Sudahkah anda baca postingan saya soal Ketika emak sama gak pede-nya sama sang anak ?? Disana saya
curhat tumpah ruah soal saya yang “merasa” jadi ambivert. Apa sih ambivert
itu? Sebelum kita
bahas kesana, simak dulu yuk apa itu introvert dan ekstrovert.
INTROVERT
Banyak orang
yang salah mengira kalo introvert itu adalah ANSOS alias anti sosial. Padahal sebetulnya
itu salah, introvert adalah istilah dimana seseorang lebih suka menyendiri
ketimbang nimbrung diantara orang banyak tetapi tidak menutup diri dari dunia
luar. Seorang introvert hanya memiliki
kecenderungan dalam hal menyimpan semua perasaannya
sendiri dan menarik diri ketika berada
di tengah-tengah sekumpulan orang yang tidak mereka kenal baik. Seorang introvert
juga Lebih mudah bersosialisasi jika
bersama dengan orang yang sudah mereka kenal baik.
Jadi intinya,
orang introvert itu adalah orang penyendiri dan bukan tipe inisiator percakapan
dalam suatu perkumpulan.
EKSTROVERT
Ekstrovert
merupakan kebalikan dari introvert, kepribadian ekstrovert cenderung lebih
membuka diri terhadap dunia luar. Mereka menyukai keramaian, dengan banyak
interaksi dan aktivitas sosial. Tipe kepribadian ini lebih mudah mengungkapkan
perasaan melalui kata-kata, mudah bosan dengan kesendirian, dan lebih senang
bercerita daripada mendengarkan. Keunggulan dari tipe ekstrovert adalah
kepercayaan diri antusiasme yang tinggi, mudah bergaul, aktif, dan dapat
berinteraksi dengan banyak orang sekaligus.
Nah, kalo Ekstrovert adalah istilah dimana seseorang
menyukai lingkungan luar dan introvert
adalah istilah dimana seseorang yang lebih suka menyendiri. Nah, lalu apa
pengertian dari Kepribadian Ambivert? Ambivert merupakan gabungan dari Introvert
dan Ekstrovert.
AMBIVERT
Ambivert
atau Ambiversion merupakan Kepribadian manusia yang berada ditengah-tengah
introvert dan ekstrovert yang seimbang. Dengan demikian seseorang yang memiliki
kepribadian ambivert dapat merasa nyaman dalam kondisi apapun, seperti disaat
mereka sedang sendiri ataupun sedang berada ditempat yang penuh dengan
keramaian.
Sejarah Perkembangan Kepribadian Ambivert
Carl Gustav Jung
(26 Juli 1875 - 6 Juni 1961)
adalah psikiater Swiss dan perintis psikologi analitik
Carl
gustav Jung adalah orang yang pertama kali mengelompokkan dua tipe tingkahlaku
manusia berdasarkan sosialnya, yaitu tipe introvert dan ekstrovert. Introvert
merupakan pribadi yang tertutup, dimana orang tersebut selalu berhati-hati
dalam berinteraksi dengan orang lain, sedangkan ekstropert merupakan pribadi
yang terbuka yang sangat suka bergaul dan berinteraksi dengan orang lain.
Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Adam M. Grant menyatakan bahwa seseorang dengan
kepribadian ekstrovert mempunyai kemampuan komunikasi bisnis yang lemah. Tetapi
bagi seseorang yang mempunyai karakter ambivert dimana seseorang mempunyai tipe
karakter campuran dari keduanya yaitu introvert dan ekstrovert, dinilai sukses
dalam membangun bisnis dan usaha.
Pada
jurnal Psychological Science tahun 2013 menjelaskan bahwa seseorang dengan
karakteristik ambivert akan lebih mudah beradaptasi pada lingkungannya. Istilah
Ambivert sendiri diciptakan oleh psikolog Hans Aysencek. Seseorang dengan tipe
ambivert tidak mudah dipengaruhi oleh faktor luar mereka cenderung menggunakan
pandangannya sendiri. Kesimpulan ini didapat ketika melakukan tes kepribadian
yang dibuat oleh daniel H. Pink.
Ciri – ciri seseorang dengan kepribadian ambivert
Pengukuran
kepribadian manusia seringkali dilakukan secara kaku. Bagi seseorang yang suka
bergaul atau suka dengan situasi keramaian masuk ke kubu ekstrovert sedang kan
seseorang yang lebih suka menyendiri atau paling suka dengan ketenangan masuk
ke kubu introvert.
Lalu
bagaimana dengan seseorang yang lebih fleksibel dimana seseorang tersebut bisa
menikmati kedua kondisi tersebut ? mereka masuk ditengah-tengah kubu antara
introveert dan ekstrovert yaitu mereka yang mempunyai kepribadian ambivert.
