Sihir galau itu bernama Post Rock

14 komentar
Sihir galau itu bernama  Post Rock
UTBBYS, Band Post-rock Bandung


Explosions In The Sky adalah band Post Rock pertama yang berhasil menyihir saya sampai lupa daratan dan merasa ada negeri awan. Kok bisa? Padahal musiknya bisa dikatakan datar dan minus vokal? akan tetapi itulah kelebihannya.
Permainan twinkle antar tiga gitaris yang seakan saling menyahut dan bernyanyi sungguh mampu menyuguhkan irama dan nada yang indah dan sejuk di telinga. Alur lagu pun di buat seperti ombak, terkadang telinga dan emosi kita digiring sampai ke titik bawah lalu tiba-tiba dibangunkan oleh hentakan dan beat drum yang tiba-tiba muncul seiring dengan nada gitar yang semakin meninggi.

Sulit dimengerti ya? Awalnya memang. Tapi jika kamu terbiasa mendengarkan lagu klasik seperti karya-karya Mozart dan Bethoven , begitu mendengar musik genre Post Rock , kamu akan bisa lebih bisa memahaminya.


Explosions in the sky
Band Post-rock Explosions in the sky


Post-Rock, Musik nirvokal



Ilustrasi musisi post-rock
Ilustrasi musisi post-rock


Di awal kemunculannya, Post-rock merupakan Amalgamasi musik rock dimana musik Kraut-rock dan Psychadelic Rock merger pada tahun 70-an.

Kebanyakan band Post-rock mengusung format tanpa vokal (nirvokal), tapi ada juga yang menggunakan vokal seperti Sigur Ros, band Post-rock asal Islandia yang sempat konser di jakarta beberapa tahun silam. Band seperti Sigur Ros tentu akan lebih mudah dinikmati tanpa susah payah untuk dipahami dan mencari celah kenikmatan didalamnya.

Bagaimana dengan band Post-rock nirvokal? bagaimana lagu mereka bisa menjadi sebuah lagu? liriknya bagaimana? bagaimana cara menikmatinya?

Tips Menikmati Musik Post-rock


Cara menikmati musik Post-rock yang nirvokal sebetulnya mudah, yaitu dengan membuka kerelaan hati dan telinga untuk menerima jenis musik baru. Dan bersabar. Hanya itu.

Musik Post-rock yang nirvokal ini bukan tidak memiliki cerita dan lirik. Sama halnya dengan jenis musik lain yang ber-vokal, Post-rock nirvokal juga memiliki lirik dan alur cerita. Tapi, bagimana kita bisa mengetahui lirik dan ceritanya? Apalagi kalau lagunya tidak memiliki video clip?

Seperti saya paparkan di awal, musik Post-rock banyak mengalunkan permainan nada twinkle gitar yang diracik sedemikian rupa hingga memiliki dinamika nada yang dibuat tinggi/nyaring atau lembut/rendah (crescendo dan drescendo). 

Permainan twinkle nada ini biasanya di gabung dengan efek-efek sound dari synthesizer atau FX yang dreamy atau eksperimental dari alat musik lain, misal alat musik tradisional yang digunakan oleh band Sigur Ros.

Nah, perpaduan ramuan tersebut akan menghasilkan alunan nada sehingga sebuah lagu seakan membentuk sebuah cerita yang memiliki tingkatan emosi dan klimaks, seolah-olah mengajak pendengarnya untuk ikut merasakan emosi dan kisah yang di usung lagu tersebut.

Sejarah Musik  Post-rock


Musik Post-rock merupakan bentuk musik ekperimental Rock  yang memiliki ciri khas eksplorasi tekstur dan timbre dalam struktur, akord dan riff pada musik traditional rock.

Musisi Post-rock biasanya  menggabungkan  ekperimental Rock dan elektronik yang dikemudian hari Genre ini muncul dalam komunitas musik indie dan underground pada 1980-an dan awal 1990-an. Seniman seperti Talk Talk dan Slint telah dikreditkan dengan menghasilkan karya-karya dasar dalam gaya pada awal 1990-an. 


Simon Reynolds
Simon Reynolds

Istilah post-rock sendiri secara khusus digunakan oleh jurnalis Simon Reynolds, yang pada tahun 1994 mereview album dari Bark Psychosis -Hex yang diterbitkan dalam majalah Mojo edisi Maret 1994. Reynolds memperluas gagasan itu kemudian dalam The Wire edisi Mei 1994. Beliau berpendapat :
Bark Psychosis - Hex "Memainkan musik bukan rock dengan instrumen rock, dan lebih mengutamakan texture dan timbre daripada power chord" .
Setelah itu sekitar tahun 1996-1997 muncullah Band Mogwai yang memainkan musik Instrumental Rock yang pada saat itu kebanyakan penikmat musik menganggap musik mereka merupakan musik dengan genre post-rock.
 
