Persiapan MRCP Di RSHS Bandung. Hari ini adalah hari kedua kunjungan saya dan ditemani Pak Suami ke RSHS Bandung. Setelah kemarin menemui Poli Dokter Bedah Digestif, lalu melakukan tes darah dan verifikasi pengajuan MRCP ke bagian radiologi, maka hari ini adalah mengambil hasil tes darah dan membuat jadwal MRCP.
Oke, hari pertama ada kisah drama dengan dokter yang agak cuek. Lalu hari ini ada drama apakah? wah setiap hari kunjungan ada aja dramanya ya? wkwkwkwk. Sepertinya sih setiap perjalanan saya berobat emang selalu ada drama. Udah mirip di film- film aja, hihihi
Persiapan Pagi Hari
Tadi pagi saya bangun jam 5 lalu lanjut sholat subuh tanpa dzikir atau ngaji, karena berniat memandikan anak - anak dan membuat sarapan lebih awal agar ibu mertua tidak terlalu lelah menjaga dan mengurus mereka nanti.
Sambil membereskan rumah, menyapu dan mengepel saya menggoreng kentang crispy kesukaan anak - anak. Multitasking seperti ini gak boleh sih sebetulnya, karena biar fokus dengan kerjaan. Tapi situasi urgent euy, jadi gpp ya , hehehe
Alhamdulillah Keenan bangun tidur dengan ceria, saya peluk dan cium keningnya. Lalu saya bilang, “ Kak, bentar lagi mandi ya. Mamah beresin dulu goreng kentangnya “
lalu dia jawab, “ oke mamaku” seneng banget deh dengernya, hehehe. Tapi ternyata percakapan singkat ini membuat Kilan terbangun dan merasa cemburu. Dia merengek minta susu dan minta mandi juga! hahahaha
Ya gpp, saya sih seneng jadi bisa mandiin mereka berdua sekaligus dalam waktu bersamaan. Alhamdulilah anak - anak mudah “diatur” dan gak rewel. Mereka bahkan cerita banyak hal yang hanya saya jawab dengan “oh iya? “ dan “ wah” karena fokus pikiran mengejar waktu harus berangkat ke RSHS sebelum jam 07.00 WIB.
Selesai memandikan anak - anak, waktunya sarapan sementara saya sendiri juga mandi dan menyiapkan air panas untuk Pak Suami mandi. Alhamdulillah, tepat jam 7 pagi kami bisa berangkat. Tak lupa, sambil lewat kami beli sarapan Bubur Cianjur Hj, Euis di jl terusan antapani.
Hasil Tes Darah
Seperti yang saya ceritakan di atas, hari ini saya harus ambil hasil tes darah di LT. 4 pukul 08.00 wib. Menunggu tidak terlalu lama dan saya segera mendapatkan hasilnya. Lantas bagaimana hasilnya? hasilnya bikin uwow euy.
Angka bilirubin mencapai 6x lipat angka normal. So, bisa dikatakan "agak" kritis. Tapi di kertas hasil tes darah itu dikatakan bahwa, nilai kritis sudah disampaikan kepada dokter Ruli ( yang adalah dokter bedah digestif ) melalui sms dan telpon. Jadi saya berasumsi, dokter Ruli sudah tahu ada pasien dengan sakit cholelithiasis dengan angka bilirubin jauh dari standar sehingga perlu ditangani secepatnya.
Hasil tes darah |
Agak bikin syok kan ya? saya juga. Gak heran memang kalau tubuh jadi kuning dari kaki hingga wajah dan mata. Tingkat bilirubinnya sampai 6x batas normal!!! Sebagian teman - teman pasti menyangka saya terkena sakit kuning karena hal ini, tapi kenyataannya saya gak sakit kuning karena sirosis. Tapi karena Batu empedu. Next saya akan cerita kapan saya terdiagnosa batu empedu ya.
Drama Permohonan Jadwal MRCP Di RSHS Bandung
Berdasarkan surat verifikasi permohonan MRCP di bagian Radiologi kemarin, saya dan suami harus kembali hari ini pukul 13.00 WIB. jadi, setelah mengambil hasil tes darah jam 8 pagi tadi, maka kami harus menunggu sekitar 5 jam hingga jam 1 siang untuk meminta jadwal MRCP. Lumayan lama ya.
