Panik gak?
Panik lah!! Masa enggak.
❤️❤️❤️
Panik, Keenan di gigit Kiki
Seketika inget meme meme tik tok yang lagi hype tentang panik. Saya bukan tiktokers, tapi di IG meme serupa berseliweran di explore π jadi mau gak mau jadi tau.
Dua hari yang lalu saya panik ketika Keenan mengeluh sakit di bagian lengan. Saya raba dan ada luka bekas gigitan serta bengkak di area tersebut. Saya tanya kakak kenapa, lalu dia bilang tadi pagi di gigit Kiki.
Hadeuuh, ntah yang keberapa kalinya saya larang Keenan menggoda Kiki. Masalahnya Kiki sekarang bukanlah Kiki yang dulu lagi. Semenjak keluarga kami mengalami resesi ekonomi, Kiki tidak lagi saya beri makan Snack atau ikan pindang. Karena mahal cuy, sehari untuk pindang aja saya harus merogoh kocek 7ribu rupiah ditambah Snack 14ribu untuk dua hari.
Hal ini tentu jadi pertimbangan dong, karena saya masih memikirkan uang belanja untuk masak, uang jajan anak - anak yang gak sedikit dan susu UHT mereka yang sehari menghabiskan sampai 14 kotak! Gila kan???
Saya gak akan curhat tentang konsumsi susu UHT mereka yang banyak itu. Tapi ya mau gak mau akhirnya saya putar otak gimana caranya biar Kiki masih bisa makan dengan biaya yang rendah.
Akhirnya, saya beli kepala ayam 1/2 kg , saya bersihkan dan simpan di lemari es. 1/2 kg isinya beragam, kadang 7 hingga 9 potong. Dengan jatah sekali makan 1 kepala ayam, saya rasa cukup lah 1/2 kg kepala ayam untuk jatah makan Kiki hingga 3 hari dengan aturan 3x makan. Ini hemat sekali. Terkadang saya beli 1 kg sekaligus jadi bisa saya simpan untuk jatah makan dia hingga satu Minggu kurang.
Satu Minggu hanya mengeluarkan 10ribu, wah hemat sekali bukan?
Tapi ternyata karena Kiki saya kasih daging mentah, akibatnya insting hewan dia keluar. Kiki jadi beringas dan berani melawan kucing - kucing Jeger di kampung saya. Setiap adu jotos Kiki selalu menang. Padahal biasanya, begitu liat para Jeger lewat dia langsung ngibrit masuk rumah dan sembunyi dibawah meja komputer.
Dia juga galak, apalagi kalau di sentuh ekor dan perut dalam serta punggung dekat ekor. Nah bagian itulah anak - anak sering menggoda Kiki. Jadi, refleks membela diri Kiki keluar dan Happp!! Cakar dan gigitan menyambar tangan anak - anak, terkadang termasuk saya.
Walau sudah dikasih larangan, yah namanya juga anak - anak kadang masuk kuping kanan keluar kuping kiri. Gak digubris. Walau udah kena gigitan juga tetep aja sering menggoda Kiki. Ckckck...
Melihat luka gigitan yang membengkak tentu saya panik. Saya takut Keenan kena infeksi atau rabies. Saya langsung cuci luka nya dan kasih kayu putih. Saya bahkan Sampai Googling cari tau gimana ngobatin luka gigitan kucing yang bengkak dan berencana bawa Keenan ke dokter segera.
Tapi,
Akhirnya saya enggak jadi bawa Keenan ke dokter. Segera saya siapin Keenan dengan sosis goreng kesukaan dia lalu saya kasih Paracetamol Syrup. Saya harap setelah itu Keenan gak ngeluh sakit lagi dan bengkaknya kempes.
Alhamdulillah keesokan harinya luka Keenan membaik dan gak bengkak lagi. Ah saya lega.
❤️❤️❤️
Panik Parah Ketika Sakit Menyebabkan Restrat Ulang Main Goal
Kembali soal panik, kadang saat kita terkena musibah, sakit, kecelakaan dan lainnya maka panik jadi hal pertama yang kita rasakan.
