Press Conference Multi Comfort Student Contest 2020/2021 yang diselenggarakan oleh Saint-Gobain pada tanggal 25 Februari 2021 yang lalu secara virtual, menutup cerita saya di Bulan Februari 2020 dengan manis.
Sebagai mantan mahasiswa Arsitektur Lansekap, tentu hal ini menjadi kebanggan dan kehormatan tersendiri bagi saya. Menjadi blogger pada akhirnya menuntun saya kembali untuk mendapatkan awareness terkait isu lingkungan yang hampir terlupakan sejak lama.
Yess! Masalah lingkungan dan sustainable city seperti Polusi, Perubahan iklim, lonjakan Populasi, Penipisan sumber daya alam, Pembuangan limbah dan Deforestasi menjadi hal penting saat ini. Karena hal ini berkaitan erat dengan keberlangsungan hidup seluruh umat manusia saat ini dan dimasa yang akan datang.
Pembangunan yang tidak disertai konsep berwawasan lingkungan yang berkelanjutan berpotensi menciptakan kerusakan bumi sebagai tempat hidup kita bersama.
Lantas apa yang harus dilakukan untuk mengurangi dampak dari permasalahan lingkungan? salah satu solusinya adalah melalui pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.
Arsitek menjadi salah satu profesi yang berperan cukup penting dalam keberhasilan pembangunan berkelanjutan sebagai solusi dalam menangani masalah lingkungan melalui perancangan sustainable city.
Upaya Saint-Gobain membangun kesadaran arsitek muda
Ilustrasi by artjoka, mahasiswa ITB yang juara
Saint Gobain adalah perusahaan konstruksi yang sudah berusia 350 tahun lebih dan memiliki komitmen dan ambisi turut serta dalam mewujudkan dunia bebas karbon pada tahun 2050 dimana emisi dikurangi hingga 20%, penghematan penggunaan air hingga 80%, dan penggunaan produk recycle hingga 50%. Program ambisius ini secara nyata akan diterapkan di seluruh negara yang memiliki pabrik Saint Gobain.
Lonjakan urbanisasi dan perkembangan penduduk dunia telah menjadi isu kondisi lingkungan global saat ini. Permasalahan ini umumnya banyak terjadi di perkotaan. Dengan segala implikasinya, lonjakan urbanisasi ini membutuhkan sumber daya alam dan hunian yang layak. Sementara ketersediaan sumber daya alam terbatas begitu pula isu lingkungan yang dihadapi saat ini menjai isu global.
Pembangunan berkelanjutan dilihat sebagai solusi dalam menangani isu global. Pembangunan berkelanjutan ini terkait tiga hal, yaitu pembangunan berkelanjutan di bidang lingkungan, ekonomi dan sosial.
Disinilah peran Arsitek dalam perencanaan, perancangan dan perumusan kebijakan terkait lingkungan binaan pembangunan berkelanjutan dibutuhkan.
Pembangunan berkelanjutan atau sustainable development adalah proses pembangunan yang berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan ( Brundtland Report , PBB, 1987 )
Pembangunan berkelanjutan perlu diupayakan bersama antara negara, masyarakat, lembaga, pelaku usaha industri dan semua elemen masyarakat guna membangun masa depan yang lestari dan tangguh untuk kehidupan manusia.
Hal ini juga seiring dengan komitmen yang ditandatangani oleh 195 negara dunia melalui PBB yang memuat 17 tujuan dan 169 target untuk mengurangi emisi karbon dioksida hingga titik nol pada tahun 2050. Perjanjian ini merupakan bentuk komitmen dalam melawan dampak perubahan iklim dengan mengurangi emisi karbon dan membatasi kenaikan suhu global hingga di bawah 2 derajat Celcius.
Semua elemen masyarakat akan turut serta demi mewujudkan cita-cita dan harapan terkait hal ini, termasuk perusahaan industrial.
