Adakah teman-teman yang pernah mengalami alergi antibiotik? Suami saya pernah lho mengalami gejala alergi antibiotik yang cukup parah. Begini nih ceritanya.
Pengalaman menggunakan antibiotik
Tahun lalu, suami saya sakit flu parah. Awalnya enggan ke dokter, tapi setelah saya paksa akhirnya mau juga. Tapi, suami maunya ke dokter langganan keluarga yang sebetulnya sang dokter bukan dokter, tapi bidan praktek yang biasa mengobati sakit ringan. Saya ragu karena saya sih gak cocok berobat kesana.
Ya sudahlah, saya turuti saja kemauan suami. Setelah pulang dari dokter itu dan makan obat, besoknya kulit kaki dan tangannya Suami muncul ruam berwarna merah. Terus saya tanya di gigit serangga gak? Jawabnya enggak. Atau kaligata kali, jawabnya juga bukan.
Lalu saya oles kayu putih dan bedak tabur. Tapi gak berefek. Si area merah itu malah jadi menghitam dan bengkak. Duh saya panik, terus sama kompres dengan air hangat. Tapi bengkak nya gak kunjung hilang malah meletus dan keluar getah bening. Saya langsung bawa suami ke dokter lain. Betulan dokter ya.
Setelah di lihat si ruam dan getah bening nya, Pak Dokter bilang kalau Suami alergi antibiotik. Sempat bertanya obat apa yang dimakan, saya Perlihatkan obatnya. Lalu Dokter tersebut memberi antibiotik jenis lain dan salep yang di olesi ke area ruam.
Alhamdulillah, gak lama kemudian ruam yang lain kempes dan yang terlanjur meletus menjadi kering. Flu juga berangsur sembuh.
Jadi, setiap berobat saya selalu menceritakan riwayat alergi antibiotik Suami saya yaitu jenis Sulfa dan ciprofloxacin.
Ada cerita lain soal alergi antibiotik ini
.
Pengalaman saya sendiri waktu mau melahirkan Kilan, anak bungsu saya secara sesar. Sebelum operasi, dokter melakukan serangkaian test alergi di area kulit tangan kiri saya. Kalau setelah di suntikan obat saya merasa gatal dan panas itu artinya saya alergi terhadap obat tersebut. Ternyata, saya juga alergi terhadap antibiotik jenis ciprofloxacin.
Lalu ada cerita lain dari tetangga saya, yang anaknya demam lalu diberi obat penurun panas tablet untuk anak. Tapi setelahnya, sang anak malah mengalami bengkak diseluruh wajah, terutama mata dan bibir. Nampaknya sang anak juga alergi tehadap obat jenis aspirin.
Melihat serangkaian cerita diatas, maka sudah selayaknya ya kita waspada terhadap penggunaan antibiotik. Terutama bagi anda yang memang memiliki riwayat alergi antibiotik.
Lantas, yang menjadi pertanyaan adalah memang nya antibiotik itu berbahaya ya ? jika digunakan untuk suatu kondisi yang tepat tentu tidak berbahaya, tetapi jika mengkonsumsi antibiotik mengakibatkan alergi hingga gejala nya parah, maka jika dibiarkan terdapat kemungkinan pasien akan mengalami kondisi yang lebih parah.
Sebelum lanjut, saya memaparkan penjelasan dibawah berdasarkan hasil pengalaman dan rangkuman informasi yang saya peroleh dari portal web kesehatan.
Antibiotik, apa sih itu?
Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi. Pada umumnya, antibiotik digunakan hanya melawan infeksi bakteri namun tidak dapat bekerja melawan infeksi virus, seperti flu, pilek, sakit tenggorokan, gondok, bronkhitis.