Termasuk sakit saya dua Minggu yang lalu.
Sakit saya berawal di hari Minggu yang ceria sekitar dua Minggu yang lalu dua hari sebelum memasuki bulan Ramadhan. Saya berkunjung ke rumah ibu dan bermaksud Munggahan bareng sebelum puasa. Rencananya kami piknik ke Batu Kuda. Tapi setelah dipikir - pikir, saya agak malas karena harus masak dalam porsi besar dan banyak. Belum termasuk nyiapin perlengkapan piknik yang udah kebayang ribetnya.
Jadi saya bilang sama ibu, udah gak usah jadi pikniknya. Lagian ibu juga lagi kurang enak badan. Mending dirumah aja kita nyambel, ikan asin dan jengkol. Ibu setuju dan saya langsung bilang sama adik ipar gak jadi pikniknya.
Oke beres. Saya bisa ajak anak - anak jalan - jalan santai ke GBLA dan masjid apung.
Tetapi, saya kaget ketika pulang dari ajak anak - anak jalan - jalan ibu tampak sibuk memasak di dapur. Ternyata pikniknya jadi dong!! Haduh. Ya sudahlah mau apalagi? Dengan terpaksa saya yang udah cape motor - kotoran jadi bantu ibu di dapur. Adik saya kekeuh ternyata pengen piknik. Agak kesel juga sih tapi Yaaa sudah!!
Kami berangkat lepas Dzuhur dan sampai Batu kuda sekitar jam 2 siang. Sial, gak sampai setengah jam kami duduk santai diatas hamparan rumput hijau diantara hutan Pinus yang rindang, awan tetiba mendung dan angin bertiup kencang. Ngagelebug malah! Ah alamat hujan ini mah!! Dan ternyata iya dong!!!
Secepat kilat semua peralatan makan, tikar dan bantal diangkut dan kami lari menuju warung - warung dan berteduh sampai hujan reda. Kehujanan? Sudah pasti. Bete kan ya jadinya? π€
Lalu kami pulang begitu hujan reda dan baju saya agak basah. Bukan hanya itu, saya juga menahan ngantuk sepanjang perjalan pulang karena Kilan tertidur di pangkuan. Hal ini berimbas kepala saya sakit dan badan lelah sekali. Begitu sampai rumah ibu, saya makan Paracetamol dan alhamdulillah kepala saya agak membaik.
Kilan saya pindahkan ke kamar dan saya rebahan tapi sulit tidur. Malam harinya untunglah Kilan sudah tidur dari jam 8 dan saya bisa segera kerja. Saya tidak lanjut tidur karena saya ada deadline menulis content replacement dan membuat template untuk feed flyer Tanos. Saya kembali begadang. Seperti biasa. Kopi jadi suntikan energi ditambah miedog.
Lalu sekitar jam dua pagi saya merasakan punggung kanan saya sakit. Saya pikir karena pegal kelelahan dan yang saya butuhkan hanya tidur. Lalu saya tidur di kasur tipis depan TV di ruang tamu. Karena ibu sudah tidur duluan dengan Keenan di kamar. Tak ada ruang untuk saya dan Kilan tidur disana.
Sambil tidur saya masih merasakan sakit di punggung, saya paksakan tidur sambil berharap besok pagi sakitnya hilang. Tapi ternyata setelah bangun keesokan paginya, sakit punggung saya malah makin menjadi dan menjalar ke perut. Tidak banyak pikir saya langsung makan asam mefenamat setelah sarapan. Biasanya sih kalau sudah makan obat itu sakit punggung saya hilang.
Tapi ternyata malah makin parah!!!