Dibawah kesepakatan Prancis, pada tahun 2016 negara-negara industri berjanji akan memberikan bantuan keuangan bagi negara-negara berkembang untuk mewujudkan langkah nyata dalam perlindungan iklim, transfer teknologi, dan program pengembangan kapasitas.
Salah satu perusahaan yang memiliki komitmen penuh terhadap cita-cita mewujudkan 2020 net zero carbon adalah Saint-Gobain.
Berangkat dari hal inilah, Saint-Gobain memiliki ambisi untuk menciptakan dunia sebagai living place yang layak huni dengan target 2050 net zero carbon.
Langkah Nyata Perwujudan Inisiatif Saint Gobain
Tujuan utama Saint-Gobain yaitu making the world a better home merupakan ambisi bersama untuk menjadikan dunia lebih indah dan nyaman dihuni dalam wujud aktivitas sehari-hari.
Salah satu langkah nyata yang dilakukan Saint-Gobain dalam mewujudkan ambisi ini adalah membuat sebuah kompetisi desain arsitektur internasional yang mengedepankan prinsip multi comfort.
Hal yang sangat membanggakan adalah, untuk pertama kalinya Indonesia mengikuti ajang kompetisi bergengsi ini dan mengirimkan Arsitek muda Terpilih untuk mengikuti kompetisi skala internasional nya di Prancis pada 9-12 Juni 2021.
Saint-Gobain, Perusahaan Konstruksi Dengan Prinsip Ramah Lingkungan
Saint-Gobain adalah perusahaan asal Perancis yang didirikan pada tahun 1665 yang kini sudah berusia lebih dari 350 tahun. Saint-Gobain merupakan perusahaan pemimpin dunia di bidang produk konstruksi yang mengedepankan solusi inovatif untuk menyediakan produk yang peduli dan ramah lingkungan.
Di Indonesia sendiri, Saint-Gobain hadir sejak tahun 2014 dengan mendesain, memproduksi, dan mendistribusikan material serta solusi untuk sektor konstruksi, mobilitas, kesehatan dan aplikasi industri lainnya di pasaran.
Produk Saint-Gobain dikembangkan melalui proses inovasi yang berkelanjutan dan dapat ditemukan di tempat tinggal dan keseharian kita. Juga terdapat di bangunan bertingkat, alat transportasi, infrastruktur, dan ragam aplikasi di bidang industri.
Produk yang dikembangkan oleh Saint-Gobain di Indonesia diantaranya adalah Papan Gypsum, Papan Plafon Grid, Rangka Metal, Perekat Compound dan Aksesoris Gypsum.
Timeline Saint-Gobain |
Data Perusahaan Saint-Gobain |
Visi dan Misi Daint-Gobain |
Bangunan apa saja yang telah menggunakan produk dari Saint Gobain?
Teman - teman pasti mengenal Museum de louvre Prancis kan? Nah, kaca yang digunakan pada bangunan ikonik berbentuk segitiga di museum tersebut merupakan produk dari Saint-Gobain. Keren bukan? Bukan hanya itu, Kaca yang terdapat istana Versailes juga merupakan produk Saint Gobain.
Sementara di Indonesia sendiri, sudah banyak perusahaan dan lembaga yang menggunakan produk Saint-Gobain, diantaranya adalah Blue Bird Office Park, Sentul Tower Apartment, Ibis Style Batam, Univ. Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Alana Condotel, Asahimas Glass Factory dan masih banyak lagi.
Saint-Gobain, melalui “Making The World A Better Home”, berambisi untuk menjadikan dunia lebih indah dan nyaman dihuni dalam aktivitas keseharian dan mencapai 2050 net zero carbon, salah satunya adalah melalui penyelenggaraan Multi Comfort Student Contest (MCSC).