Jenis - jenis Antibiotik
Mengutip dari amazine.co berikut jenis - jenis antibiotik berdasarkan struktur kimia nya, yaitu :
1. Penisilin (Penicillins)
- Amoxicillin
- Ampicillin
- Oxacillin
- Penicillin G
2. Sefalosporin (Cephalosporins)
Seperti halnya penisilin, Sefalosporin juga bekerja dengan mengganggu pembentukan dinding sel bakteri selama reproduksi . Bedanya, penggunaan antibiotik jenis ini digunakan jika, penisilin tidak mampu infeksi bakteri lebih lanjut. Dalam beberapa kasus, jika sesorang alergi terhadap penisilin maka dia juga akan alergi terhadap sefalosporin. Jenis-jenis sefalosporin meliputi :
- Cefadroxil
- Cefuroxime
- Cefixime
- Cefotaxim
- Cefotiam
- Cefepime
- Ceftarolin
3. Aminoglikosida (Aminoglycosides)
Antibiotik jenis ini bekerja dengan menghambat pembentukan protein bakteri. Antibiotik jenis ini biasanya digunakan untuk mengobati tifus dan pneumonia. Jenis - jenis Aminoglikosida meliputi :
- Amikacin
- Kanamycin
- Neomycin
- Paramomycin
- Tobramycin
4. Makrolid (Macrolides)
- Azithromycin
- Clarithromycin
- Erythromycin
- Fidaxomicin
- Roxithromycin
- Spiramycin
5. Sulfonamida (Sulfonamides)
- Sulfamethoxazole
- Sulfisoxazole
6. Fluoroquinolones
Antibiotik jenis Fluoroquinolones adalah satu-satunya antibiotik yang secara langsung menghentikan sintesis DNA bakteri. Karena Fluoroquinolones dapat diserap dengan sangat baik oleh tubuh, maka fluoroquinolones dapat diberikan secara oral. Antibiotik ini relatif aman digunakan dan biasa digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih dan saluran pernapasan. Yang termasuk jenis ini adalah :
- Ofloxacin
- Ciprofloxacin
- Levofloxacin
- Moxifloxacin
- Nalidixic Acid
- Norfloxacin
- Sparfloxacin
- Gatifloxacin
7. Tetrasiklin (Tetracyclines)
Tetrasiklin adalah jenis antibiotik yang memiliki spektrum luas yang digunakan untuk mengobati berbagai infeksi seperti infeksi telinga tengah, saluran pernafasan dan saluran kemih. Namun, bagi pasien yang memiliki masalah hati harus sesuai dengan petunjuk dari dokter. Yang termasuk jenis ini adalah :
- Tetracycline HCl
- Oxytetracycline
- Doxycyline
- Minocycline
- Tigecycline
8. Polipeptida (Polypeptides)
Polipeptida adalah antibiotik yang biasa digunakan untuk mengobati infeksi pada kulit akibat bakteri. Yang termasuk jenis ini adalah :
- Bacitracin
- Colistin
- Polymyxin B
Gejala alergi antibiotik
a. Gejala alergi antibiotik ringan
- Kulit melepuh dan mengelupas
- Diare
- Mual dan muntah
- Gangguan penglihatan
- Pembengkakan yang lebih parah di bagian tubuh tertentu, seperti bibir dan kelopak mata dan disertai rasa gatal
b. Gejala alergi antibiotik berat
- Lemas
- Kesemutan
- Sesak napas
- Peningkatan detak jantung atau dada berdebar
- Penurunan kesadaran atau pingsan
Terdapat suatu kasus yang cukup berat dari gejala anafilaksis yaitu hingga kehilangan nyawa dimana kondisi ini disebut juga kondisi sindrom Stevens-Johnson.
Apakah Alergi antibiotik bisa menurun dari orangtua ke anak?
Jawabannya adalah IYA, tetapi hanya 20% saja.
Anak yang memiliki orangtua yang alergi terhadap antibiotik memiliki peluang 20% juga memiliki alergi yang sama. Tapi tidak selalu demikian. Mengapa?
Karena, menurut dr. Aditya, dr Arifianto, SpA, dalam alergi tidak berlaku adanya kepastian hubungan genetik atau keturunan dan semua orang punya kemungkinan untuk alergi terhadap satu jenis obat karena alergi itu sifatnya sporadis.
Kesimpulannya, tidak ada kepastian alergi terhadap antibiotik akan diturunkan dari orangtua ke anaknya. Tetapi kemungkinan itu akan selalu ada sebanyak 20%.
Seperti kasus Suami saya yang alergi terhadap salah satu jenis antibiotik, ternyata setelah di analisa ternyata Ayah mertua saya juga memiliki alergi yang sama bahkan dengan jenis antibiotik yang sama. Tetapi, Alergi ini hanya diturunkan pada Suami saya. Sementara kakak ipar saya ( saya punya dua kakak ipar ) dan adik ipar tidak memiliki alergi antibiotik sama sekali.