Drama Episode Kambuh
Akhirnya saya telpon pak suami dan minta dijemput lebih awal karena saya kambuh lagi. Pak Suami marah karena saya kambuh lagi setelah tau bagaimana saya bisa kambuh lagi. Suami sudah wanti - wanti saya sejak lama untuk tidak begadang dan jangan terlalu ngebet cari cuan dari menulis. Karena Toh dia sedang ikhtiar. Tapi ya dasar aku nya yang gatel pengen bantu dan pegang uang sendiri π
Sore hari sakit saya makin menjadi. Tidak bisa bangun dari tempat tidur dan itupun sambil menahan sakit. Kalau di ibaratkan, sakitnya mirip di tinju berkali - kali di perut dan sakitnya menetap. Udah deh ampun kalau sudah kambuh!! Mirip dengan episode kambuh empedu dua tahun yang lalu. Saya panik luar biasa dan takut harus menghadapi meja operasi.
Lalu Pak Suami bawa saya ke dokter Sigit dan katanya asam lambung saya naik, GERD saya kambuh. Tidak disebutkan soal batu empedu karena saya gak bilang.
Setelah makan obat dari dokter Sigit sakit saya gak membaik juga. Semalaman saya menahan sakit dan tidak bisa tidur. Ngeleunyap sekitar 10 - 15 menit lalu terbangun oleh rasa sakit. Begitu terus sampai pagi π Ya Allah cape nya minta ampun!!!
Akhirnya sekitar jam 9 pagi saya dibawa ke UGD RSUD Ujung Berung dan langsung diberi suntikan anti nyeri. Tidak lupa tentu saya ceritakan kalau saya sakit perut dibawah rusuk yang menjalar ke punggung. Saya juga bilang kalau saya begadang, minum kopi dan siang hari makan jengkol sedikit aja dan sayur sawi bersantan. Soal batu empedu juga saya bilang kalau ada riwayat dan beluk pernah kambuh lagi sejak dua tahun yang lalu.
Setelah menunggu sambil tiduran selama setengah jam di risbang UGD Alhamdulillah sakit saya hilang. Saya bersyukur sekali. Dokter memberi surat rujukan untuk kembali berobat ke bagian penyakit dalam dan melakukan USG sekitar bulan depan.
Hati saya agak sedih karena upah menulis dan job receh selama sebulan ini habis seketika untuk biaya pengobatan UGD. Padahal tadinya uang itu saya simpan untuk menambah biaya pendidikan Keenan masuk SD bulan Juni mendatang.
Saya tidak bisa memakai BPJS karena masih ada tunggakan yang jumlahnya cukup besar.
Ya sudahlah gak apa - apa, yang penting saya gak lagi merasa kesakitan. Dokter UGD memberi saya obat GERD, Ibuprofen 500mg dan obat Syrup untuk radang di tukak lambung dan setelah saya baca bisa juga untuk mengurai tegang otot di kantong empedu. Jadi saya merasa lega sekali kalau kalau sakit ini karena batu empedu. Setelah ini saya berencana untuk USG dan cek kondisi kantong empedu saya.
Sayangnya, sore hari setelah makan obat dari UGD perut saya kembali sakit lagi. Saya gak ngerti kenapa bisa begitu, padahal Omeprazole, Antisida , Ibuprofen dan Syrup untuk tukak lambung sudah saya makan. Saya panik dan stress luar biasa. Saya takut kantong empedu saya bengkak dan pecah atau terluka atau mengalami peradangan.
Malam harinya saya kembali mengalami malam panjang yang mengerikan. Tidak bisa tidur dan sepanjang malam menahan sakit yang luar biasa. Duduk sakit, berdiri apalagi dan dibawa berbaring pun saya harus cari posisi yang bisa enak yang setidaknya membuat rasa sakit gak terlalu sakit. Posisi miring kiri sambil di tahan guling jadi posisi yang cukup membantu.
Semalaman saya stress dan takut batu empedu saya kambuh. Tentu saya sampaikan kekhawatiran saya pada suami.
Pak Suami pun ikut panik. Tapi dengan tegas dia bilang gak mau bawa saya ke rumah sakit. Pertama karena alasan ekonomi, kami tidak punya cukup uang untuk rawat inap hingga kemungkinan operasi pengangkatan batu empedu.
