pameran yang diinisiasi oleh DrawingClass212.
DrawingClasa212 adalah sebuah komunitas seni terbuka yang berfokus pada eksplorasi seni drawing sebagai modus penciptaan seni. Bersama dengan Scovad studio, Kolaka Management dan Thee Huis Gallery, DrawingClass212 menggelar perhelatan pameran Bandung Book Artist Exhibition 2022.
Tersemat sebuah harapan sederhana dengan diselenggarakannya pameran ini. Sebuah harapan dimana pameran ini diharapkan menjadi perhelatan seni tahunan. Tujuannya pun sederhana, agar pameran ini dapat menjadi penanda atas dinamika seni dan pelaku kreatif, sebagai upaya dalam menangkap proses penciptaan karya yang intim dan lugas dari para seniman drawing dan pelaku kreatif.
Mengapa Artist Book Exhibition?
Untuk pertama kalinya sebuah pameran seni menyajikan sejumlah catatan harian seniman, jurnal pribadi para pelaku kreatif, sketchbook, art book, dan sejenisnya di gelar di kota Bandung.
Sebuah jurnal yang bisa mengungkapkan "sesuatu" di balik kerja kreatif seorang seniman, latarbelakang gagasan, rancangan karya dan pikiran-pikirannya yang sangat pribadi, rahasia, tersembunyi, mungkin jarang terpublikasikan.
Pameran ini diharapkan dapat menjadi teropong untuk mengintip sekaligus menyingkapkan "dapur" atau laboratorium pribadi Seniman kepada publiknya. Dan semoga menginspirasi pengunjung yang menghadiri pameran.
Untuk mengetahui bagaimana cara memahami jurnal milik para seniman ini, maka digelar diskusi terbuka bertajuk “PANDORA BOOK” di Ruang Balkon Teater Terbuka, Thee Huis Gallery, Taman Budaya Jawa Barat pada 28 Mei 2022, pukul: 15.00-17.30.
Diskusi ini akan membahas nilai instrinsik-estetik dan ekstrinsik-nilai terhadap 3 (tiga) artikulasi sekaligus dalam pameran Bandung Artist Book 2022, yakni Bandung, seniman dan buku seni (karya seniman) dimana ketiganya memberikan pintu masuk pemahaman jurnal, artbook dan sketchbook para seniman.
Bagaimana ketiganya bertaut dan menjadi pergumulan bagi seniman? Apa yang bernilai dari sebuah buku seniman? Apakah sebenarnya itu bukanlah sebuah buku dan hanya mengadaptasi bentuknya?
Kita boleh sekonyong-konyong menyebutnya sebagai karya seni, karena dibuat oleh seniman dan dihadirkan di ruang pameran. Jika begitu, dan tanpa penerimaan pun penolakan, maka seni menghindarkan diri dari masalahnya.
Diskusi kemudian membantu, menemukan nilai pemahaman dan membuka proses penerimaan, pun penolakan. Lalu lintas pertukaran pemahaman menjadi penting, dengan mengupayakan penelusuran pada praktik seni, bentuk dan penalaran gagasan, serta sejumlah cara kerja didalamnya. Bagi yang ingin ikutan diskusi, bisa catat tanggal, tempat dan waktunya ya. (Di sadur dari instagram @bandungartistsbook)
Untuk Bandung Artist exhibition 2022 sendiri masih berlangsung dari tanggal 20 – 30 Mei 2022, buka pukul 10:00 WIB - selesai di Gallery Thee Huis, Taman Budaya Jawa Barat, Bandung
Seniman Drawing & Pelaku Kreatif Yang Terlibat
Sebelum pameran ini digelar juga diadakan open call Submission pameran bagi seniman yang ingin ikut memamerkan jurnal atau sketchbook mereka. Open call submission ini digelar pada 20 Maret - 19 April 2022 yang lalu.
Total seniman berjumlah 17 Invitations artist dan 61 seniman gambar dan pelaku kreatif yang lolos kurasi dari open call submission sebelumnya.
Dari 78 nama seniman dan pelaku kreatif yang terdaftar, ternyata terdapat beberapa nama seniman yang sudah saya kenal dan tahu sebelumnya. Dan melalui pameran ini, saya juga berjumpa dengan ilustrator dan seniman yang sebelumnya tidak saya ketahui dan menjadi penggemar baru mereka.