Sejak saat itu, beberapa band post-rock mulai bermunculan, seperti Explosions In The Sky, Godspeed You! Black Emperor,Mono,Hammock,This Will Destroy You,Sigur ros.


Sigur Ros Post-rock Band
Sigur Ros, Post-rock Band asal Islandia

Mogwai Post-rock Band
Mogwai,  Post-rock Band



Perkembangan Musik Post-Rock di Indonesia


Evolusi musik post-rock di Indonesia berkembang dari band-band Britpop, bukan Grunge yang memang pada saat itu menguasai dunia musik era 90-an yang kemudian dikembangkan menjadi musik shoegaze oleh band asal Bandung, The Milo dan Friday. Setelah itu muncul tren musik experimental seperti yang dibawakan oleh Polyester Embassy dari Bandung pada kemunculan pertamanya di tahun 2006.

Pada tahun 2008, band-band shoegazing & post-rock Jakarta-Bandung, berkolaborasi mengadakan Supersonic Fest yaitu sebuah tur musik di sekitaran pulau Jawa. Tur ini banyak melahirkan banyak band-band keren, seperti MellonYellow, Whistler Post, Sharesprings, JellyBelly.

Musik post-rock kemudian tumbuh menjadi besar dan berhasil mencuri perhatian penikmat musik di Indonesia. Baru-lah setelah itu lahir band-band post-rock lokal yang lebih ‘modern’ seperti A Slow In Dance, Echolight, Under The Big Bright Yellow Sun, Space and Missile yang berasal dari Bandung.

Post-rock di indonesia semakin berkembang dengan mulai bermunculannya acara gigs lokal yang diadakan oleh Komunitas post-rock . Berawal dari acara komunitas yang umumnya gratisan inilah, para pemuda-pemudi generasi Z hingga milenial diperkenalkan pada scene musik post-rock

Mungkin tidak banyak yang tahu jika gigs seperti Silent May dan Quiet Loud yang merupakan acara gigs post-rock hasil kerjasama "barudak" post-rock Jakarta-Bandung, ikut andil dalam lahirnya acara gigs scene post-rock di Indonesia hingga saat ini. Salah satu komunitas post-rock yang aktif mengadakan  gigs di Bandung adalah, Post Rock Bandung.


Ilustrasi komunitas post-rock Bandung
Ilustrasi komunitas post-rock Bandung oleh artjoka


ilustrasi band polyester embassy
ilustrasi band polyester embassy oleh artjoka


Jadi, bisa dikatakan bahwa berkembangnya musik ilustrasi band polyester embassy di Indonesia lahir dan besar oleh komunitas Post Rock itu sendiri.

Mengapa tidak? karena kurangnya informasi seputar scene Post-rock juga minim acara di stasiun TV nasional yang menampilkan musik serupa membuat para penggemar musik Post-rock "berang" sehingga marah dalam kekecewaan dan membentuk scene dan acara sendiri.

Post-rock Indonesia pun mengalami puncak kejayaannya ketika akhirnya band Sigur Ros mengadakan konser di jakarta pada tahun 2013 silam dan membuka gerbang kesuksesan bagi band Post-rock Indonesia utnuk melebarkan sayapnya di panggung acara musik besar di Indonesia.

Band Post Rock seperti Polyster Embassy dan Under The Big Bright Yellow Sun yang keduanya asal Kota Bandung mulai sering diajak tampil di acara besar oleh event musik besar, seperti Kickfest, synchronize fest dan Soundrenaline lantas menjadi "langganan" tetap dari tahun ke tahun seiring dengan semakin banyaknya penggemar musik Post-rock. Under The Big Bright Yellow Sun ( UTBBYS) juga kerap berkolaborasi dengan musisi lain seperti band Jeruji dan KOIL.

Under the big bright yellow sun, Band Post-rock Bandung
Under the big bright yellow sun, Band Post-rock Bandung

UTBBYS  Featuring OTONG KOIL
UTBBYS on Stage Featuring OTONG KOIL

Adalah Under The Big Bright Yellow sun ( UTBBYS), yang merupakan Band Post Rock kelahiran 2007 silam, hingga saat ini masih konsisten bermain musik di scene Post-rock dan bahkan sudah menelurkan 3 album dalam kurung waktu kurang lebih 14 tahun berkarya. Untuk ukuran sebuah band di genre yang bisa dibilang underated,  ini adalah sebuah prestasi. 

Padahal awalnya mereka hanya bermain di acara gigs komunitas, lalu beranjak di acara kampus sampai akhirnya event musik besar dan bahkan masuk acara musik TV nasional ( Global TV - DCDC sekitar tahun 2018 ) dan berhasil melakukan Tur Sumatera pada tahun 2016.

Konsistensi mereka bahkan menggiring mereka menuju puncak kesuksesan dengan seringnya menjadi Band yang bermain di stage utama di event musik besar yang saya sebutkan di atas. bahkan, dipinang oleh event musik di Singapura berkelas internasional seperti Mozaic Festival dan mewakili Indonesia untuk tampil di negara Australia pada event musik besar mereka yaitu OZ ASIA Festival tahun 2017 silam. 