Kedua, kalau saya jadi dioperasi bagaimana dengan Kilan? Dia sulit sekali lepas dari saya dan tidak mau di urus oleh siapapun!
Akhirnya dengan pasrah, saya terima usulan Suami berobat alternatif. Walau dalam hati saya ingin sekali berobat ke rumah sakit biar semua jelas, di USG sekalian biar keliatan saya ini sakit apa sebetulnya. GERD kah? Masuk angin kah? Batu empedu kah?
Lalu Pak Suami membawa saya berobat ke Pak Oyib yang merupakan langganan berobat almarhum bapak mertua. Pengobatannya sederhana, hanya di pijat dan minum jamu. Di pijatnya enak kah? Boro - boro!! Sakitnya luar biasa sampai saya nangis. Pak Oyib bilang saya "hanya" masuk angin. Bukan batu empedu. Tapi GERD saya memang kambuh karena masuk angin itu. Saya gak percaya, karena kan Pak Oyib bukan dokter!!!
Lalu kami pulang dan saya kembali rebahan di kasur. Saya bisa tidur siang dan cukup nyenyak. Syukurlah ada efeknya setelah di pijat walau sakit mah masih ada gak ilang - ilang.
Saya udah pasrah aja deh Ya Allah. Ntah gimana lagi ngobatin sakit yang gak ilang - ilang ini. Stres nya ditambah saya jadi gak bisa puasa pertama Bareng suami yang mana tahun ini adalah tahun pertama kami bisa buka puasa bareng setelah hampir 6 tahun gak pernah karena suami dagang kan. Juga sedih karena hari itu adalah hari 10 tahun pernikahan kami.
Sedihnya berlipat ganda.
Semangat Muncul Lagi
Dalam keadaan panik, stress dan sedih tiba - tiba sahabat saya Siska, telpon setelah saya beri kabar kalau saya sakit lagi. Dia bilang kalau saya kayanya masuk angin parah ditambah GERD. Soalnya dia pernah kaya gitu. Saya bilang sakitnya kaya gini dan gitu. Ditambah belum buang angin dan BAB sejak hari Minggu yang mana sudah tiga hari. Dia bilang kalau saya udah buang angin dan BAB pasti sakitnya hilang. Apa yang Siska bilang sama persis dengan yang Pak Oyib bilang. Saya gak percaya, tapi kalau Siska yang bilang saya jadi percaya.
Telpon Siska membuat cemas saya berkurang dan merasa agak tenang. Lalu, ibu kafa yang menjadi partner saya setahun terakhir ini di komunitas ICC bilang ingin support saya dengan menggalang donasi untuk membantu biaya pengobatan saya. Sejujurnya saya agak malu, tapi butuh juga! Hehehe.
Alhamdulillah, support dari ibu kafa dan teman - teman ICC perlahan membuat saya lebih tenang dan semangat untuk sembuh apapun sakit saya ini. Bukan pada donasi nya, tapi pada perhatian dan support mendoakan dan memberi semangat agar saya lekas sembuh. Support dari teman - teman Pejuang Tanos juga membuat saya makin semangat. Sambil becanda dan ngobrol santai di wag Tanos tentang hal - hal yang ringan dan lucu membuat saya terhibur.
Saya terus berdo'a dan dzikir sambil rebahan pake bantal pemanas di perut dan punggung, minta supaya Allah angkat sakit saya secara ajaib dan cepat. Saya udah gak kuat lagi nahan sakitnya. Udah cape dan lelah. Saya juga coba makan obat pereda nyeri paracetamol dengan harapan bisa membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan kalau emang iya saya mengalami itu di perut, kantong empedu atau lambung.
Alhamdulillah di hari keempat saya bisa buang angin dan besoknya bisa BAB. Dan ternyata benar, sakit perut dan punggung saya berkurang. Saya bersyukur sekali. Lebih bersyukur lagi karena sahabat lama saya Kiki juga telpon saya dan menyemangati saya. Saya merasa bersyukur karena dikelilingi keluarga, sahabat dan teman yang mendukung saya untuk lekas pulih.