Jadilah sambil menunggu kami bertemu teman lama masa nge-gigs bareng suami dulu dan chillout di dailyroutine.coffee Sambil haha-hihi dan cerita banyak hal. Pertemuan dengan teman lama Pak suami seketika melambungkan angan ke masa lampau jaman kami masih segar bugar dan mampu begadang serta marathon gigs.
Daily routine coffee yang letaknya dekat kampus Polman Kecamatan coblong ini semacam What a great place, sampai saya bisa sketch dengan hasil lumayan memuaskan. cafe coffee depan halaman rumah dengan banyak tanaman dan pohon rindang. Adem banget sampai saya berhasil bikin satu sketch yang hasilnya memuaskan. Saya pesan Hot Chocolate karena hanya itu minuman yang aman bagi pencernaan saya. Rasa coklatnya terasa banget dan enak.
And so, jam 12:00 WIB tiba kami pun harus kembali ke RSHS Bandung sebelum jam 13:00 agar tidak telat. saya langsung masuk ke ruang penjadwalan MRI sementara suami menunggu diluar. saya menunggu sambil memperhatikan nama pasien lain dipanggil satu per satu oleh admin. saya perhatikan, setiap pasien setelah dipanggil diberikan jadwal untuk MRI 2 - 4 minggu setelah hari ini. Seketika saya merasa syok, sedih dan bingung. Mengapa? karena jika saya juga mendapat jadwal begitu lama hanya untuk MRI apakah badanku yang sudah kuning maximal masih mampu bertahan?
Antara syok dan bingung dalam hati saya bertanya seraya berdoa,
" Bagaimana jika saya kebagian jatah satu bulan lagi? Ya Allah apa saya sanggup menunggu selama itu? Apa tubuhku yang kuningnya sudah tahap maximal masih sanggup bertahan? Ya Allah, hamba mohon percepat jadwal MRI hamba!! Please!! "
Sambil terus sholawat dan dzikir, saya terus menunggu sampai nama saya dipanggil admin. Jujur, saya gemetar dengan sedikit menahan tangis, Lantas admin bertanya,
" Ada hasil lab Bu? "
Lalu saya jawab, " Ada " Sekonyong konyong saya berlari menuju tempat duduk suami diluar ruangan dan mengambil hasil lab.
Begitu admin melihat hasil lab darah, ia pun terkejut lantas bertanya,
" Yang sakit siapa bu? ibu? Wah hasilnya wow ya Bu. Tapi ibu tampak sehat ya. "
Lalu saya jawab, " iya pak, saya harus semangat untuk sembuh makanya harus terlihat sehat dan kuat tapi badan mulai gak enak sih pak"
Lalu admin bertanya, " ibu maunya kapan MRI?"
Lalu saya jawab, " kalau bisa secepatnya Pak "
Lalu admin berkata, " Oke, saya kasih jadwal besok aja ya. Ibu puasa nanti malam dan besok pagi langsung kesini "
Ya Allah!!! Terimakasih. Kecemasan saya hilang dan menangis terharu. saya berbalik badan sambil menangis menuju Pak suami. Pak Suami terkejut lalu menghibur, saya ceritakan apa yang saya rasakan dan alami. Sebuah pelukan hangat dan kata kata menenangkan membuat tangis saya berhenti dan lapar, hehehe.
Kalau dipikir - pikir, malu gak sih nangis di rumah sakit? hihihi. Syok sih ya, gak bisa nahan emosi. Saatnya pulang dan cari makan. So, hari ini benar benar magical bukan?
Persiapan MRCP di RSHS Bandung
Hari ini memang terasa ajaib dengan timbulnya rasa cemas lalu dimudahkan Allah SWT dengan percepatan penjadwalan MRCP. Tapi teman - teman pasti bingung, apa bedanya MRI dengan MRCP? saya jelaskan sedikit ya.
Menurut situs Repository Politeknik Kesehatan, MRCP adalah pemeriksaan duktus biliaris dan duktus pankreatikus dengan modalitas pesawat MRI. Jadi, Magnetic resonance cholangio-pancreatography (MRCP) dapat memeriksa pencitraan dengan teknologi MRI. Prosedur ini menghasilkan gambar organ hati, kantung empedu, saluran empedu, pankreas, dan saluran pankreas yang lebih mendetail.