Apa yang harus dilakukan?
Berdasarkan pengalaman saya, satu-satunya cara apakah kita memiliki alergi terhadap antibiotik adalah dengan mengkonsumsi antibiotik itu sendiri. Jika setelah mengkonsumsi obat jenis antibiotik mengalami gejala seperti diatas, jangan ditunda lagi ayo segera lekas menghubungi dokter dan segera mendapat pengobatan lebih lanjut. Karena jika dibiarkan akan mengalami gejala yang lebih.
selanjutnya, Catat atau simpan di google keep/note jenis obat apa saja yang setelah kita mengkonsumsi nya mengalami gejala alergi seperti yang saya sebutkan diatas. Jangan lupa untuk memberitahu dokter jika teman-teman memiliki riwayat alergi terhadap antibiotik.
Begitulah cerita pengalaman saya dan sedikit pemaparan mengenai antibiotik. Semoga bermanfaat ya terutama bagi teman-teman yang juga memiliki alergi terhadap salah satu atau bahkan dua jenis antibiotik.
Cara terbaik untuk menghindari penggunaan antibiotik adalah dengan menjaga kesehatan dan kewarasan, mengapa? karena stress sangat mempengaruhi kesehatan lho, terutama proses peredaran darah dan fungsi kerja dari organ lainnya. Jadi, jangan lupa untuk selalu tersenyum, berbahagia, bersyukur dan nonton drakor ya, hehehe
Cara terbaik untuk menghindari penggunaan antibiotik adalah dengan menjaga kesehatan dan kewarasan, mengapa? karena stress sangat mempengaruhi kesehatan lho, terutama proses peredaran darah dan fungsi kerja dari organ lainnya. Jadi, jangan lupa untuk selalu tersenyum, berbahagia, bersyukur dan nonton drakor ya, hehehe
sumber referensi :
https://www.suarasurabaya.net
https://www.alodokter.com/
https://health.detik.com/
https://www.halodoc.com/https://www.sehatq.com/
https://www.suarasurabaya.net
https://www.alodokter.com/
https://health.detik.com/
https://www.halodoc.com/https://www.sehatq.com/
Tulisan ini diikutsertakan dalam Tema Minggu : Alergi di Komunitas 1 Minggu 1 Cerita
Seram juga ya mba kalau sampai bengkak dan keluar getah bening dari area bengkaknya 😕 tapi saya pernah lihat series lupa judulnya apa, yang intinya salah satu tokohnya hampir meninggal karena dikasih antibiotik, dari situ saya belajar untuk lebih hati-hati saat konsumsi obat ~ hehehe. Eniho terima kasih infonya, mba. Jadi belajar lebih dalam mengenai antibiotik, semoga mba Eka dan keluarga dijauhkan dari hal-hal yang bisa merusak tubuh dan pikiran 😄
BalasHapusStay safe and healthy, mba 💕
Aduhduh teh, kok bisa kompakan gitu sih sumi istri ini, hihi..
BalasHapusIntinya jangan stres juga ya teh, stres kalo pas berobat ke dokter 😅
Semoga sehat terus kita semuaaa aamiin 😘
iya, baru taunya juga sekarang. padahal dulu sebelum nikah mah gak ketauan punya alergi. karena konsumsinya kan amoxiclin terus
HapusNah sama ini...anak perempuan alergi amoxylin. Antibiotiknya cocoknya yg lain. Suami alergi acetocal/aspirin. Hrs hati² kalau perkara obat mah...
BalasHapusmakasih masukannya ya kak hani, jadi tambahan informasi buat artikel saya. hehehe. harus selalu di catat dan kasihtau dokter ya teh kalo berobat
HapusSetuju sekali jika ada anggota keluarga yang alergi apalagi anak-anak itu mesti disampaikan ke dokter dnegan cermat agar penanganannya lebih tepat dan tidak salah. Bahaya dan mengerikan jika mau berobat tapi alergi dan kita tidak tanggap dengan cepat ya kak
BalasHapushalo kak efrideplin,
Hapusiya betul kak. kita aja yang irang dewasa gak kuat sama efek alergi obat apalagi anak. duh ga kebayang deh
dokter selalu menanyakan apakah aku atau anggota keluarga yg sedang diresepkan obat, alergi antibiotik. Sayangnya aku suka ngga tau karena belum pernah cek atau mengalami. Lumayan deg2an karena dokter biasanya langsung ngasih obat gitu aja ketika aku jawab "blm tau dok"
BalasHapusSejauh ini aman dari alergi sih.. dan semoga terus aman.
halo kak iim,
Hapuskalo kejadiannya kaya gitu, langsung tulis/save di note kalo setelah mengkonsumsi obat ada gatel, panas atau perih di kulit.
duluuu sebelum aku paham banget soal obat-obatan, aku berpikir kalau antibiotik adalah obat pereda nyeri, kalau sakit apa dikit dikit dikasih antibiotik.