Pak suami juga lega dan terlihat tidak panik lagi. Tentu karena gak stress lagi mikirin gimana kalau jadi ke rumah sakit, hehehe
Setelah lewat satu Minggu, Alhamdulillah sakit saya berangsur hilang. Saya bisa tidur dan duduk tanpa menahan rasa sakit. Saya mulai bisa jalan sedikit. Lewat satu Minggu lebih saya mulai bisa mandiin anak - anak dan menyuapi makan. Lama kelamaan saya mulai bisa beres - beres rumah sampai cuci baju dan masak.
Alhamdulillah sekali Ya Allah.
Restart My Goal
Karena selama sakit saya mengalami stress dan panik khawatir batu empedu kambuh lagi, pemulihan jadi terasa lama dan secara psikologis saya jatuh, emosi terkuras dan saya enggan melakukan apapun terlebih soal kerja. Saya bahkan berfikir untuk Hiatus dari dunia blogging dan aktivitas di komunitas. Saya bahkan berniat burning the bridge.
Jam 11 malam belum tidur saya panik, sementara mata belum mengantuk karena kenyang tidur pagi dan siang hari. Menulis untuk curhat saja saya enggan. Akhirnya saya rapihkan meja kerja, mengeluarkan semua alat gambar dan menggambar. saya senang melakukannya dan saya merasa jauh lebih santai. Menggambar menjadi media self healing yang lain bagi saya.
Saya merasa jauh lebih baik. Lalu saya rapihkan template blog kedua saya yang khusus untuk menulis "bebas dan lepas" tentang apapun. Tanpa ada tuntutan secara pribadi sebagai ladang penghasilan.
Tiba - tiba saya merasa menjadi Blogger Profesional begitu melelahkan. Karena banyak hal yang harus dilakukan. Untuk menjadi Blogger Profesional itu artinya saya harus tegas, disiplin, keras sama diri sendiri , berkomitmen tinggi dan harus bisa bagi waktu.
Kenyataannya saya gak bisa. Berbulan - bulan saya menjalani kegalauan karena kesulitan bagi waktu antara anak - anak, domestik dan kegiatan blogging. Berbulan - bulan juga saya bergadang dan selalu kekurangan tidur sampai saya sering masuk angin ringan dan kelelahan.
Terlebih setelah sakit kemarin dimana saya merasa kerampokan di UGD saya jadi merasa sia - sia aja kerja keras saya selama sebulan!! Hasilnya gak sebanding dengan apa yang saya dapatkan, yaitu sakit parah.
Mungkin ada masa dimana kita berada di titik terendah dan merasa semua usaha sia - sia. Atau mungkin selama ini saya salah langkah sehingga akhirnya saya jatuh sakit dan kembali kambuh?
Sakit yang tiba - tiba ini seakan mengingatkan saya bahwa selama ini saya sudah salah mengambil langkah, kurang tegas dengan diri sendiri soal disiplin waktu dan berambisi tanpa memilih strategi yang tepat.
Karena tidak ada yang salah dengan menjadi Blogger dengan tujuan menjadikan kegiatan blogging menghasilkan penghasilan. Dan itu pilihan saya sejak setengah tahun terakhir. Jadi apapun situasinya nya sudah menjadi resiko bagi saya untuk mencari strategi yang tepat.
Tapi ternyata saya kesulitan mengatur waktu dan disiplin diri. Akibatnya saya kehabisan energi dan sulit fokus karena anak - anak saya masih ada dalam masa tumbuh kembang yang membutuhkan perhatian penuh ibu nya.
Terbesit pertanyaan, Momblogger lain masih bisa kok aku gak? Tapi akhirnya saya paham kalau Situasi dan kondisi setiap momblogger tidak bisa disamakan.
