Pedoman Menabung Bagi Freelancer Yang Sudah Menikah

3 komentar
gimana sih caranya menabung bagi freelancer
Photo by sasun bughdaryan on Unsplash

Pedoman Menabung Bagi Freelancer Yang Sudah Menikah. Sebagai freelancer, pernah gak sih ngerasa sulit sekali menabung? sulit juga mengelola keuangan? apalagi setelah menerima payment tapi endingnya uang gak ada sisa? Gak ada hasilnya dan saldo kembali nol sambil berharap segera dapat job dan saldo kembali gemuk. Saya pernah ngalamin begitu, bahkan sering sampai akhirnya saya insyaf dan mencoba evaluasi, apa yang salah dengan cara saya mengelola keuangan?

Ternyata yang salah adalah bagaimana usaha saya dalam menabung. Prinsip menabung saya sebelumnya adalah, “ menabung kalau ada sisa” dan ternyata ini langkah yang kurang tepat apalagi bijak. Karena seorang Warren Buffett berkata,
"Jangan menabung apa yang tersisa. Tapi, habiskan apa yang tersisa setelah menabungnya."
Ternyata yang sulit dari menabung ataupun investasi adalah niat. Selama ini saya berprinsip menabung kalau ada sisa karena, secara gitu yang namanya freelancer penghasilannya tidak tetap. Gak jelas berapa jumlahnya dan entah kapan dapatnya. Para freelancer gak dapat gaji tetap setiap bulan. Hal ini tentu bikin kita agak susah mengelola keuangan dibandingkan pegawai kantoran yang jelas jumlah penghasilannya setiap bulan.

Kalau gaji tetap kan enak mengatur alur keuangannya, untuk a, b, c sampai z nya. Kalau gaji tidak tetap bagaimana mengaturnya? apalagi untuk menabung?
Tapi ini bukan alasan kita jadi gak bisa menabung kok. Gimana caranya? berikut artjoka kasih pedoman menabung bagi freelancer yang sudah menikah.

Pedoman Menabung Bagi Freelancer Yang Sudah Menikah 1 : Atur Kegunaan Penghasilan


Pedoman yang pertama adalah atur kegunaan penghasilan. Jika kalian dan pasangan sama - sama bekerja, baik yang satu freelancer yang satu lagi pegawai tetap atau bahkan dua-duanya freelancer , membuat kesepakatan kegunaan penghasilan adalah suatu keharusan.

Misal, gaji Suami untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya tagihan bulanan sementara gaji Istri untuk kebutuhan sekunder. Seperti yang saya dan pasangan saya sepakati. Karena Suami saya pelaku UMKM, jadi Suami mendapatkan penghasilan harian. Sehingga lebih mudah mengatur penghasilan untuk kebutuhan harian dan membayar tagihan-tagihan, karena terukur jumlahnya.

Sementara penghasilan saya yang tidak terukur dan tidak tentu, kami sepakati untuk membayar kebutuhan sekunder. Seperti apa? seragam sekolah anak, jajan mainan, pembelian mendadak, rekreasi, kosmetik, sandang yang bersifat fashion. Yah pokoknya diluar biaya dapur harian dan tagihan bulanan.

Kalau dua-dua freelancer bagaimana? ya sama saja. Sepakati gaji siapa yang penghasilannya lebih terukur untuk menutupi kebutuhan dapur harian dan tagihan bulanan.

Pedoman Menabung Bagi Freelancer Yang Sudah Menikah 2 : Belanja Sekunder Ketika Kebutuhan Primer Sudah Terpenuhi


Ini prinsip sih. Bolehlah ngeceng spidol Posca satu set seharga 800ribuan atau cat air Reeves lantas cek out di marketplace ketika kita mendapat payment. Tapi, setelah kebutuhan primer tertutupi dan kebutuhan sekunder yang urgent juga tertutupi. Misal nih, saya ngebet pengen beli Posca, eh tapi sepatu si Kakak udah minta makan. Ya gak tega donk lihat sepatu anak udah cuwow begitu dibiarkan dan memilih beli Posca. Sungguh tega, hehe.

Atau ngebet nyicil efek gitar terbaru sementara pintu dapur sudah rapuh dan engselnya lepas. Ya, ganti dulu lah pintunya dan engselnya juga. Kalau rumah kemalingan gimana? itu gitar harga jutaan hasil payah menyisihkan penghasilan bertahun-tahun sirna sudah.

Pedoman Menabung Bagi Freelancer Yang Sudah Menikah 3 : Jangan Banyak Jajan


Sungguh godaan online food dan marketplace diskonan menggoda. Apalagi kalau lagi musim diskonan angka cantik . Etapi, sedikit jajan kalau dilakukan setiap hari ya bakalan menguras kantong e-wallet kita dong. Sesekali jajan risole mang among  atau martabak Elizabeth yang nikmatnya selangit boleh lah. Sebulan sekali makan enak di restoran favorit juga gak dosa kok. Apalagi bawa anak-anak nge-mall dan main di wahana permainan anak. Asal gak dilakukan seminggu sekali apalagi setiap hari. Bisa minus penghasilan kita.