Saint-Gobain Multi Comfort Student Contest 2020/2021
Saint-Gobain Multi Comfort Contest ( MCSC ) adalah kompetisi desain arsitektur internasional yang didasarkan pada prinsip-prinsip Program Multi Comfort Saint-Gobain yang bertujuan mengajak para generasi muda yaitu para Arsitek muda bergerak bersama melalui inovasi desain arsitektur.
Mengapa Harus Arsitek Muda?
Seperti yang sudah saya paparkan diatas bahwa, peran Arsitek dan keterkaitannya dengan pembangunan berkelanjutan sangat penting. Hal ini terkait dengan upaya dalam menangani isu lingkungan global melalui perencanaan, perancangan dan perumusan kebijakan terkait lingkungan binaan.
Arsitek muda sebagai generasi penerus dan pencipta masa depan menjadi bagian yang penting, dimana para Arsitek muda akan menjadi sarana untuk mendiskriminasikan pengetahuan dalam pembangunan berkelanjutan melalui karya - karya desain dan perancangan mereka.
Awareness atau kesadaran terhadap pembangunan berkelanjutan perlu ditumbuhkan agar para Arsitek muda ini dapat menerapkan dalam berbagai macam karya desain.
Melalui Multi Comfort Student Contest (MCSC), Saint-Gobain berupaya memfasilitasi Arsitek muda Indonesia untuk berinovasi. Peran para Arsitek muda menjadi salah satu harapan besar bagi Saint-Gobain untuk mendorong sustainable construction, pembangunan yang berwawasan lingkungan, sejalan dengan produk-produk Saint-Gobain yang diciptakan sebagai material ramah lingkungan.
Melalui Multi Comfort Student Contest, Saint-Gobain juga mengajak generasi muda tetap produktif dan mulai peduli dalam pembangunan berkelanjutan untuk menciptakan dunia sebagai tempat tinggal yang nyaman untuk ditinggali.
Assessment Multi Comfort Student Contest 2020/2021
Sejak pertama kali diadakan, Multi Comfort Student Contest telah diikuti oleh lebih dari 2.200 siswa di 35 negara.
Tahun ini, para pemenang dari berbagai negara akan mendesain proyek revitalisasi Saint-denis menjadi sebuah area yang modern dan lebih menarik, baik dari segi penampilan maupun fungsi perumahan, pendidikan, dan rekreasi tanpa merusak cagar budaya yang sudah ada pada daerah tersebut yaitu Pabrik tua Coignet Enterprise dan Maison Coignet.
Hal ini juga berkesinambungan dengan akan di adakannya The Olympic and Paralympic Games tahun 2024 mendatang di Saint-Denis Prancis dengan menggunakan produk-produk Saint-Gobain Group.
Saint-denis, Prancis |
Saint-Denis, merupakan kawasan industri yang berada di pinggiran dari perkotaan yang memiliki nilai sejarah sebagai warisan dari abad pertengahan yang terletak 9.4 kilometer (5.8 mil) dari pusat kota Paris. Multi comfort student contest ini diselenggarakan dalam dua tahap, yaitu kompetisi dalam negeri tahapan kedua kompetisi di kancah internasional.
Di Indonesia sendiri, Multi Comfort Student Contest sudah dilaksanakan sejak 1 Maret - 15 Desember 2020 diikuti 84 partisipan dari berbagai universitas di Indonesia. Setelah melalui tahap penjurian yang ketat, para juri yang terdiri dari beberapa arsitek kenamaan Indonesia memilih tiga pemenang yaitu :
Tim Juri Memilih desain karya Tim Arsitek ITB yang diberi nama “Re(Bond)ir : Reminiscing the Past, Rebounding for the Future”, sebagai pemenang pertama.
Pemenang nasional ini akan mewakili Indonesia ke ajang Internasional Perancis yang direncanakan pada tanggal 9-12 Juni 2021.
