Sejujurnya, saya sebel sama salah satu kebudayaan sunda yang sudah mengakar dalam darah dan jiwa anak-anak saya, BANGBARONGAN.
kenapa? jawabannya pribadi sih, saya jijik aja ketika si bangbarongan mulai "jadi" alias kesurupan dan makan kaca, gelas atau apapun lalu muntah.
Tapi sayangnya, keenan begitu terobsesi jadi Bangbarongan sampai minta dibikinin bangbarongan dari kardus bekas dan akhirnya minta dibeliin bangbarongan kayu, kuda lumping sampai terompetnya. yah, saya sebagai ortu sayang anak dibeliin aja deh daripada keenan rudet dan rungsing.
lalu saya tanya, " kenapa sih kakak suka banget sama bangbarongan? sampai lupa sama Spiderman?" lalu dia jawab, " karena bisa jadi" ( maksudnya kesurupan), mungkin dalam pikirannya bangbarongan semacam makhluk magical yang punya kekuatan super layaknya spiderman kali ya.
sampai-sampai, dia gambar bangbarongan saking "cinta"-nya sama bangbarongan
"bangbarongan" karya keenan
Padahal, sebelum ketemu bangbarongan, dia idola banget sama spiderman. sampai dibeliin kostumnya dan minta di bikinin hand-gun yang ngeluarin jaring laba-laba.
aduh aduhhh, dasar anak-anak ya, ckckckck....
lalu yang jadi pertanyaan, kenapa asih anak-anak suka banget pura-pura jadi superhero?
aku gak tau jawabannya, lalu search lah di mbah gugle. dan ini lah jawabannya :
Menurut Ayahbunda.co.id :
" Mampu melompati gedung tinggi dengan satu ayunan tali, atau mengubah dunia dengan satu tiupan memang tak bisa manusia biasa lakukan, apalagi anak-anak kita. Namun memang berpura-pura atau meniru sedikit kekuatan super Spiderman, Batman, Ironman, Wonderwoman membuat anak merasa lebih besar dan lebih baik.
“Anda tak bisa mengurangi efek kebanggaan itu,” kata Lawrence Rubin, psikoterapis asal Australia, editor buku Using Superheroes in Counseling and Play Therapy. “Itulah bagian dari pesona seorang tokoh pahlawan. Dunia ini besar dan anak-anak hanyalah benda kecil.”
jadi, ada rasa bangga gitu bagi anak bisa jadi superhero karena punya kekuatan super. lantas baik gak sih anak-anak terus main pura-pura?
Masih menurut ayahbunda.co.id
“Main pura-pura adalah bagian penting dalam perkembangan sosial anak. Permainan ini membantu anak mengembangkan kemampuan bergaul dengan teman sebaya,” kata Barber. Kemampuan anak memerankan sesuatu yang bukan dirinya—misalnya saat main “ibu-ibuan”- juga menandakan dia mengerti dirinya adalah pribadi yang terpisah dan berbeda dari ibu.
Permainan imajinatif membantu mengasah kemampuan anak memerkirakan apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan orang lain. Juga, meningkatkan pemahaman anak akan dunia di sekitarnya. “Di dalam benaknya, anak-anak berusaha membangun kembali apa yang mereka dengar dan lihat di dunia nyata. Melakukan tindakan imajiner, membantunya memahami banyak hal, termasuk tindakan orang dewasa,” terang Barber.
eehhmmm, oh ya jadi begitu.
baiklah kalo begitu, emak dukung deh anak-anak suka pura-pura jadi apapun, selama gak pura-pura sayang emak aja ya, hehehehe