BalasHapusternyata antibiotik pun juga nggak sembarangan, dan malah ada jenis jenisnya
soalnya nih kadang sampe sekarang, kalau aku mengeluh sakit ke ibuku, ujung ujungnya disuruh minum antibiotik, padahal aku sendiri belum pergi ke dokter.
jadi antibiotik yang aku minum adalah sisa obat punya ibuku
hal kak ainun,
Hapusiiih betul banget teh. disini juga sama, maksudnya di lingkungan masyarakat aku. mereka mengganggap kalo amoxicilin itu buat pereda sakit. aku syok waktu aku jatuh dikasih itu. ya aku buang, terus makan paracetamol (karena ada demam). sepertinya edukais obat ke masyarakat juga perlu ya teh
Sedikit bikin risau ya kalau untuk mengetahui alergi antibiotik kita harus mengonsumsinya secara langsung, barulah bisa diketahui alergi tersebut. Untuk mengidentifikasi gejalanya juga lumayan umum, jadi bisa saja terkadang kita malah mengira gejala tersebut ada karena sebab yang lain.
BalasHapushalo kak nur,
Hapusiya betul kak. gak ada cara lain utk tau kita alergen atau gak sama obat tertentu. kecuali meriksa sendiri ke lab.
Saya ada kenal alergi antibiotik dan ga tau kl itu alergi. Jd harusnya tes dulu anti alergi sebelum disuntik antibiotik ya kan
BalasHapushalo kak,
Hapuswaaahhhh alergi antibiotik kak? gejalanya kaya gimana kak?
Duh bacanya kok jadi agak ngeri ya, soalnya aku kalau berobat itu suka dikasih antibiotik dan harus dihabiskan, biasanya sih dikasihnya jenis penisilin merk Amoxicillin bukan ciprofloxacin.
BalasHapushalo kak agus,
Hapusjangan ngeri dulu kak. itu mah gejala parah karena di biarin (dikira digigit serangga). kalo udah mulai ada renyem-renyem gatel dan panas sehabis makan antibiotik langsung ke dokter aja kak
Duuuh nama2 antibiotik nya banyak bangett yaaa. Adekku yg dokter pernah jelasin ttg manfaat dan macam2 jenisnya, tapi waktu itu jujur aku ga mudeng, saking banyaknyaaa hahahah. Ini para dokter cara menghapal nya gimana sih :D
BalasHapusSerem juga yaaa kalo sampe alergi antibiotik ini. Aku sendiri rasanya utk antibiotik ga ada yg alergi, dari yg pernah dicoba yaa. Masih aman2 aja. Dan anak2 Alhamdulillah juga ga ada yg alergi.
Tapi memang sebisa mungkin aku jg ga mau terlalu tergantung Ama antibiotik. Kecuali dokter bilang mau ga mau harus pakai, baru deh. Untungnya dokter anak2 jg ga terlalu menyarankan antibiotik. Hanya di saat yg dia anggab memang butuh, baru diksh antibiotik.
Terlalu banyak antibiotik bikin imunitas malah anjlok ya mba. Suami saya terlalu sering diresepin antibiotik selama masih kerja di Kupang, malah sekarang udah kayak langganan sama flu. Sejak menikah sama saya, mulai deh membatasi konsumsi obat-obatan dan pilih yg alami saja.
BalasHapusKalau saya alergi dengan parasetamol. Setiap minum nih obat ada rasa gatal dan sensasi panas didaerah wajah. Khusus dibibir menjadi dower alias membengkak dan parahnya lagi kalau sampai wajah membengkak enggak bisa kemana-mana sudah.