Para Mahasiswa Arsitek muda ITB iini di bimbingan oleh Dr. Eng. M. Donny Koerniawan, S.T., dalam membuat desain revitalisasi Saint-Denis dengan memanfaatkan local heritage yang dimiliki oleh Saint-Denis seluas 5 hektar.
Desain mereka memiliki aspek fungsi residential, educational, dan recreational yang dibangun dengan desain futuristik. Dengan SDGs 2030 sebagai dasar desain mereka, terdapat beberapa fasilitas pada area tersebut yaitu pasar, apartemen, sekolah, urban farming area, commercial area, dan museum.
Konsep desain RE(BOND)IR juga turut mendukung efisiensi energi dengan upaya mengurangi emisi karbon sehingga konsep sustainable lifestyle dapat terwujud di kawasan tersebut.
Mahasiswa Arsitek ITB menjadi pemenang dan mewakili Indonesia mengikuti kompetisi internasional di Prancis Juni 2021 |
Potensi Arsitek Muda Indonesia
Track record Arsitek Indonesia yang banyak bekerja di luar negeri baik sebagai Arsitek maupun konsultan menjadi potensi besar dan bukti bahwa Arsitek Indonesia memiliki potensi dan skill yang mumpuni.
Hal ini berkaitan dengan kemampuan para Arsitek baik yang sudah berpengalaman maupun mahasiswa yang belum lulus untuk membuat desain berdasarkan permasalahan site di Indonesia yang cukup kompleks dengan segala macam permasalahannya.
Hal ini secara tidak langsung membangkitkan kreatifitas para Arsitek muda untuk membuat karya yang mampu menjawab tantangan dan permasalahan site yang dimiliki.
Melalui Multi Comfort Student Contest ini diharapkan semakin banyak Arsitek muda yang lahir dan memiliki skill dan potensi yang mumpuni dan mampu bersaing dengan Arsitek muda dari belahan dunia lainnya. Yang paling utama adalah, melalui kompetisi ini diharapkan permasalahan terkait sustainable city di Indonesia secara perlahan terselesaikan melalui karya-karya kreatif para Arsitek Muda.
Rangkaian Acara Press Conference Multi Comfort Student Contest
Press Conference Multi Comfort Student Contest ini dilaksanakan secara virtual dengan konsep talk show bertema : “Making The World A Better Home” yang menghadirkan berbagai pemangku kepentingan antara lain arsitek dan akademisi dengan audiens media, blogger dan pemenang MCSC nasional yang akan diberangkatkan ke Perancis.
Saya sendiri hadir sebagai blogger bersama dengan beberapa teman blogger saya lain yang ternyata sudah saya kenal sebelumnya.
Kegiatan ini dilaksanakan secara virtual melalui media online meeting Zoom, pada tanggal 25 Februari 2021, pukul : 14.00 - 17.00 WIB. Sementara itu Offline Venue nya terletak di Menara Sentraya Lantai 21, Jl. Iskandarsyah Raya No.1A, Kebayoran Baru 12160, Jakarta - Indonesia.
Acara ini dibuka oleh Moderator yaitu, Ibu Wida Septarina yang memaparkan tata tertib selama press conference berlangsung dan memaparkan protokol kesehatan selama pandemi dan pemutaran video profiling terkait Conference Multi Comfort Student Contest.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Managing Director Saint-Gobain untuk Indonesia yaitu Ibu Ivana Ijaya yang menjelaskan secara detail dan lengkap mengenai perusahaan Saint Gobain.
Setelah itu acara dilanjutkan dengan pemaparan mengenai kompetisi Apsara Herman, National Marketing Director Saint Gobain Indonesia yang menjelaskan perihal kompetisi Multi Comfort Student Contest.
Turut hadir tiga orang narasumber yang membuat saya segan, takjub dan terpukau dengan segala prestasi yang mereka miliki.