Jadi, MRCP adalah tes MRI khusus bagi penderita batu empedu seperti yang saya alami. Sebetulnya kalau masalahnya hanya ada pada batu dalam kantong empedu tidak perlu hingga melakukan MRCP, tapi karena dari hasil USG Abdomen sebelumnya menyatakan bahwa saya juga mengalami peradangan dan penyumbatan saluran empedu jadi tes MRCP wajib dilakukan.
Mengapa? karena hasil gambaran MRCP berupa potongan axial, sagittal, coronal dan 3D yang dapat memperlihatkan anatomi, fisiologi dan kelainan pada kandung empedu dan sistem biliaris. Saya rasa hal ini untuk mempermudah kejelasan detail sakit batu empedu yang saya alami sehingga dokter bedah digestif dapat melakukan analisa tindakan yang tepat untuk sakit saya ini nantinya.
Menurut informasi yang saya dapatkan, MRCP membutuhkan waktu 1 - 2 jam hingga selesai. lama juga ya. Lantas apa saja yang harus disiapkan sebelum MRCP untuk pasien dengan sakit penyumbatan saluran batu empedu seperti saya? berikut tahapannya :
- Melakukan konsultasi dengan dokter bedah mengenai kondisi sakit batu empedu
- Melakukan tes urine
- melakukan USG Abdomen bawah
- Melakukan Rontgen
- Melakukan tes swab ( dikarenakan kondisi sedang pandemi )
- Melakukan tes darah
- Melakukan MRCP
Persiapan sebelum MRCP di RSHS Bandung diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Puasa sekitar 6 jam sebelum MRCP dilakukan
Usahakan memakai pakaian yang tidak mengandung unsur logam. Misal celana dengan resleting, baju dengan resleting atau kancing besi, kerudung menggunakan penitik, segala macam jenis perhiasan
2. Mereka yang menggunakan :
kawat gigi, KB Implant, KB Pasang, ring jantung, pan, memiliki darah tinggi, kolesterol tinggi , tattoo, gigi palsu, tambal gigi tidak bisa menjalani tes MRCP. Jadi usahakan sebelum MRCP semua atribut tersebut dilepas jika memungkinkan ( kecuali ring jantung dan pan barangkali ya )
3. Persiapan mental
Mesin MRCP ini mirip tabung. Ukurannya kecil. jadi bagi mereka yang phobia ruang sempit mungkin perlu mempersiapkan mental sebaik mungkin.
Pengalaman Tes MRCP
Alhamdulillah tes nya lancar, saya menunggu sampai dzuhur untuk tes. Karena ada 3 pasien sebelum saya yang juga tes MRI. Ada satu pasien yang tes MRI nya sampai 2 jam, kemungkinannya sih tes MRI keseluruhan. Karena ketika jam 1 siang giliran saya tes MRI dengan MRCP, tes saya hanya satu jam.
Bagiaman rasanya? deg - degan udah pasti, agak syok dan panik. Karena walau mesin MRCP nya besar, tapi lubang tes nya agak sempit. jadi kalau anda punya phobia ruang sempit harus siapkan mental, karena saya saja yang tidak memiliki phobia ini, begitu masuk merasa sesak dan agak takut. Tes nya cukup lama, bisa 1 - 2 jam. Jadi selama itu harus sabar, menahan diri dan berfikir positif. Saya malah ngantuk, hahaha. jadi ya perbanyak solawat aja sama dzikir. Soalnya gak boleh tidur karena ada intsruksi harus tarik nafas, lepas dan tahan selama tes MRCP.
Nah itulah pengalaman hari kedua kunjungan ke RSHS. Alhamdulillah hari ini lancar dan admin nya juga super ramah. Saya harus kembali berkunjung ke Poli Bedah Digestif pada tanggal 7 September nanti, cukup lama karena saya peserta BPJS jadi harus reservasi online dan jadwalnya rebutan. Kuota dibatasi per hari nya 16 pasien.
Bersabar itu udah pasti, tetap semangat dan berjuang jaga mood apalagi. Karena kalau tidak, bisa ambyar pertahanan pola makan saya dan bisa kambuh sewaktu-waktu. Entah kapan jadwal operasinya, entah harus menunggu tes apa lagi. Yang pasti, saya berharap semua dimudahkan Allah SWT dan kalau memungkinan bisa operasi secepatnya.