BalasHapusJadi intinya antibiotik pun ada jenisnya ya, pantas harus dari rekomendasi dokter gak boleh sembarangan
BalasHapusTernyata antibiotik selain bermanfaat juga bisa jadi pemicu alergi ya. Memang menggunakan atibiotik juga harus bijak, karena bisa jadi malah menyebabkan antimicrobial resistance
BalasHapusTernyata antibiotik bagus apabila kita mendapatkan gejala sakit yang di deritakan, tapi saya belum pernah sih terkena dampak dari alegi antibiotik namun semoga aja saya gak mau seperti itu karena efek alerginya bisa ke penglihatan
BalasHapusDua kali caesar dua kali juga saya melewati tes alergi antibiotik. Biasanya sih kayak disuntik gitu di bagian lengan. Tapi alhamdulillah aman, tidak ada alergi khusus. Pernah juga melihat lgs teman yg mengalami alergi antibiotik. Badannya melempuh, bener2 menderita. Itu sebabnya antibiotik tidak bisa dikonsumsi sembarangan ya. Harus melalui resep dokter
BalasHapusItu sebabnya kl pas awal2 masuk RS perawatnya ngetes alergi antibiotik ke pasien ya Mba Eka, biar ketauan si pasien mengalami reaksi dari antibiotik tersebut atau gak ya. Nice share Mba
BalasHapusAduh mbaak, jadi ikut gatel2 bacanya. Sejauh ini saya belum nemu (jangan sampe) reaksi tubuh alergi antibiotik. Dua kali inap karena tipes, waktu tes obat juga gpp. Infonya bagus, lengkap, bisa jadi pengingat biar makin waspada juga sama antibiotik. Dan yang terpenting, berobat langsung ke dokterr
BalasHapusWah ternyata injeksi test alergi ini buat antibiotik ya kak? Betul nih sebelumnya sudah dikasih tahu, sabar bu ya nanti apabila agak panas dan perih. Ternyata kalau kita alergi lebih parah lagi ya
BalasHapusAntibiotic ini banyak jenisnya juga ya Mbak. Dan ternyata bahaya juga kalau ada alergi antibiotic, sering banget nih kalau berobat dokternya tanya apa ada alergi obat atau nggak
BalasHapusPenting banget ya, Mbak, memahami reaksi tubuh kita saat harus mengkonsumsi antibiotik dan ternyata antibiotik itu banyak sekali jenisnya dan fungsinya masing-masing. Alhamdulillah, setiap kali harus mengkonsumsi antibiotik saya tidak merasakan alergi. Banyak ilmu baru yang saya dapatkan dari sharing pengalaman Mbak di tulisan ini. Sehat selalu ya, Mbak.
BalasHapusKayaknya kita mesti rajin test dan mencatat alergi kita apa aja. Bisa bahaya kalau alergi seperti suaminya Mbak dan tak ditanggulangi. Apa lagi antibiotics adalah obat yg harus dihabiskan open dolter
BalasHapusWaduuhh, memang ngeri banget yaa efek dari antibiotik ini.
BalasHapusIya, biasanya memang kalo sama dokter suka nanya langsung punya riwayat alergi ga? SAlah satunya buat memberikan obat yang pas buat pasiennnya.
Saya baru tau, ternyata antibiotik bisa buat alergi. Selama ini nganggap obat-obatan pasti bisa cocok untuk semua orang. Ternyata dampaknya bisa membahayakan juga.
BalasHapusAntibiotik harus banyak aturannya, tidak boleh sembarangan. Tentunya juga ada side effect yang harus diperhatikan.Tks sudah berbagi
BalasHapusWah ternyata ada juga ya kasus alergi antibiotik mbak, terima kasih buat cerita dan infonya. Lengkap sekali
BalasHapusterima kasih rangkuman ttg antibiotiknya Teh Art. btw bener tuh mbak antibiotik itu buat menyerang bakteri, makanya kalau flu kan karena infeksi virus..makanya ga akan mati jg itu virus. kalau dr.apin mah flu itu memang obatnya vitamin dan bobo hehe biar kuat tubuhnya melawan virus.
BalasHapushalo kak inna,
Hapussama sama kak, di save aja biar sewaktu waktu perlu infonya gak susah nyarinya, hehehe
Wah kak lengkap banget nih rangkuman tentang antibiotiknya. Serem juga yah pengalaman suaminya sampek merah-merah ruamh gitu. Untung cepat penangananya yaah kak.