Pertama, Bapak Sibarani Sofian ST, M.Arch. yang merupakan Arsitek pendiri Urban+ sekaligus pemenang Kontes Desain Ibu Kota Negara (IKN) “Negara Rimba Nusa”
Kedua, Bapak ketua Ikatan Arsitek Indonesia ( IAI ) Jakarta sekaligus juri dari Comfort Student Contest untuk wilayah regional yaitu Indonesia, Bapak Moehamad Deni Desvianto, ST.
Dan yang ketiga adalah Ibu Dr. Sri Maryati, ST, MIP, yang merupakan Dekan Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK).
Ketiga narasumber di atas memaparkan hal yang berkaitan erat dengan pembangunan berkelanjutan, sustainable city dan peran Arsitek Muda dalam menangani permasalahan lingkungan.
Acara Press Conference ini berlangsung hingga 2,5 jam lamanya. Dan selama acara berlangsung saya on cam, tidak merasa lelah sama sekali. Karena topik mengenai isu lingkungan, sustainable city dan terkait desain arsitektur sudah menjadi minat saya sejak lama.
Acara press conference ini seakan menjadi ruang nostalgia bagi saya, ketika saya mempelajari pembangunan Berkelanjutan, Perancangan Kota dan Perancangan, desain lanskap dan pengelolaan lansekap ketika masih kuliah dulu.
Apa bedanya sih Arsitek dan Arsitektur Lansekap? lantas kenapa sekarang saya berubah haluan menjadi blogger? eit, gak akan saya bahas di sini ya, tunggu artikel selanjutnya, biar penasaran! hehe
Penutup
Komitmen Saint-Gobain dalam mencapai 2050 net zero carbon menghantarkan perusahaan yang sudah berusia 3 abad ini berkolaborasi dengan berbagai pihak. Di undangnya blogger sebagai awak media ke acara Press conference sebagai salah satu bukti kolaborasi ini.
Blogger sebagai salah satu awak media turut serta dalam menyebarluaskan informasi terkait isu lingkungan yang sedang terjadi dan dampaknya terhadap lingkungan. Informasi terkait pembangunan berkelanjutan sebagai salah solusi pemecahan masalah pun turut disebarluaskan.
Semoga melalui kolaborasi ini,maksud dan tujuan dari visi dan misi diselenggarakannya Saint-Gobain Comfort Student contest tersampaikan ke khalayak luas.
Karena, informasi mengenai hal ini tidak boleh hanya berhenti di kalangan akademisi atau praktisi saja. Tetapi masyarakat luas agar masyarakat juga memiliki kesadaran terhadap permasalahan lingkungan yang sama-sama sedang kita hadapi. Outputnya, masyarakat dapat ikut berkontribusi dalam menangani masalah lingkungan melalui gaya hidup zero waste.
Selain Itu, semoga melalui ajang kompetisi bergengsi ini lahir Arsitek muda baru dimasa yang akan datang yang memiliki kepedulian terhadap masalah lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Narasumber :
https://www.itb.ac.id/news/read/57708/home/tim-arsitektur-itb-juara-1-multi-comfort-student-contest-2020
Wah keren ternyata Museum de louvre ternyata produk Saint Gobain juga, baru tahu deh.Ikut berbangga karena akhirnya Indonesia mengikuti ajang kompetisi bergengsi ini. Semoga goal dan komitmen Saint-Gobain dalam mencapai 2050 net zero carbon bisa terwujud. Semoga ke depannya kita semua bisa lebih aware terhadap lingkungan, menuju hidup minim sampah.
BalasHapusmelihat usia perusahaan udah mencapai 3 abad lebih sih saya gak ragu mba, kualitas pasti dijamin. sudah swajarnya kalau museum lovre dan versailes menggunakan produk dari Saint-Gobain ya. komitmen Saint-Gobain terkait isu lingkungan juga saya acungin jempol dan sangat apresiasi.