Seniman yang saya kenal dan tahu ternyata belum banyak, hehehe. Yang saya kenal dan tahu diantaranya Mufti “Amenk” Priyanka, Gindring Waste, Hanafi, Tisna Sanjaya, Ima Rochmawati dan Pupung Prayitno
Meneropong Dapur Seniman Drawing dan Pelaku Kreatif
Hal yang unik dari Bandung Artist Book Exhibition 2022 yang diresmikan oleh Syakieb Sungkar, pada 20 Mei 2022 ini adalah tidak hanya memamerkan jurnal pribadi dari seniman gambar, tetapi juga Blogger dan ibu rumah tangga. Dari catatan hutang, buljo hingga proses kreatif membuat karya. Hal unik lainnya apa? Bentuk jurnal dan sketchbook yang beraneka ragam.
Namanya juga seniman dan pelaku kreatif, jurnalnya pasti “tidak biasa”. Ada jurnal yang terbuat dari kertas bekas bungkus makanan, DIY karton dan mixed material lain, lempengan besi, kertas yang sengaja dibakar sebagian, Plastik akrilik dan lain sebagainya.Bukan hanya itu, pameran juga di hiasi quote mural nyeleneh tapi ngena.
Akhirnya saya tahu bagaimana dan seperti apa “ dapur” jurnal dan sketchbook para seniman gambar. Bagaimana mereka mengungkapkan dan mencatat proses kreatif mereka dalam membuat karya.
Dari sekian jurnal dan sketchbook yang dipamerkan, terdapat beberapa karya yang sangat berkesan dan sangat menginspirasi saya dalam mengatasi drawing block. Diantaranya adalah jurnal milik :
1. Pupung Prayitno
Jurnal milik Pupung Prayitno adalah jurnal yang paling berkesan bagi saya. Pilihan warna yang kontras yaitu merah, kuning dan hitam sangat menarik perhatian saya. Mengingat saya memang penyuka warna merah dan kuning juga jurnal milik beliau sangat terstruktur, rapi dan lengkap.
Jurnal yang dipamerkan terdiri dari 5 jurnal. Yaitu jurnal kumpulan karya yang terdapat jurnal ukuran folio dan 4 jurnal kecil berdasarkan tahun berukuran A5.
Setiap jurnal A5 memiliki cover cantik dan khusus bertuliskan nama tahun dan disematkan ilustrasi khas Pupung Prayitno.
Yang unik adalah, setiap jurnal tahunan disematkan nomor kontak dan email. Rupanya buku jurnal miliknya ini pernah hilang. Jadi beliau menyematkan nomor kontak di setiap jurnalnya.
Hal unik lainnya adalah, konsistensi beliau dalam mencatat kegiatan sehari-hari dalam poin penting. Seperti apa yang didapatkan, apa yang dibeli, apa yang dibayar dan beberapa kejadian penting lainnya. Tidak lupa, beliau juga konsisten menempelkan hasil tes kesehatan dan obat yang dibeli setiap bulannya. Dari pengamatan saya, seperti beliau benar-benar menjaga kesehatannya.
Terkait bagaimana beliau menulis gagasan dan ide sebuah karya, waahh….Mas Pupung ini menulisnya dengan sangat detail. Apa saja:
- Nama karya
- Ukuran kanvas
- Tanggal menyelesaikan karya dan di bingkai
- Harga kanvas dan bingkai
- jenis media yang digunakan ( akrilik warna apa saja, beli dimana dan harganya berapa )
- Substansi, inspirasi dan konsep karya
Honestly, saya gemetar dan merinding setiap membuka lembar demi lembar karya Mas Pupung. Mau tahu seperti apa karya Pupung Prayitno? siap dimanjakan dengan hasil jepretan saya di pameran kemarin di bawah ini ya, silahkan kakak :)
2. Agraini Oktavia Larosa
Saya langsung jatuh cinta ketika melihat cover sketchbook milik @aol_art yang satu ini. Betapa tidak? ilustrasi wanita cantik dalam akrilik berwarna kontras, hijau, merah dan peach yang menutup seluruh cover sketchbook merk Derwent. Yang kebetulan sketchbook serupa juga saya miliki.