Jujur, saya agak khawatir dengan kuning yang sudah begitu pekat sampai wajah saya agak menghitam, kusam, tirus dan gatal gatal seluruh badan.
Semangat? sudah pasti. Malu dong dengan banjir support dari keluarga, sahabat dan teman sesama blogger yang gak pernah berhenti kasih saya semangat dan do'a lekas sembuh.
Stay health ya teman - teman, jaga kesehatan dan pola makan juga pola tidur. jangan sampai kena sakit. Sakit itu gak enak dan mahal, hehehe.
Salam Artjoka.
MasyaAllah, Terima kasih sdh sharing pengalamannya kak 🙂. Syafakillah Kak, semoga Allah memudahkan ikhtiar berobatnya, diberikan kesembuhan dan bertambah nikmat sehatnya, Amin. I love sketsanya kak, nice ❤️
BalasHapusSemangat teh eka insyaallah semua baik-baik aja ya. Seneng dengernya bisa abil tindakan cepat alhamdulillah
BalasHapusalhamdulilah kunjungan kemarin lancar ya mbak, semoga kunjungan berikutnya lancar juga dan ga ada drama drama yang puyeng ya
BalasHapusHebat sekali kak, bahkan petugas takjub dengan semangat yang kakak miliki untuk sembuh. Saya juga jadi tahu tentang alat ini. Kalau yang phobia ruang sempit sepertinya bakal makin gugup ya. Semangat selalu kakak.
BalasHapusAlhamdulillah, banyak yang dukung, makin semangat lagi ya teh, syafakillah, peluk jauh teh Ekaaa 🤗
BalasHapusAlhamdulillaah akhirnya dapat jadwal segera ya, kak. Syafakillah Kak, semoga Allah SWT memudahkan ikhtiar berobatnya, diberikan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit yang lain. Tetap semangat!.
BalasHapusCepat sembuh mba..tetap semangat menjalani pengobatan, meskipun rumah sakit di Indonesia banyak dramanya. Bahkan masih berusaha menghibur disaat orang udah kritis
BalasHapusAlhamdulillah. Walaupun selalu ada drama yang mengiringi, tapi akhirnya bisa berobat juga, Teh. Itu pasti berkat semangat dan doa yang kuat dari Teh Eka. Saya ikut bantu doakan ya, Teh. Semoga lekas sembuh dan sehat kembali seperti sedia kala.
BalasHapusTerima kasih sudah berbagi ceritanya lewat tulisan ini. Salam hangat. :)
semoga dimudahkan setiap prosesnya teh. baru tahu kalau pakaian juga selektif ya kalau mau melakukan MRCP ini.
BalasHapusAku jadi penasran juga hubungan bilirubin tinggi sama batu empedu nih teh. diantos cerita selanjutnya
Mudah2an cepet sehat ya kak eka. Soal MRCP ini aku baru tahu kalau khusus penderita batu empedu. Nah aku penasaran, setelah MRCP gimana kak eka untuk ilangin batu empedu itu? Tetanggaku jg punya batu empedu, dia dioperasi dan alhamdulillah sekarang sudah lebih sehat drpd sebelumnya. Kenapa ngga langsung dioperasi aja ya kak eka kalau tahu ada batu empedu gituu? Biar cepet gitu huhu...
BalasHapusTrus apakah memang antrian MRCP selalu lamaaa gitu ya? Bisa seminggu, sebulan? huhu.. aku lihat di hospital playlist tuh kenapa cepet banget ya mereka. misal pindai MRI besok, baca datanya. Besoknya lagi langsung tindakan, jadi sakitnya ngga lama2 :(
Semoga sehat wal'afiat ya, pengalamannya dijadikan pelajaran untuk saya jika akan melakukan MRCP ini
BalasHapusWah mba pelukkkkkkk. Semoga dimudahkan dan disehatkan ya mba. Tetap semangat dan terus semangat ya demi orang orang tercinta 😘😘😘
BalasHapusAlhamdulillah, semoga terus dilancarkan dan disehatkan kembali, teh.
BalasHapusTinggi banget ya bilirubin-nya, pantes diduluin. Soalnya ngantri MRI/MRCP emang lama, karena alat segitu2 aja sementara yg butuh periksa banyak, jadi pake skala prioritas.
Ya ampun kak, semoga cepat sembuh yah.