Hapusamiin, hidup minim sampah ini nih yang PE ER ya. dimulai dari diri sendiri.
turut bangga banget dengan aersitek muda Indonesia yang akan berkancah untuk ikut kompetensi internasional di Prancis nanti, semoga bisa membawa harum nama Indonesia.
BalasHapusKak eka nihh anak arsitek yah ternyata? Impianku banget tauu ngga sih :)
BalasHapusMasyaAllah enak yaa, bermanfaat banget dan jadi motivasi sendiri ekamg kalo bisa kumpul sama orany2 hebat seperti di saint global ini.
Ternyata, kalau dibolak-balik, arsitek itu sama dengan asterik ya? Hehe...
BalasHapusTentang tulisan ini, terus terang saya mendapatkan pemahaman yang baru tentang dunia arsitek, bangunan, kaitannya dengan lingkungan, dan lain sebagainya. Maklum saja, latar belakang saya dari jurusan sosial, jadi tidak terlalu paham dengan dunia bangunan ini.
Sebenarnya memang salah satu kekayaan negeri ini adalah SDM yang mumpuni, apalagi di dunia arsitek. Sepatutnya kita bangga dan pemerintah bisa memfasilitasi insan-insan unggul tersebut agar lebih unggul, baik di negeri kita maupun mancanegara. Salam sukses ya!
wow keren banget ya saint gobain ini. sukses terus, dan memang sudah ada sejak lama kiprahnya sangat teraasa. dan hasil pembangunannya memang bagus-bagus semua. memang bangga sih mba bisa ikutan acaranya. apalagi mba eka yang pernah jadi mahasiswa jurusan arsitektur. cocok ya.
BalasHapusKeren sih usianya udah 350 tahun👏 udah berdiri jauh sebelum Indonesia proklamasi berarti.
BalasHapusTernyata pembangunan berkelanjutan snagat penting buat lingkungan. Semoga pontensi-potensi arsitek muda Indonesia terus berkembang dengan prinsip ini.
Wow keren kak..jadi punya wawasan baru di dunia arsitek gini. Dan memang ya skrg tuh harus mikir jangka panjang berkaitan dengan kebutuhan menjaga lingkungan khususnya.
BalasHapusTernyata arsitektur erat kaitannya dengan issue lingkungan ya. Keren banget Saint gobain ini atas inovasi2nya.
BalasHapusSebetulnya aku masih penasaran bedanya Arsitek dan Arsitektur Lansekap. Ditunggu artikel selanjutnya mba :)
Baru tahu nih ternyata mbak eka arsitek ya, kereen. Aku jadi dapat wawasan seputar dunia arsitek nih. Seneng juga ada banyak yang memikirkan urusan lingkungan ..
BalasHapusWahh mba arsitek.
BalasHapusLuar biasa.. Aku asal ketemu atau tau kalau ada perempuan yang lulusan arsitek gimana gituuu, sukaa banget, hehehe
Menjadi arsitek itu impianku waktu masih SD. Kayanya keren gitu bisa merancang gedung. Eh berjalannya waktu, sadar diri lemah soal gambar-gambar dan hitung-hitung yang kompleks. Jadilah dadah bye-bye sama arsitek hehe. Sampai sekarang selalu dibuat kagum sama arsitek, apalagi perempuan. Hebat euy.
BalasHapusBtw, sekarang sudah banyak arsitek yang memikirkan pembangunan berkelanjutan ya. Jadi nggak asal bangun, tapi juga memikirkan dampak ke depannya untuk anak cucu bagaimana. Salut deh.
keren banget misinya zero carbon, walau pasti susah tapi kalo berkolaborasi dengan berbagai pihak, stake holder dan seluruh elemen masyarkat pasti akan terwujud, aamiin...
BalasHapusWah menarik sekali, kebetulan adikku calon arsitek ni mba, bsa bgt ikutan yaa
BalasHapusNambah wawasan nih keren ya visi misinya zero carbon semoga terwujud ya aammiin
BalasHapusArsitek dan lingkungan hidup berkaitan erat y
Keknya event-nya bagus dan seru ya. Sayang saya ketinggalan infonya.