Kak Agraini, mencatat hal - hal berikut ketika membuat sebuah karya dalam sketchbooknya :
- Style ilustrasi ( impresionis atau fauvisme ) dan menjelaskan secara detail style yang digunakan
- Inspirasi style seniman luar. Seperti mencatat kenapa memilih style artinya Vincent Van Gogh secara detail
Hasilnya pun luar biasa. Khusus untuk ilustrasi dengan style vincent van gogh, saya menemukan ilustrasi karya Kak Agraini ini memang mirip dengan style nya Vincent Van gogh tapi tidak menghilangkan ciri khas ilustrasi miliknya. Menurut saya Kak Agraini adalah ilustrator yang cerdas.
Hal yang paling menginpisrasi dari sketchbooknya kak Agraini adalah saya ingin mencoba media akrilik di sketchbook Derwent milik saya. Karena hanya media gambar akrilik satu-satunya media gambar yang belum pernah saya coba.
Siapa sih ini? illustrator luar kah? style nya mirip ilustrator luar ya? oh ternyata bukan. Ini ilustrasi karya Imelda Adams, ilustrator asli orang Indonesia.
Ilustrasinya memiliki khas baik dalam karakter dan pemilihan warna. Bukan itu saja, media yang digunakan pun beragam. Tetapi di sketchbook yang dipamerkan dalam Bandung Artist Book Exhibition 2022 kali ini adalah sketchbook dengan media akrilik.
Saya pun googling untuk cari tahu siapa sih Imelda Adams ini? dan hasilnya? bukan illustrator biasa. Imelda memiliki akun instagram sendiri untuk karakter ilustrasinya, yaitu “Gacon” .
Akun resmi Instagram bahkan mengunggah foto Imelda Adams, yang sedang memegang lukisan hasil karyanya. Unggahan ini telah disukai oleh lebih dari 546 ribu orang dan 8.700 komentar. Bukan itu saja, Kak Imelda bahkan sudah berkolaborasi dengan merk sepatu jadul yang terkenal sejak dulu, yaitu Compass.
Sebuah prestasi yang pasti bikin bangga bagi seorang ilustrator asal cilegon kelahiran 1997 yang satu ini ya. Saya juga kecipratan inspirasi dong dari semangatnya membuat karya secara manual dan hanya menggunakan digital art untuk kebutuhan printing produk seperti kaos atau totebag.
4. Gindring Waste
Ilustrator asal magelang, Gindring Waste terkenal sebagai seniman mural sejak pertama kali saya mengenalnya. Dan masih konsisten hingga sekarang. Karakter unik khas manusia tengkorak menjadi ciri khasnya. Isu sosial dan budaya selalu menjadi tema setiap ilustrasi Gindring Waste.
Yang paling saya suka dari sketchbook Gindring Waste adalah media akrilik yang digunakan dan pilihan warna kontras dalam sketchbooknya.
Sketchbook gindring waste - Bandung artist book exhibitions 2022 |
5. Artbook Amenk, Deddy PAW dan Hanafi
Artbook Deddy PAW Bandung artist book exhibitions 2022
Sentuhlah Karya Seni Dunia Nyata
Ada sensasi aneh setiap kali saya menyentuh sebuah karya akrilik atau cat air. Sensasi yang membuat saya menyadari bahwa, sesekali sentuhlah media drawing manual, buat karya manual dan kunjungi pameran karya dengan media konvensional. Dan rasakan sendiri rasa merinding dan sensasinya.
Ada kepuasan tersendiri? sudah tentu, Merasa terinspirasi? jelas, Diri merasa terbakar api semangat berkarya? jelas dong!
Inilah fungsi hadirnya pameran seni. Bukan hanya memamerkan dan menjual karya seni tapi juga menginspirasi seniman lain dalam membuat karya. Juga mengapresiasi hasil karya seniman lain. Bukan sekadar likom di sosmed.
Saya sangat berharap Bandung Artists Book Exhibition ini dapat digelar setiap tahun, agar dapat menginspirasi seniman lain dalam berkarya dan juga menjadi apresiasi terhadap proses kreatif dalam membuat karya itu sendiri.