BalasHapushalo kak syaiful,
Hapusmakasih kak. semoga artikelnya bermanfaat ya
Saya juga pernah alergi antibiotik akibat flu yang tidak kunjung reda. Awalnya tidak tahu itu alergi, reaksinya mual banget tiap makan, terus muntah muntah, dan pusing banget tiap jalan. Akhirnya saya periksakan kembali ke dokter baru lah tau alergi antibiotik ternyata :")
BalasHapushalo kak eka,
Hapusnama kita samaan, hehehehe
naah iya kak, kalo udah mulai mual dan pusing langsung berobat. jangan lupa dicatet atau setidaknya simpen bungkusnya biar gak lupa
Saya baru tahu nih kalau antibiotik bisa menimbulkan alergi. Padahal kan itu dari dokter ya. Setiap berobat pasti saja dikasih antibiotik.
BalasHapushalo kak ida,
Hapusiya setiap dokter memang pasti memberikan antibiotik kalau dirasa sakitnya memang perlu antibiotik. kalo gak ya gak akan di kasih. nah setiap orang punya toleransi terhadap obatnya. ada yang cocok atau malah alergi seprti suami dan teman teman yang lain
Kalo antibiotik saya sih enggak alergi. Malah baru kali ini denger kalau ada orang alergi jika mengonsumsi antibiotik. Kalo saya sakit itu juga sakitnya yang ringan-ringan, ditahan tiga hari sembuh. Antibiotik saya pakai kalau sakitnya udah lebih dari satu minggu dan sakitnya makin parah mesti banget ke dokter untuk cek diri :D
BalasHapushalo kak reskia,
Hapussyukurlah kalo kakak gak ada alergi, stay health ya kak
Jenis antibiotik ternyata banyak juga ya. Kirain antibiotik itu ya satu aja antibiotik. Ternyata namanya secara spesifik banyak juga. Hehehe
BalasHapushalo kak okti li, iya banyak jenis dan turunannya
HapusWah ternyata banyak juga jenisnya. Aku baru tahu nih. Sejauh ini kami sekeluarga ga ada alergi mba. Terima kasih untuk infonya. Menarik banget, jadi tahu dan bisa mengantisipasi
BalasHapushalo kak wilhelmina,
Hapusiya kak banyak banget jenisnya setelah kepo di gugel. saya juga baru tahu. beda jenis antibiotik beda fungsinya juga ternyata. kita harus tau jenis - jenis ini biar kalo sewaktu waktu kita alergi dg antibiotik jenis A diganti dg jenis lain
Jujur aja aku baru tahu ada alergi antibiotik Mbak. Memang benar ya baru tahu kalau Sudah dikonsumsi nmeskibhaeus cepat ditanganu begitu muncul tanda alergi
BalasHapushalo kak visya,
Hapusiya kak, saya juga baru tahu begitu suami saya yang alergi seperti cerita di atas
Serem juga ya teh kalo sampe alergi antibiotik, tapi sering menggunakan antibiotik juga bahaya. Semoga kita semua selalu disehatkan ya teh, aamiin....
BalasHapushalo ibu kafa,
Hapusiya teh yang paling aman mah jaga kesehatan yaaa.... dan happy biar ga gampang sakit ,
dulu, my ex itu sering banget minum antibiotik padahal gak ke dokter, cuma dikit2 minum antibiotik, hiyyy serem deh kalo nanti jadi kebal antibiotik kan bahaya ya
BalasHapushalo kak,'antibiotik itu bisa malah bikin imun hancur kalo diminum ga sesuai anjuran dokter kak. makanya kenapa dokter selalu nyaranin harus habis.
HapusJadi ingat temenku yang alergi antibiotik, ternyata berbahaya juga ya
BalasHapusyang saya sebel ni ya beli obat ke apotik di kasih embel2 harus sekalian beli antibiotik. semula harusnya beli 1 kan jadinya beli 2 ya, emang pinter cari duit sekarang itu mereka
BalasHapusmbak aku suka banget deh sama ilustrasinya bagus, bikin salah fokuss. hehe
BalasHapusbahaya banget nih alergi antibiotik. antibiotik harus diminum dengan resep dokter, jangan asal. kalau nanti imun tubuh udah kebal sama antibiotik baru deh makin kerasa bahayanya.