BalasHapusSalut dikondisi sakit seperti ini masih bisa sharing pengalaman MRCP di rumah sakit.
Jadi malu sama diri sendiri yang masih muda dan sehat tapi masih suka rebahan dan menunda pekerjaan.
Agak kaget lihat ketentuan sebelum MRCP, harus melepaskan semua yang ada unsur logam yang ada di tubuh. Kalau menghindari baju tanpa resleting sih gampang, tapi yang pake kawat gigi, tambal gigi besi juga harus dilepas dulu yah.
Terima kasih sebesar-besarnya, dalam kondisi sakit masih bisa berbagi. Semoga segera disembuhkan dan diberi yang terbaik ya bu. Dan tulisan ini bisa menjadi ladang amal bagi siapa pun yang membacanya.
BalasHapus---
Kebetulan saya pernah dinas di beberapa rumah sakit swasta dan pemerintah. Salah satunya mempelajari sistem dan prosedur MRCP ini. Dan yang paling penting dipersiapkan pasien memang mental dan pikiran positif.
Mbak, semoga segera diberi kesembuhan oleh Allah atas sakitnya ya. Semangat menjalankan semua proses pengobatannya :)
BalasHapusMasya Allah... Dalam kondisi seperti ini, teteh luar biasa masih bisa menuliskannya. Semoga segera diberi kesembuhan tanpa meninggalkan rasa sakit apapun. Sehat-sehat ya, Teh... :)
BalasHapusMasya Allah mudah2an lekas sehat lagi ya kak eka. Oh ini tuh khusus penderita batu empedu aja?setelah MRCP gimana kak eka untuk ilangin batu empedu itu? apakah tetap akan dioperasi ya? :)
BalasHapusteh eka semangat ya, teh eka pasti sembuh, aku yakin biidznillah... alfaatihah...
BalasHapusSemoga lekas sembuh ya ka Eka. Tetep semanget ya ka dan semoga diberikan kesehatan sama Allah. Amin 🙏
BalasHapusMbaa Ekaa... mba hebat bnget bisa nampak sehat dan masih aktif ngeblog. Saya dulu mengira sakit batu empedu tinggal.operasi namun trnyata ada tahap yg harus dilalui ya mbak
BalasHapusSebetulnya batu empedu itu memang sebaiknya dioperasi, tetapi kita tidak bisa begitu saja membuka liver untuk mengambil batunya tanpa ada pemandu.
HapusDi sinilah fungsinya MRCP, untuk memotret lokasi batu tersebut secara akurat, supaya operasi membuka livernya tidak perlu membuka banyak-banyak lokasi. Liver kan luas, sedangkan batunya tersembunyi di suatu tempat.
Mbak Eka, pelihara mental positif ya. Memang berobat batu empedu gini sangat tidak enak dan prosesnya cukup panjang. Tetapi semua dokter di sana (termasuk yang wajahnya datar-datar saja di Poli itu) ingin Mbak cepat sembuh. Kalau dia buka WhatsApp Web selama memeriksa Mbak itu, dia bukan ngerumpi, tapi dia sedang bicara dengan atasannya mengenai situasi Mbak. Saya rasa atasannya yang akan mengoperasi Mbak Eka, bukan sang dokter di Poli itu. (Saya pernah kerja asisten di sana sekitar 15 tahun yang lalu.) Semangat, Mbak Eka :)
Nambah wawasan dan melengkapi artikel ini jadi kaya dengan sudut pandangnya bu dokter. Terima kasih
HapusMasya Allah salut dengan mba, masih tetep produktif, semangat ya mba, semoga segala urusamnya dimudahkan oleh Allah.
BalasHapusProsesnya panjang juga ya. Mbak Eka hebat bisa tetap tenang menjalaninya. Bisa berbagi juga lewat blog. Tapi memang nulis blog bisa sekalian healing sih ya. Semangat dan get well soon mbak.