Buat kamu yang penasaran dengan pengalaman dan vibe affter effect setelah saya mengunjungi Bandung Artits Book Exhibition 2022, yuk datang ke Gallery Thee Huis, Taman Budaya Jawa Barat. Pameran masih digelar sampai 30 Mei 2022 mendatang.
voaindonesia, Akun Instagram bandungartistsbook, Akun Instagram aol_art, Akun Instagram imeldaams
Kegiatan bandung artnya bagus untuk mewadahi karya seniman menunjukkan karya inspirasi manusia. Nilai keseniannya kelas dunia, apresiasinya bagus ada tempat mereka memamerkan hasil karya.
BalasHapusKeren banget ini, lama aku nggak pernah Dateng ke pameran seni kayak gini. Di Jember jarang banget ada pameran seni, bahkan pameran foto aja juga jarang
BalasHapusMenarik banget journal dan ilustrasinya, berasa baca buku diary yaa
BalasHapusWih, unik-unik ya sketchnya. Seperti seniman pada umumnya, mayoritas abstrak ya sketchnya. eh apa bener ya abstrak. hehe..sok tau deh aku. Keren nih Bandung Book Artist Exhibition 2022 . Mudah-mudahan di tempatku segera ada.
BalasHapusBanyak juga ya seniman yang ikut pameran. Kapan nih mbak Eka ikut pameran juga? Semoga ya...Tapi jangan jauh-jauh ke Bandung Utara.
BalasHapusmenarik sekali ini kak, sayang ya berakhir hari ini, padahal baru kamis saya ke bandung, kapan ya ada seperti ini di surabaya, pameran ini nantinya akan memberikan pengalaman baru putri saya
BalasHapusSaya tak punya darah seni. Tapi begitu membaca tulisan ini segera merasakan sensasi art yang sangat tinggi dalam gelar pameran ini. Anak perempuan saya lulusan illustrator, ketika saya memandang hasil lukisan illustrator, saya tak paham apa artinya. Dengan ulasan di atas saya sekarang sedikit mengerti proses seubah kerja illustrator. Terima kasih.
BalasHapusduh udah lama ke Dago Tea House, terpuaskan dengan membaca tulisan ini
BalasHapusKarena dulu (akibat pandemi, rasanya udah puluhan tahun silam) saya senang sekali berkelana dan menikmati pameran art dari satu lokasi ke lokasi yang lain di Bandung
Kalau ada seni seperti itu selalu takjub melihatnya, karena apik dalam membuatnya dan menatanya
BalasHapusKalau ada pameran seni kaya gini aku senang sekali,apalagi yang bentuknya di dalam buku gitu. Cuma kadang aku sulit memahami maknanya, mungkin karena nggak pernah belajar seni jadinya gak ada frekuensi.
BalasHapusTulisan di jurnal Pupung Prayitno mengingatkan saya kepada tulisan buku harian nenek saya. Kebiasaan journaling menurun kepada ayah saya, lalu ayah saya mengajari saya menirunya. Sekarang saya journaling juga, tapi cukup di blog saja supaya lebih ramah lingkungan.
BalasHapusSeniman emang beda ya. Jurnalnya aja bisa sekeren ini, apalagi hasil karyanya. Apalah aku yang boro-boro gambar, baca tulisan sendiri aja suka gagap, wkwk. Jadilah ngeblog aja, biar tetep bisa baca ide-ide lama.
BalasHapusJujur baru denger istilah drawing block. Hehehe. Tapi bener sih aku biasanya kalau cari inspirasi nulis juga biasanya cari inspirasi dengan mengunjungi berbagai tempat atau ketemu teman. Biasanya habis itu ada aja ide-ide yang muncul buat nulis lagi
BalasHapusBandung memang markasnya seniman Indonesia. Jadi kangen krn udah lama ga berkunjung ke sana. Duh saya baru tau ada pameran kyk gini, pdhl sy pecinta karya2 seni begini. Mudah2an nanti ada kesempatsn utk dtng ke bdg & berkunjung ke acara spt ini
BalasHapusSeniman tuh kebanyakan nyentrik ya kak, dan cara berpikirnya juga unik. Aku paling tertarik sama jurnalnya, gegara sering nonton video jurnaling di reels. Suka amaze sih sama cara mereka menata dan membuat jurnal sedemikian rupa hingga jadinya estetik.
BalasHapus