Adapun
ciri-ciri seseorang dengan kepribadian ambivert yaitu :
1. Mudah
berada dalam zona nyaman terutama di keramaian
Bagi
mereka yang mempunyai kepribadian introvert mungkin akan merasa tidak nyaman
jika berada ditengah keramaian, tetapi bagi seseorang dengan kepribadian
ambivert dan ekstrovert akan merasa nyaman-nyaman saja ketika berada ditengah
– tengah keramaian.
Hanya
saja perbedaannya bagi seseorang dengan kepribadian ekstovert akan lebih aktif
memulai percakapan terlebih dahulu dengan orang baru sedangkan seseorang
ambivert lebih suka menikmati kondisi tersebut dengan cara hanya melihati
situasi disekelilingnya dan tidak berinisiatif untuk memulai percakapan
terlebih dahulu dengan seseorang.
2. Memiliki
ruang waktu sendiri dalam bersosialisasi
Orang
ekstrovert akan lebih suka atau bersemangat jika bertemu dan berkomunikasi
dengan orang lain, sedangkan orang introvert akan lebih nyaman jika menyendiri
dan bisa bergelut dengan dunianya sendiri. Tetapi bagi orang ambivert berada
ditengah – tengah situasi tersebut.
Mereka
akan merasa gerah jika terlalu lama menyendiri karena mereka juga membutuhkan
bersosialisasi dengan orang lain, tetapi di satu sisi lain si ambivert akan
merasa mudah lelah jika terlalu banyak berinteraksi/ bersosialisasi dengan
orang lain.
3.
Kepribadian menyesuaikan lawan bicara
Seorang
ambivert lebih fleksibel, lebih bisa memposisikan dirinya, disaat lawan bicara
mereka merupakan seorang dengan tipe introvert dia akan lebih banyak berbicara.
Tetapi jika lawan bicara si ambivert adalah seseorang dengan tipe ekstrovert
dia akan membiarkan lawan bicaranya bercerita dan si ambivert akan lebih banyak
mendengarkan.
4. Fokus
terhadap pembicaraan yang spesifik
Seorang
ambivert tidak pernah merasa malas untuk menanggapi percakapan ringan meskipun
hanyalah basi – basi. Tetapi seorang ambivert akan lebih bersemangat jika
percakapan tersebut merujuk pada topik yang lebih spesifik atau mendalam sesuai
minat. Seorang ambivert lebih tertarik berbicara tentang filosofi sebuah
kehidupan.
5. Mampu
berbicara sesuai situasi dan kondisi
Seorang
ambivert lebih intuitif, lebih tahu kapan harus bicara dan kapan harus diam.
Seorang ambivert bisa melakukan hal tersebut secara bergantian pada waktu yang
tepat.
6. Tidak
mudah membuat suatu perencanaan
Jika
seorang ambivert dihadapkan dengan dua rencana/ pilihan biasanya mereka akan
merasa sulit dalam menentukan pilihannya. Mereka bisa menentukan pilihannya
dengan berdasarkan mood mereka saat itu.
7. Mudah
beradaptasi
Seorang
ambivert bisa dengan mudah berbaur dengan seorang yang mempunyai kepribadian
introvert maupun ekstrovert. Maka dari itu , seorang ambivert lebih bisa
memahami orang lain.
8.
Seorang individu yang multi-tasking
Seorang
ambivert akan tetap bisa mengerjakan sebuah proyek dengan cara berkelompok
ataupun individu, karena mereka merupakan seseorang yang fleksibel dan nyaman
disituasi apapun.Tetapi untuk seorang dengan kepribadian introvert lebih suka
mengerjakan sendiri dan seorang ekstrovert tidak bisa mengerjakan suatu proyek
sendiri.
Sudah jelas kan mengenai apa itu AMBIVERT dan kenapa saya meng-klain diri sebagai ambivert? Hehehe, apapaun jenis kepribadian emak, selama itu nyaman, jalani saja. Jangan gusar sama pendapat orang yg ngatain kita terlalu pendiam ato gak mau gaul atau bahkan di cap sok selebritis karena kita kebanyakan ngocoblak! Hihihi, mungkin karena orang-orang itu belum belajar psikolog ke kakek Carl gustav Jung, hehehe
Kalo kata
sahabat saya, “ gitu aja repot iiihh meni rempong! Jangan dipersulit hon, jalani aja
dan have fun!!! “
sumber data ilmu :
dosenpsikologi.com
hellosehat
deebacalah.blogspot.com
Posting Komentar
Posting Komentar