Musik Post-rock acara DCDC
Musik Post-rock acara DCDC (UTBBYS)

Sihir Galau itu Bernama Post-rock


Apa kelebihan genre musik Post-rock sehingga banyak diminati kaum rebahan? Tiada lain dan bukan dikarenakan musik  Post-rock umumnya memiliki durasi yang panjang ( 3 menit - 10 menit ), terasa mengawang dan penuh nada-nada minor sehingga dianggap cocok untuk ber-galau riau yang merupakan aktivitas paporit kaum rebahan termasuk.

Meski demikian musik Post-rock tidak hanya asyik menjadi teman berenang dalam kegalauan,  tapi juga buat menemani aktivitas lainnya seperti menulis di blog, menggambar, mengerjakan tugas atau PR, berkebun, piknik dan aktivitas lainnya. 

Penasaran dengan musik Post-rock? Yuk sambil dengerin playlist Post-rock favorit artjoka pada widget Spotify di sidebar blog artjoka, selamat menikmati. 

Eka FL
Momblogger Bandung | Digital Illustrator & Graphic Designer | Agriculture and Landscape Architecture Bachelor Degree

Related Posts

14 komentar

  1. Jujur, aku nggak pernah denger nama-namanya, tapi serius jujurnya, aku suka walau baru denger pertama kali 😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. welcome to the club mba, hehehe. donlot gratis bisa di bandcamp. tinggal klin nama bandny ntar keluar lagulagunya

      Hapus
  2. Gak pernah denger sebelumnya. Tapi aku kok suka yaaa explosions in the sky 🤩 aku gak tau banyak soal musik sih, lebih ke penikmat aja. Tapi berasa banget britpopnya pas suara drumnya keluar. Mau coba dengarkan yang lain ahhh

    BalasHapus
    Balasan
    1. rekomendasi aku, FIRST BREATH AFTER COMA. klimaks lagunya duhai, wehehehe

      Hapus
  3. ommo
    aku baru tahu ada genre ini dari tulisan kaka. Terus kuputer sambil bacain pos kaka ini. Ternyata lagunya asik banget ya buat ngegalau. Terus kalo LIVE gitu berarti bener-bener dengerin instrumen musik aja ya...hmm hmm

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe, sekarang udah kenal kan ya, tinggal kepo kepo aja lagu lagunya di yutup. kalo live JUSTRU LEBIH MAGICAL kak, feel dan emosi nya lebih dapet. biasanya, yang blm pada tau apa itu psotrock, jatuh cintanya pas liat LIVE

      Hapus
    2. oh gituuu. Malah lebih menyentuh jiwa ya kalo LIVE hehe
      tapi sayangnya sekarang karena wabah jadi ga bisa lagi ya nonton konser untuk sementara waktu yang entah sampai kapan baru bisa lagi huhuhu

      Hapus
    3. iya, karena tanpa lirik itu kanm jadi performance mereka yang jadi fokus utama. iya, sedih tauuu hiks

      Hapus
  4. Wah menyenangkan baca tulisan soal musik kayak gini. Saya penggemar musik tapi ga lihai menulis soal musik. Saya suka musik apa aja. Mulai klasik dsb. Ada musik rock yang rada memadukan semacam musik klasik seperti musiknya Meat Loaf yang tenar era 2000 awal. Atau The Queen degan Bohemian Rhapsody. Tapi saya gak paham itu masuk jenis musik rock apa.

    BalasHapus
  5. Musik bagi saya memang selalu menjadi elegi yang hampir sempurna untuk segala suasana. Tak peduli apa genrenya, saya semua suka!

    Terakhir saya bahkan sempat gandung dengan trance, ini bisa termasuk post rock apa tidak, yah? :D

    BalasHapus
  6. Aku suka mendengarkan musik tp ngga paham jenis aliran² musik. Dan baru denger aliran musik post rock. Biasanya dengerin musik modal enak di dengar aja sih. Hehe

    BalasHapus
  7. wah aku baru tahu kalau ada band dengan konsep seperti ini, nirvokal. secetek-tahuku, ya musik dinikmati karena suara instrumen dan vokalnya. tapi ini beda banget. duh mainku kurang jauh ternyata

    BalasHapus
  8. Menurutku orang2 yg paham dan suka genre2 yg gak umum ini orang2 pilihan & spesiel deh wkwk. Soalnya kan jrg terpublish sehari2. Ak aja baru tau ini dan bakal cari di internet setelah ini ;) keren kak insightnya

    BalasHapus
  9. Saya anak delapan puluhan. Pernah dengar itu Genre yg muncul dalam komunitas indie. Baru tahu ini Mlmusisi post-rock ini bisa jadi gabungan dari ekperimental rock dan elektronik yang jadi genre musik indie itu sendiri

    BalasHapus

Posting Komentar