Untuk saat ini saya belum membuat detail perencanaan kedepannya akan seperti apa atau apa yang akan saya lakukan. Tapi yang pasti kali ini saya menuruti apa kata Pak Suami, menjadikan kegiatan blogging sebagai hobi. Jika ada penghasilan dari kegiatan Blogging itu adalah nilai lebih. Karena kesulitan saya membagi waktu dan konsentrasi juga faktor kesehatan.
Saya harus membuat standar untuk diri sendiri, dengan begitu saya akan memilki batas agar tidak tidak kebablasan lagi.
Seperti, Mengambil job receh atau tawaran menulis berbayar yang memang saya ingin, sesuai minat saya, nominalnya sesuai standar saya dan tidak membutuhkan energi dan waktu yang terlalu besar. Kesannya jadi siapa gue ya? DA masih kecil aja belagu!! Personal brand belum kuat aja sombong! Wkwkwk
Tapi gak apa - apa, namanya juga standar diri. Ada poin standar utama yang saya miliki dan jadi landasan pengambilan keputusan. Dan kali ini saya konsisten karena saya nyaman dengan ini.
Bukan menolak rezeki, tapi saya mulai berfikir praktis. Kalau harganya sebanding dengan effort yang saya kerjakan, kalau tidak ya gak akan saya ambil. Terkesan manja ya, tapi gak apa-apa kan? standar ini saya buat agar saya punya batasan dan tidak memaksakan diri lagi.
Saya juga berencana mengurangi aktivitas berkomunitas. Mengurangi ya bukan menghilangkan. Karena bagaimanapun saya bisa menjadi blogger seperti sekarang dikarenakan adanya andil besar dari komunitas. Saya masih senang dan ingin membantu komunitas yang mensupport kegiatan blogging saya selama ini dengan skill yang saya punya terkait design dan saya tidak keberatan. Saya malah happy.
Untuk saat ini, saya masih enggan memikirkan pekerjaan yang terlalu pelik. Fokus saya sekarang pada pemulihan fisik dan mental. Saya masih harus bergulat dengan kekhawatiran sakit saya yang bisa kambuh sewaktu - waktu. Jadi urusan lain, perlahan lah saya rencanakan.
Insight
Mau menjadi apapun, momblogger profesional atau sekadar blogger biasa menurut saya tidak masalah. Semua kembali pada tujuan masing-masing. Jika mampu kerjakan tapi jika tidak jangan memaksa. Kesehatan fisik dan mental jauh lebih penting dari mengejar ambisi dan harapan. Bagi saya pribadi ada hal penting lainnya, perhatian dan fokus saya juga waktu bersama anak-anak dan keluarga juga harus jadi pertimbangan. Sebandingkah apa yang didapat dengan hilangnya waktu dan perhatian saat bersama anak - anak?
Situasi dan kondisi setiap momblogger berbeda, ada yang memang terjun total sebagai momblogger profesional ada juga yang menjadi blogger sebagai media menyalurkan hobi. Semua kembali lagi ke pilihan masing - masing, tidak ada yang salah ataupun benar.
Setiap pilihan lengkap dengan resiko dan peluangnya. Tinggal kembali lagi pada diri sendiri, siap dengan resiko dan peluangnya? Siap menjalani pilihan dengan segala konsekuensinya? Kalau siap ya hajar aja dan tetap konsisten disertai semangat. Karena kalau tujuan awal sudah yakin seratus persen, ujian menghadang sebesar apapun pasti kembali ke tujuan awal.
Dan sejujurnya, tujuan awal saya menulis di blog adalah sharing dan media self healing. Jadi ketika saya mencoba peluang lain dan mencoba adaptasi sekuat tenaga, ternyata memang kurang cocok. Jadi saya kembali lagi ke niatan dan tujuan awal menulis di blog.
Begitu.
Bagaimana dengan teman - teman? Adakah yang pernah mengalami hal seperti saya? boleh share ya di kolom komentar dan yuk saling semangat menyemangati.