Pedoman Menabung Bagi Freelancer Yang Sudah Menikah 4 : Menabung Bukan Dari Sisa Penghasilan


Yess. Ini sudah harga mati yang harus dipatuhi. Tetapkan jumlah besaran menabung setiap hari, mau kita dapat payment atau gak. Misal nih, jatah urusan dapur dari Suami sebesar 100 ribu/hari. Ya aturlah untuk urusan dapur, jajan anak dan menabung. Soal berapa besar jumlahnya gak masalah, yang utama adalah konsistensi. Kalau setiap hari “memaksakan” diri untuk menabung minimal 10 ribu, sebulan bisa dapat 300 ribu, kan lumayan.

Begitu juga begitu mendapat payment. Sisihkan misal 10% dari penghasilan untuk langsung di tabung.

Gimana sih menabung yang aman? bisa dirumah pake celengan, toples sampai kotak bekas sepatu, bebas aja. Atau bisa juga di Bank. Yang aman sih di Bank ya, biar gak tergoda dicomot sedikit demi sedikit itu celengan setiap hari karena godaan mamang bakso yang lewat. Kalo pake Bank kan repot. Harus ke ATM dulu, karena mamang baksonya belum menerima payment pake e-wallet, hehehe.

Saran saya pilih Bank yang menyediakan fasilitas tabungan tanpa biaya admin seperti di Bank HSBC. Yang namanya biaya admin meski suatu keharusan ya bisa jadi beban juga apalagi kalau beban biaya adminnya cukup besar. Yang ada tabungan habis untuk biaya admin per bulan.

Pedoman Menabung Bagi Freelancer Yang Sudah Menikah 5 : Konsisten


Ini sih ujian terbesar, Nafsu jajan dan malas menabung harus dipangkas sampai ke akarnya. Caranya gimana? simpan celengan di tempat yang bisa kita lihat setiap hari dan beri label. Misal, TABUNGAN BELI MOBIL CASH. Setiap lihat celengan itu saya yakin pikiran kita mengawang-ngawang membayangkan impian untuk punya mobil suatu hari. Keinginan jajan Kebab dan seblak pun sirna.

Kesimpulan


Konsep “menabung pangkal kaya” sudah ditanam sejak kita masih sekolah di SD sejak dulu. Bukan tanpa alasan memang. Tapi bukan agar menjadi cepat kaya semata. Melainkan membentuk budaya menabung sejak kecil. Kalau budaya atau habit sudah terbentuk maka akan berlanjut hingga kita dewasa bahkan ketika sudah menikah.

Terakhir, jangan lupa sedekah. Karena Manfaat sedekah dalam Islam adalah sebagai penarik rezeki yang dilipat gandakan oleh Allah SWT, penolak bala, Pahala dan menahan musibah/kejahatan. Matematika Tuhan kadang kita gak ngerti, tapi percayalah. Sedekah memang mendatangkan banyak hal yang positif, apalagi ketika kita sedekah disaat keuangan malah sedang minim. Jangan lupa, sedekah juga merupakan tabungan lho, tabungan hari akhir.
Eka FL
Momblogger Bandung | Digital Illustrator & Graphic Designer | Agriculture and Landscape Architecture Bachelor Degree

Related Posts

3 komentar

  1. Aghhhhh aku udah nabung di HSBC itu sejak 2007 😄. Ampe skr masih setia. Awalnya memang karena aku staff, tapi setelah resign aku ga mau mindahin duitku di sana, secara, ya memang lebih bagus drpd bank terbesar di Indonesia sekalipun 😄. Kalo di bank yg paling gede itu msh ada biaya admin dan TRF. Tapi di HSBC, as long as kita maintain dana yg diminta, bakalan free semua biaya admin bulanan, free transfer ke bank MANAPUN 30x per bulan, dan karena aku sering ke LN , kartu debit dan kredit HSBC yg selama ini paling mudah digunain. Bahkan di saat emergency, dan aku sedang di LN yg ada cab HSBC, aku bisa tuh ambil uang dari rek ku di HSBC Indonesia.

    Paling seneng Krn bisa buka 12 mata uang asing dengan sangat gampang dr Internet banking ya, dan semua mata uang asing itu tersedia juga bank notes alias uang fisiknya. Aku selalu nabung mata uang asing utk traveling ya di HSBC jadinya. 😁

    Btw, manage keuangan untuk freelancer jujurnya aku blm pernah ngerasain, jadi memang belum dapat polanya. Hanya selama ini, aku selalu duluin zakat dan investasi , baru sisa uang untuk keperluan lainnya. Kalo ga gitu, pasti ga bakal tercapai target yg di Maui mba :). Apalagi aku dan suami punya cita2 pas pensiun ga mau tergantung Ama anak, dan mau santai traveling berduaan. Jadi perencanaan keuangan memang harus disiplin sejak dini. Mungkin awalnya susah, tapi lama2 terbiasa kok. Malah belanja jadi tenang kalo budget investasi udah disisihin.

    BalasHapus
  2. Jangan banyak jajan.

    😭

    Aku jadi evaluasi diri nih. Ternyata selama ini uang yang kuterima dari pekerjaan kelap kelipku bisa jadi lebih sering habis buat jajan. Padahal memenuhi kebutuhan primer perlu didahulukan dan jajan itu kebutuhan sekunder.

    BalasHapus
  3. Nah, freelancer kudu tahu dan menerapkan nih tipsnya karena emang penghasilannya biasa gak menentu ya. Kadang rame job tapi kadang ada masanya juga sepi jadi harus pintar2nya mengatur keuangan

    BalasHapus

Posting Komentar