BalasHapusAku mrembes mba Eka, allhamdulillah ya drama yang jadi konten tapi banyak memberikan pelajaran berharga buat kami. Mba Eka semoga dimudahkan dalam segalanya, proses kesembuhannya lancar. Mba pas 1-2 jam di dalam ruang sempit mrcp itu mba mkir apa berdoa terus ya pastinya merem apa melek sih mba aturannya kalo di dalam tabung itu
BalasHapusSyafakillah teh Eka. Semoga dimudahkan dalam segala proses penyembuhannya dan segera pulih kembali seperti sedia kala. Amin
BalasHapusNgeri klo ngeliat tabung begini. Tapi bagus juga klo rumah sakit sudah punya alat seperti ini. Sehat selalu mbak
BalasHapusSemangaaaat mba Eka. Aku doain mba Eka bisa kuat melewati step2 nya, dan segera pulih yaaaa
BalasHapusAku yg baca ini aja ngerasa serem juga :(. Apalagi yg bagian masuk ke mesinnya itu. Panik sih pasti.
Semoga lancar pengobatannya ya mba
Saya merasa sangat pilu melakukan proses mulai dari cek darah sampai MRCP dan menunggu hasilnya dan keputusan operasi. Panjang sekali prosesnya. Dalam kondisi sakit masih harus saar. Semoga cepat terselesaikan dan pulih kembali.
BalasHapusYa Allah teh eka, meski dalam kondisi sakit masih bisa berbagi hikmah. memang sejatinya manusia harus mengali hikmah di setiap kejadian yah. Teh Eka juga kemanapun bawa cat air ya...semogaAllah selalu mudahkan dan segera beri kesembuhan ya teh. sehat-sehat
BalasHapuspenasaran apa sih MRCP, ternyata menurut sehatq : Magnetic resonance cholangio-pancreatography (MRCP) adalah jenis pemeriksaan pencitraan dengan teknologi MRI. Prosedur ini menghasilkan gambar organ hati, kantung empedu, saluran empedu, pankreas, dan saluran pankreas yang lebih mendetail.
BalasHapusIkut deg degan baca nya, semoga lekas sembuh ya
Saya baru tahu apa itu MRCP.. terharu baca perjuangan berobatnya, semoga lekas sembuh Mba..
BalasHapusyakinlah bahwa Tuhan akan selalu berada disisi umat-Nya yang pantang menyerah..
Mbak Eka... Syafakillah ya Mbak. Semoga lekas pulih. Insya Allah kembali sehat sediakala Mbak!!
BalasHapusBtw aku baru tahu lebih dalam soal UN tes MRI lewat postingan ini nih, aku baca dengan saksama banget.
Mbak Eka, salutt. Luar biasa perjuangannya ya mba... Semangat buat sembuh yaa mbak, aku yakin mbak bisa melaluinya dan semoga cepat pulih yaa mbak, aamiin...
BalasHapusMasyaAllah,
BalasHapussemoga lekas sembuh ya Kak,
terima kasih udah berbagi pengalaman kaka, pengalaman kaka menjadi pengetahuan baru bagiku kak
masya allah mbak, kuaatttttttt luabiasa
BalasHapussemoga mbak lekas membaik, sehat kembali ya mbak.
ini menmabh wawasan baru buat saya ttn mrcp.
energi positif mbak eka dengan menulis di blog terkait pengalaman mbak gini sangat bermanfaat bagi kami
smga mbak dan keluarga juga dikuatkan menghadapi semua ini ya mbak.aamiin
Semoga lekas sembuh ya Mba. Tulisannya bikin saya terharu. Allah memang maha baik ya Mba. Doanya langsung diijabah buat MRI lebih cepat. Semoga nanti operasinya lancar ya. Amin allahuma amin.
BalasHapusSyafakillah Kak Eka. Peluk jauh . Terharu sekali membaca perjuangan pengobatan Kakak. Detail pula tahap-tahapnya Kak. Semoga membantu banyak teman-teman yang mengalami dan menjalani proses yang sama dengan Kakak.
BalasHapusMasya Allah semangatnya mbak Eka membuat saya yang membaca ikutan semangat untuk melakukan hal positif juga. Syafakillah Mbak Eka, semoga lancar semua prosesnya ya Mbak
BalasHapusSemoga segera membaik kondisinya, mbak.
BalasHapusSaya pernah ke ruangan ESWL di RSU Dr Sutomo, tapi saya nggak banyak paham tentang prosedur dan tindakan terkait terapi Batu Empedu ini.
Penjelasan Mbak Eka semogamenjadi ladang amal mbak bagi kami yang nggak paham tentang detail penyakit ini.
Semoga segera sehat kembali.
Tetap semangat Mbak Eka,doa terbaik buat kesembuahan mbakdari Surabaya sini.