Salam artjoka.
Sekian.
Gejalanya apa mbak GERD dan batu empedu ??
BalasHapusHalo kak Alvi,
HapusKlo Gerd mirip maagh. Tapi dia ada panas di dada sampai tenggorokan. Mual, muntah dan sulit makan. Kalau batu empedu sakit di bagian bawah rusuk sebelah kanan. Agak dekat lambung. Sakitnya seperti apa? Nyeri yang tidak berhenti. Kalau parah bisa tembus ke bahu kanan menjalar ke seluruh punggung bagian kanan. Semoga kakak mah gak kena GERD apalagi batu empedu ya, sehat - sehat selalu kak
Aamiin
BalasHapusOh gak ada gejala itu sih aku mbak, cuman itu tadi lidah ku pernah terasa pait pas aku tidur dan boyok (pinggang belakang) pernah rasanya gak nyaman gitu
Salfok menemukan kata 'ngaleunyap' di tulisan teh eka :).
BalasHapusSemoga sehat neras teh
halo kak Yonal, hehehehe.....kalau bahasa indonesia artinya apa ya? tidur sebentar kah? hehehe. Aaamin, terimakasih banyak doa nya ya kak. doa yang sama untuk kakak :)
HapusYa ampuuuun Kakaakk.. Masya Allah. Semoga sakitnya menjadi penggugur dosa-dosa. Sehat-sehat terus Kak Ekaaaa... biar kata tulisannya ga untuk ngonten SEO, yang penting happy, dan aku tetap suka baca tulisannya Kak Eka.
BalasHapushalo kak Monika,
HapusAamin Ya Rabb, makasih doa nya kak. Makasih juga supportnya, saya senang walau ini tulisan curhat masih enak dibaca, hehehe. smeoga kakak juga sehat selalu yaaa
Astaga kak Eka!!!! Aku baru tau loh kalo kak Eka sakiiit huuhuhuhu maaf soalnya di grup ICC pun aku beberapa kali skip baca karena sibuk pekerjaan lain. Baru mulai baca grup ICC lagi kemarin-kemarin. Ga tau ternyata kakak lagi sakit parah huhuhu
BalasHapusAku seneng banget sekarang kak Eka sudah membaik. Dari gejala yang kak Eka bilang, bisa merujuk juga ke "amit-amit" kanker pankreas karena papaku dulu kaya gituuu. Sakit di punggung yang ga kunjung sembuh sampe ga bisa tidur hampir 2 minggu. Uda berobat beberapa kali dianggapnya sakit magh sampe akhirnya dirujuk untuk endoskopi tapi papa ga mau. Terus akhirnya jadi MRI dan ketauan kalo papa kena kanker pankreas stadium akhir. Ga heran sakitnya luar biasa dan ga kunjung sembuh karena emang kankernya uda menjalar ke mana-mana. Huft.
Tapi kondisi kak eka engga ke situ sih kak. Soalnya kak eka bisa kembali sembuh. Tapi aku saranin untuk lakukan medical check up supaya prevent penyakit yang parah. Kaya kanker pankreas itu baru ketauannya biasa pas uda stadium akhir (kaya kondisi papaku) which is harapan hidup cuma 2% kali. Jadi kalo emang ada riwayat batu empedu itu, sebaiknya check up sih kak daripada pas uda parah kan ketauannya. Papaku itu juga paling anti sama medical check up karena memang ga pernah sakit berat. Nah makanya aku kaget banget pas tau-tau papa divonis kanker pankreas stadium akhir.
Terus soal tujuan blogging, betul kak, jangan dipaksain yang bikin malah jadi sakit karena emang sehat itu mahal. Kalo uda sakit, kaya yang kak eka bilang, penghasilan yang uda dikumpulin susah-susah dalam sekejab habis karena sakit. Jadi memang harus hidup seimbang dan ga dipaksain, over sampai begadang dan kecapean.