BalasHapusWow arsitek perempuan nih mbak ternyata, aku pernah liat di tv seorang arsitek luar negeri salah memperhitungkan pembangunan gedung yang full kaca akhirnya gedung itu memantulkan cahaya matahari ke bangunan di sekitar gedung itu sangat merugikan banyak orang. Ternyata harus secermat itu ya mempertimbangkan banyak hal saat desain gedung
BalasHapusSejak dulu saya merasa wow dengan orang-orang yang berprofesi di bidang ini. Bangga sekali jika tujuan untuk membentuk lingkungan yang indah, tertata, dan ramah dapat diwujudkan setelah ini.
BalasHapusBangga ya, mahasiswa arsitektur Indonesia akan mewakili Indonesia ke kancah internasional. Memang tugas kita sih mendesain dengan memerhatikan pembangunan berkelanjutan.
BalasHapusSaint Gobain, keren ya bisa bertahan hingga ratusan tahun. Pasti memang produk-produknya berkualitas tinggi, dan ternyata punya komitmen tinggi juga terhadap isu lingkungan.
BalasHapusSeneng deh, arsitek-arsitek muda bisa mengambil peran di kompetisi yang di gelar Saint Gobain ini. Ternyata jadi arsitek nggak cuma panda merancang/menggambar ya, banyak disiplin ilmu lain yang harus dikuasai
Turut bangga untuk ITB yang mewakili Indonesia di ajang Internasional, ternyata arsitektur cakupannya juga soal sustainable living ya kalau di jurusan ekonomi saya dulu belajar tentang ekonomi perkotaan sebagai concern ke sustainable living. Mungkin nantinya di dunia kerja konsentrasi ini kolaborasinya sama arsitek juga
BalasHapusWaw ITB menang yaa semoga menang juga di tingkat internasional ya sebagai perwakilam dari Indonesia.
BalasHapusVisi misi Saint-Gobain sangat baik banget ya kak. Membuat hunian nyaman yang ramah lingkungan. Memang pas disasar untuk anak muda, agar nantinya mereka mendirikan bangunan yang ramah lingkungan dan menciptakan dunia yang lebih hijau.
BalasHapusBagus nih untuk mencari bakat para arsitek muda yang potensial, bangga banget deh ITB jadi perwakilan Indonesia di kancah kompetisi internasional gini
BalasHapusKeren banget Saint Bobain ini ya. Usianya udah tua, kiprahnya sudah melimpah. Semoga banyak memberikan kontribusi untuk pendidikan Indonesia. Aamiin
BalasHapusWow, karya Tim Arsitek ITB ini keren ya, pantaslah jadi pemenang pertama. Semoga menang di ajang Internasional Perancis. Walaupun beberapa bulan lagi, tapi bisa dong kita doakan sejak sekarang.
BalasHapusSelamat juga buat para pembimbingnya hingga bisa menang.
O ternyata ilmu arsitek itu untuk goal pembangunan ramah lingkungan dan berkelanjutan ya. Baru tahu nih. Soalnya banyak pembangunan yang asal bangun aja Tanpa memperhatikan kondisi sekitar
BalasHapusHalo kak,
HapusIya, seyogyanya memang demikian. Arsitek memiliki tanggung jawab moral terhadap pembangunan berkelanjutan. Wali tidak bisa dipungkiri, kita tidak bisa menutup mata apa yang kakak utarakan juga kerap terjadi
Sukses selalu Saint Gobain mengembangkan misinya, menciptakan hunian yang aman dan nyaman bagi lingkungan sekitar juga. Melihat usianya tentu kualitasnya semakin terbaik.
BalasHapusKeren ya para arsitek itu. Saint Gobain bisa jadi wadah yang pas buat adu kreativitas. Sukses terus ya
BalasHapus