Semoga kak Eka dan keluarga sehat selalu ya kak π
Halo Kak Frisca,
HapusGak apa-apa kakak... alhamdulillah berkat support dan doa dari semua teman-teman saya semangat lagi dan sekarang mulai pulih. terbukti dengan semangat nulis lagi nih, hehehehe.
Aku juga sempet takut banget nih ada somtehing wrong sama daleman perut aku. tapi dari terakhir USG sih gak ada idnikasi yang lain kecuali emang ada batu di empedu aku dan seharusnya di angkat. huhuhuhu
Turut sedih dengan apa yang menimpa Ayah kakak. Sekarang kondisi papa gimana? sedih banget aku baca nya, sama dengan cerita temen aku yang ayahnya juga sekarang lagi bertarung dengan kanker ginjal. sama kak, baru ketahuan sekarang setelah ternyata kanker nya udah stadium akhir dan udah menjalar. semoga tetap sabar, bertahan baik papah maupun keluarga ya.
Kakak juga semoga sehat-sehat terus yaaa
iya nih kak, aku restart ulang tujuan blogging. jadi gak terlalu maksa banget, kesehatan emang nomer satu deh.
makasih support dan doanya ya kak. salam untuk semua keluarga
Love
Puji Tuhan ya kondisi kak Eka membaik.... Semoga saja batu empedunya bisa hilang ya kak Eka. Rasanya pasti ga enak banget kalo kambuh ya.
HapusPapaku sekarang sudah di surga kak Eka π Karena emang kanker pankreas tuh silent killer dan kanker mematikan nomor 1 bisa dibilang. Jadi memang biasanya kalo sudah divonis kanker pankreas stadium akhir, sudah ga akan lama lagi umurnya. huhuhu
sip kak Eka!! semoga dengan tujuan blogging barunya ini malah bikin tambah majuuuu nih di dunia perblogan hihhihi
sama-sama kak Eka. Salam juga untuk keluarga kak Eka π₯°
Mba Eka, aku baru tahu sakitnyaaa :(. Syukurlah udh membaik ya mba. Kalo gerd aku srg denger, tapi sakit batu empedu blm ada bayangan kayak apa. Aku jd pgn browsing lagi ntr penyebab dan gejalanya.
BalasHapusTapi memang mba, kesehatan itu sbnrnya nikmat yg paliiiing besar dan berarti. Dulu aku menganggab nikmat sehat itu biasa aja. LBH mentingin nikmat2 dlm bentuk materi.
Tapi pas pandemi DTG, di situ aku baru sadar, materi sebanyak apapun, ga akan berarti dan ga bisa dinikmati kalo tubuh sendiri ga sehat. Percuma. Malah abis utk ngobatin. Makanya skr ini, dalam doa, nikmat sehat juga yg pertama aku minta.
Jangan sampe deh kesehatan bdn jd terganggu Krn terlalu mengejar materi. Sehat2 ya mba Eka.. semoga sakitnya ga kambuh lagi :)
Halo kak Fanny,
HapusIya kak, selama sakit aku jadi ngerasa banget klo nikmat sehat itu yang paling nikmat. Jadi jaga kesehatan itu duh penting banget.
Batu empedu itu sakitnya lebih dari gerd kambuh. Dia menetap dan gak bisa ngapa ngapain. Sakitnya sampai tembus ke punggung. Klo udah gak tahan harus suntik anti nyeri baru reda.
Iyaa nih kak, aku jadi kepikir buat reset goal setelah sakit. Kerja harus disiplin dan tetep kesehatan itu nomer satu.
Amiin, makasih doanya kak , kakak juga sehat sehat selalu yaa
Semoga lekas sembuh ya kak... Dewi menulis blog diawali untuk menemukan ketenangan dan kesenangan. Menulis untuk hati lebih rileks, makasih pengingat nya untuk goal utama iniπ
BalasHapusHalo kak Dewi,
HapusMakasih banyak doa nya kak. Iyaa kak, sama sama. Yess indeed, menulis itu untuk kesenangan dan bikin jadi rileks